Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Meningkatkan Peran Perempuan melalui Penerapan Teknologi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Global Affairs Canada dan Oxfam meluncurkan proyek PowerUp untuk memperkuat partisipasi perempuan dengan teknologi.

Program PowerUp dirancang untuk tiga tahun ke depan dengan dua tujuan meningkatkan partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan lokal dan akses perempuan terhadap layanan kesehatan. Program ini berfokus pada penggunaan teknologi agar perempuan sebagai individu dan kolektif dapat melakukan aksi sebagai warganegara.

Untuk melangsungkan program ini, dukungan pendanaan berasal dari Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada. Proyek ini menargetkan 12.000 perempuan dan laki-laki yang tinggal di 52 desa terletak di empat kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Program ini kesempatan yang baik bagi keterlibatan perempuan dan kelompok perempuan untuk mengungkapkan opini mereka secara strategis dan praktis di desa," kata Siti Rohana, fasilitator pendamping warga desa dari Lombok Utara.

Perlu diketahi, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Namun, perempuan dan anak perempuan secara signifikan tetap terpinggirkan karena upaya yang terbatas untuk membela hak dan kebutuhan mereka.

Lalu Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan rasio kematian ibu hamil tertinggi di Asia Tenggara, dengan 125 kematian ibu dari setiap 100.000 persalinan.
Kejadian kematian ibu secara signifikan terkait dengan akses perempuan terhadap layanan kesehatan reproduksi. Agar desa dapat memperkuat kesehatan perempuan, ini ditentukan saat pertemuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, ketika rencana penganggaran desa dibuat.
Bagi perempuan, ini berarti mereka harus dilibatkan dalam ruang politik dan ruang kewarganegaraan agar perempuan dapat melakukan advokasi untuk layanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan.

PowerUp akan dilaksanakan di empat kabupaten yang memiliki angka kematian ibu hamil tertinggi dan angka partisipasi politik perempuan yang rendah (4-15 persen). Untuk tiga tahun ke depan Oxfam bersama mitra lokal dan kelompok perempuan akan bekerja sama melibatkan lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi dalam politik lokal.

Adapun mitra lokal yang dilibatkan di sini ialah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah (PKBI) NTB, sebuah organisasi hak asasi manusia dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dalam upaya kesehatan reproduksi ibu dan anak, Perkumpulan Koslata (Koslata), organisasi pembangunan dengan 25 tahun pengalaman melaksanakan program kepemimpinan perempuan.

Kemudian Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (Konsepsi), organisasi pembangunan, penelitian, dan advokasi dengan pengalaman lebih dari 15 tahun dalam kampanye hak-hak perempuan, serta Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi wilayah NTB (KPI), sebuah organisasi yang mengkhususkan diri pada hak-hak perempuan, perspektif politik perempuan, dan partisipasi perempuan dalam pembangunan. ima/R-1

Pemanfaatan Teknologi

Selain itu, program PowerUp juga akan menciptakan ruang digital yang aman untuk membantu perempuan melaksanakan secara lengkap hak demokratisnya.

Bermitra dengan VOTO Mobile, PowerUp akan menggunakan platform dan aplikasi digital agar perempuan dapat secara bebas menyuarakan pandangan, kebutuhan dan permintaan mereka. Mitra lokal akan mendorong perempuan, laki-laki dewasa, anak laki-laki dan perempuan untuk bisa menyuarakan pendapatnya dan bersama-sama mendorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak-anak.

"PowerUp bertujuan memperbaiki kehidupan perempuan dan anak perempuan dengan tiga cara, memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam demokrasi lokal, meningkatkan akses perempuan terhadap layanan kesehatan yang penting, dan dapat menyumbang mengembangkan literasi digital bagi kaum perempuan," kata Julie Delahanty, Direktur Eksekutif Oxfam Canada.

Perempuan yang berperan akan memegang kendali dan dapat bertindak secara bersama-sama. Ini juga dapat diartikan sebagai bentuk kekuatan yang dapat mengatasi ketimpangan dan mengakhiri kemiskinan. PowerUp akan membantu perempuan memperkuat masa depan mereka. ima/R-1

Kefasihan dan Keakuratan Berbahasa Inggris

Kemampuan berbahasa Inggris biasanya diukur melalui tingkat kefasihan dan keakuratan. Kefasihan dan keakuratan masih saja diperdebatkan untuk mencari tahu mana yang lebih penting saat belajar berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris.

Dalam sesi diskusi yang diadakan British Council Indonesia Foundation, para awak media yang hadir diajak untuk menyuarakan dan mempertahankan pendapatnya mengenai mana yang menurut mereka lebih penting, kefasihan atau keakuratan.

Ryan Klaschinsky, myClass Academic Manager yang hadir sebagai pembicara menjelaskan Kefasihan dan keakuratan adalah dua faktor yang dapat menentukan kesuksesan dalam mempelajari bahasa Inggris di masa depan.

"Pada dasarnya, keakuratan merupakan kemampuan untuk menghasilkan kalimat yang benar dengan menggunakan tata bahasa dan kosakata yang benar.

Di sisi lain, kefasihan adalah kemampuan untuk menghasilkan bahasa dengan mudah dan lancar. Lalu, apakah akurasi menyebabkan kefasihan atau kefasihan menyebabkan keakuratan? Akurasi dan kelancaran berhubungan erat, yang mengarah pada anggapan bahwa keduanya diperlukan untuk komunikasi yang sukses," terangnya.

Ryan memberikan beberapa tip mengenai bagaimana meningkatkan kefasihan dan keakuratan dalam berbahasa Inggris. Yang pertama untuk meningkatkan kefasihan dan keakuratan dalam berbahasa asing ialah menyadari apa yang hendak Anda ucapkan.

Kemudian percaya diri dalam berbicara, dan jangan malu jika melakukan kesalahan. "Dengan membuat kesalahan, berarti Anda memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Untuk meningkatkan kefasihan, sebagai contoh, Anda dapat memulainya dengan tidak berbicara terlalu cepat. Kecepatan dalam berbicara tidak selalu menjadi tanda kefasihan. Lebih baik berbicara dengan perlahan dan jelas ketimbang berbicara terlalu cepat sehingga sulit dipahami lawan bicara," jelasnya.

Selain itu coba untuk tidak menerjemahkan secara langsung dari bahasa asli ke bahasa Inggris, karena terkadang hal tersebut membuat kalimat menjadi tidak natural.

"Hanya karena seseorang fokus pada keakuratan dalam berbicara berbahasa Inggris, bukan berarti dia dapat berkomunikasi secara efektif. Sebagian orang berbicara dengan sangat fasih, namun mungkin saja kalimatnya penuh dengan kesalahan. Sebaliknya, sebagian orang berbicara dengan terbata-bata namun penuh dengan keakuratan," terangnya.

Kemudian untuk memperkuat keakuratan kata, Ryan menyarankan untuk mencatat apa yang Anda katakan saat berbicara dengan bahasa Inggris. "Jika Anda melakukan kesalahan, catatlah dan tanyakan ke pengajar atau ahli bahasa Inggris mengenai bagaimana memperbaiki kesalahan tersebut. Dan diharuskan banyak membaca karena dapat membantu memperkaya perbendaharaan kata dan penggunaannya dalam berbahasa Inggris," pungkasnya. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top