Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menilik Kehebatan Vaksin Covid-19 Milik Pfizer

A   A   A   Pengaturan Font

Langkah pengembangan vaksin untuk pencegahan penyakit Covid-19 telah mencapai pada tahapan positif. Perusahaan farmasi Pfizer pada Senin (9/11) menyatakan berhasil dalam uji klinis tahap ketiga atau tahap akhir.

"Hari ini adalah hari yang luar biasa bagi sains dan kemanusiaan. Hasil pertama dari uji coba vaksin Covid-19 fase 3 kami memberikan bukti awal kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," kata CEO Pfizer, Albert Bourla, seperti dilansir Business Insider.

Pada tahap akhir tersebut, pengujian pada 43.538 relawan mendapatkan hasil efektivitas kemanjuran 90 persen untuk mencegah terjadinya Covid-19, setelah mendapatkan dua dosis pertama dan kedua dalam jarak 3 pekan. Sementara itu, kelompok kontrol hanya mendapatkan suntikan plasebo berupa air asin.

Atas klaim keberhasilan tersebut, perusahaan farmasi yang berbasis di New York itu berencana mengajukan izin darurat yang berguna dalam pendistribusian vaksin secara lebih luas. Namun, Pfizer masih membutuhkan lebih banyak data tentang keamanan sebelum minta keadaan darurat.

Hasil pengujian Pfizer bersama mitranya, yaitu BioNTEch dari Jerman, menjadi pertama yang melaporkan hasil positif pada uji klinis tahap akhir. Pengembangan vaksin ini hanya butuh waktu kurang dari satu tahun. Ini sekaligus belum ada preseden, sehingga mampu melonjakkan saham kedua perusahaan.

Meski uji klinis tahap ketiga sudah selesai, belum diketahui berapa lama vaksin akan bekerja, serta efek samping serius apa yang muncul dan belum terdeteksi. Setelah keberhasilan tersebut tantangan selanjutnya adalah distribusi dan logistik.

Vaksin dari Pfizer butuh alat canggih untuk penyimpanan pada suhu minus 94 derajat Fahrenheit atau 34,4 derajat Celsius. Dengan jumlah pasokan mencapai sekitar 20 juta hingga 30 juta dosis pada 2020, jumlah ini baru memenuhi kebutuhan 10 persen populasi Amerika Serikat (AS).

Di AS sendiri vaksinasi akan dilakukan bertahap dengan prioritas pada mereka yang berisiko tinggi jatuh sakit, seperti petugas kesehatan garis depan dan orang tua. Karena belum merata setelah divaksin, orang tetap diharuskan memakai masker dan menjaga jarak secara sosial.

Saat ini hasil analisis terhadap hasil uji klinis masih belangsung termasuk menganalisis 164 kasus Covid-19 yang terjadi pada relawan. Selain itu dewan ahli independen sedang meninjau data untuk melihat mereka yang mendapat vaksin eksperimental, apakah lebih kecil sakit Covid-19 daripada mereka yang mendapatkan plasebo air asin.

Tujuan utama analisis untuk melihat apakah vaksin tersebut mengurangi kasus Covid-19 setelah mendapatkan kedua dosis tersebut. Peneliti menghitung kasus mulai seminggu setelah relawan menerima dosis kedua. Pfizer sendiri mengatakan, perlindungan dari virus dicapai setelah 28 hari dari dosis awal.

Belum ada jaminan kekebalan jangka panjang bagi mereka yang disuntik vaksin Pfizer. Artinya, sampai saat ini risiko dari efek samping jangka panjang tetap tidak diketahui. Para ahli mencatat uji coba vaksin jarang dapat mengidentifikasi efek samping ultrarare atau kejadian yang sangat jarang, satu dari sejuta kejadian.

Badan kesehatan AS memiliki sistem pengawasan untuk melacak kemanjuran dan keamanan vaksin setelah suntikan dilakukan kepada masyarakat. Melalui inisiatif vaksin virus korona Operation Warp Speed, pemerintah AS telah menghabiskan berbulan-bulan untuk mempersiapkan kesuksesan uji klinis tersebut.

Efek Jangka Panjang

Pemerintah AS mencapai kesepakatan pada Juli dengan Pfizer untuk membeli 100 juta dosis seharga 1,95 miliar dollar AS atau sekitar 28,2 triliun rupiah. Kontrak itu juga termasuk opsi untuk membeli hingga 500 juta lebih dosis. Selain itu, perusahaan ini juga telah mencapai kesepakatan dengan beberapa pemerintah di seluruh dunia.

Secara total, Pfizer mengharapkan untuk membuat 50 juta dosis pada tahun 2020 dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) akan memutuskan apakah akan mengesahkan vaksin eksperimental.

FDA diharapkan segera membentuk panel ahli independen untuk meninjau data setelah Pfizer mengajukan permohonannya. Meskipun Pfizer mengatakan harus memiliki data keamanan yang cukup dari studi tersebut pada pekan ketiga November 2020 untuk mengirimkan vaksin untuk ditinjau, tidak jelas seberapa cepat proses pengaturan akan bergerak.

Panel ahli FDA biasanya mengadakan pertemuan publik yang panjang untuk menanyakan pertanyaan tentang ketelitian data serta risiko dan manfaat menyetujui obat eksperimental. Ilmuwan FDA kemudian mempertimbangkan rekomendasi grup tersebut. Akhirnya membuat keputusan persetujuan.

Biasanya, badan tersebut membutuhkan waktu enam hingga 10 bulan untuk meninjau permohonan obat dan vaksin baru. Meskipun secara luas diperkirakan bahwa garis waktu akan dipercepat secara dramatis mengingat urgensi pandemi, jadwal pastinya masih belum jelas. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top