Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 05 Jan 2018, 06:00 WIB

Menikmati Pelepasan Tukik di Pantai Pangumbahan

Wisata Edukat dukatif - Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tampak sepi pengunjung, beberapa waktu lalu. Kawasan ini ramai pengunjung saat ada pelepasan tukik karena sekaligus jadi ajang wisata edukatif.

Foto: Koran Jakarta / Teguh Raharjo

Melihat dari dekat pelepasan tukik atau bayi penyu memang memiliki keasyikan tersendiri. Ratusan tukik itu berjalan perlahan-lahan di atas pasir menuju lautan bebas. Tak ada rasa takut, tukik itu terus berjalan ke arah hempasan gelombang untuk mengembara ke lautan lepas.

Lautan lepas yang akan membesarkan mereka dan ketika dewasa akan mendarat kembali untuk bertelur di tempat yang sama. Para pengunjung pun cukup bersabar untuk melihat atraksi yang menarik di Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), baru-baru ini.

Sekitar pukul 17.30 WIB, atraksi yang dinanti-nantikan pun tiba tatkala enam pegawai kawasan konservasi yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar, mendatangi tepian pantai yang sudah dipasang tali batas pengunjung, dengan membawa enam ember besar berisikan tukik. Saat enam ember itu ditumpahkan, pengunjung pun berebutan untuk melihat dari dekat lenggak-lenggok tukik itu ke laut.

"Setiap tahunnya wisatawan yang ingin melihat pelepasan tukik selalu meningkat, seperti pada 2016 sekitar 25 ribu orang. Pada 2017, diperkirakan bisa mencapai 30 ribu orang," kata pegawai Kawasan Konservasi Pesisir Pantai Pangumbahan, Musanif.

Bisa dikatakan boleh saja wisatawan mendatangi sejumlah objek wisata pantai, seperti Pantai Cibuaya atau pantai di Ujung Genteng, tapi tetap kurang afdol jika tidak melihat wisata edukasi ini mengingat konservasi tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia.

Apalagi penyu yang ada di kawasan konservasi Pangumbahan itu merupakan satwa yang harus dilindungi meski sudah ditangkarkan mengingat jenisnya penyu hijau yang menjaga populasi rumput laut. "Penyu hijau ini dikenal dengan farmer of the sea, hingga keberadaannya benar-benar dilindungi," kata Musanif.

Petugas konservasi mengingatkan para wisatawan agar jangan mengganggu para tukik tersebut. Tukik ini nanti akan menjadi penyu dan akan mendarat kembali ke Pantai Pangumbahan untuk bertelur pada 25 tahun mendatang.

Musanif membenarkan tukik yang sudah dewasa menjadi penyu akan mendarat kembali pada usia 20 sampai 25 tahun mendatang. "Dari para ahli, menyebutkan dari seribu tukik yang dilepaskan, satu ekor akan hidup," jelas Musanif kepada para wisatawan.

Perburuan Penyu

Saat ini, kondisi penyu di Indonesia memang cukup memprihatinkan karena beberapa penyebab, dari rusaknya hutan pantai yang dijadikan tempat satwa itu untuk bertelur hingga perburuan telur dan daging. Mungkin perburuan telur dan daging itulah yang dominan.

Untuk wilayah Kecamatan Ciracap, terdapat delapan titik pendaratan penyu, di antaranya yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Dari tujuh jenis penyu di dunia, enam jenis di antaranya ada di Indonesia.

Induk penyu yang mendarat di Pengumbahan itu bisa lima kali bertelur, biasanya minggu pertama naik ke darat bertelur sekitar 60 butir, dua minggu kemudian meningkat menjadi 80 telur. "Sampai lima kali bertelur, pada umumnya satu penyu bertelur 400 sampai 500 telur," kata Musanif sambil menambahkan dalam sehari bisa saja lima kali induk tukik bertelur.

Telur itu, tambah Musanif, selanjutnya direlokasi oleh petugas konservasi ke tempat pesemaian telur penyu dan diinkubasi. Kebanyakan telur penyu itu menetas pada malam hari. Anaknya kemudian didata dan dikarantina untuk diperiksa fisik, kesehatan, dan kelincahannya.

Selanjutnya sore harinya baru dilepaskan ke laut, kenapa harus dilepaskan ke laut? Ini dilakukan agar tukik bisa mencari makanan. Satu tukik bisa menyimpan cadangan makanan sampai 4 hari. "Tukik harus beradaptasi karena kalau di karantina cadangan makanan di perutnya akan habis," kata Musanif.

Pangumbahan oleh The International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah ditetapkan sebagai salah satu dari 32 tapak peneluran utama penyu hijau di dunia. Kendati demikian, potensi pariwisata edukasi untuk daerah Sukabumi bagian selatan itu, belum dimanfaatkan secara optimal.

Sosialisasi keberadaan kawasan konservasi itu juga masih kurang dan bisa dikatakan kalah jauh dengan pengenalan Ciletuh Geopark yang lokasinya berdekatan. "Saya tahu ada konservasi penyu itu dari omongan penjual makanan di warung," kata Hani, warga Bekasi yang mengunjungi lokasi konservasi itu. n tgh/Ant/N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.