Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menikmati Kedai Sarapan di Bandung

Foto : koran jakarta/teguh rahardjo
A   A   A   Pengaturan Font

Aneka Roti Bakar dan Bubur di Kedai Mandiri, di Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, merupakan salah satu jalan teramai di pusat kota.

Makan sambil kongkow dan ngobrol memang mengasyikan. Konsep ini banyak dibuat oleh pengelola rumah makan di Kota Bandung. Tidak pagi, siang atau malam, makan sambil ngobrol di kedai ngopi atau kafe semakin menjamur.

Mengawali kegiatan setiap hari tentu disarankan untuk makan atau sarapan. Namun sarapan dilakukan dengan tergesa-gesa juga tidak baik untuk perut.

Makan dengan santai seperti suasana di rumah sendiri pun banyak dijual. Suasana homie inilah yang sengaja dibawa pengelola kedai sarapan di Kota Bandung untuk menarik minat pengunjungnya.

Aneka Roti Bakar dan Bubur di Kedai Mandiri

Jalan Gatoto Subroto Kota Bandung merupakan slaah satu jalan teramai di pusat kota. Perkantoran, pusat perbelanjaan besar hingga hotel serta lembaga pendidikan berjajar disepanjang jalan ini.

Tak aneh banyak kafe dan restoran yang membuka usahanya di sepanjang jalan ini. Ada satu tempat yang sering menjadi tujuan untuk menikmati sarapan santai sambil ngobrol.

Tempatnya enak, ditata seperti halnya rumah tinggal. Meja makan sederhana dari kayu demikian pula dengan kursi-kursinya.

Namanya Kedai Mandiri. Sepintas nampak seperti rumah makan kebanyakan. Namun sejak pagi hari, kedai ini justru sudah penuh esak dengan pengunjung.

Berangsur sepi saat menjelang siang hari. Bukan tidak menjual menu makanan berat untuk makan siang atau makan malam. Tetapi daya tarik dari kedai ini ternyata adalah menu sarapannya.

Pintu masuk kedai ada di bagian samping. Saat memasukinya, pengunjung akan ditawarkan dengan aneka jenis bubur untuk sarapan.

Tertulis aneka bubur layanan mandiri. Oh, rupanya inilah yang menjadikan kadi ini bernama Kedai Mandiri. Semuanya melayani sendiri.

Pelayan dengan ramah akan menyapa pengunjung dan mempersilahkan untuk mengambil mangkuk. Ada pilihan bubur yang bisa diambil. Yang paling populer dan laris adalah bubur ayam.

Bubur ditempatkan pada wadah berbentuk bulat seperti ember, yang terbuat dari kayu. Mungkin inolah yang menambah aroma sedap pada masakan buburnya.

Jika memilih bubur ayam, pengunjung juga bebas mengambil menu pelengkap. Seperti potongan cakue, kerupuk atau emping, ayam suwir dan sambal. Terserah saja jika mau diisi semangkuk penuh.

Pilihan bubur lainnya adalah bubur kacang hijau, bubur ketan hitam dan bubur sumsum. Pengunjung juga boleh saja mencampur bubur-bubur itu, karena memang disajikand engan rasa yang sama, rasa manis.

Selain bubur, Kedai Mandiri juga menawarkan sarapan aneka roti bakar. Tentunya tamu tidak membakar sendiri, tinggal memesan saja. Ada rasa coklat, keju, strawbery dan lainnya.

Roti bakar di kedai ini pun sangat tebal. Satu lapisan roti tebalnya sekitar 5 centimeter. Rupanya roti yang digunakan adlaah roti buatan sendiri.

Meski tebal, namun ternyata sangat empuk. Roti juga dibakar tidak terlalu gosong. Meski demikian, coklat atau keju yang ada ditengah lapiran roti matang sempurna, meleleh.

Satu porsi cukup mengenyangkan untuk menu sarapan. Apalagi jika ditambah dengan teh manis atau teh sereh. Rasa minuman teh sereh yang asam-asam manis, sangat menyegarkan, membuat pagi semakin bersemangat untuk beraktifitas.tgh/E-6

Harumnya Kopi Purnama

Lokasi kedai lain yang juga ramai saat waktu sarapan adalah Kedai Kopi Purnama di Jalan Alkateri. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Alun-alun Kota Bandung atau Pasar Baru.

Memang berada di gang cukup sempit. Apalagi saat pagi hari, lalu lalang mobil yang menuju kedai ini cukup banyak, sehingga membuat kemacetan.

Lokasinya yang ada di kawasan pecinan Kota Bandung semakin menambah kepadatan kawasan ini. Pertokoan khususnya toko kain dan elektronik berjejer di sekita kedai.

Kesan jadul memang tidak hanya terlihat dari bagian depan kedainya. Saat memasukinya pun kesan vintage tetap terasa. Pemiliknya adalah pendatang asal Kota Medan. Tentunya paham benar bagaimana meracik kopi yang enak.

Awalnya warung Kopi Purnama ini bukan berada di Jalan Alkateri, sempat berpindah-pindah, termasuk membuka tempat di Jalan Otista, Bandung. Kini warung tersebut sudah menetap di Jalan Alkateri Nomor 22.

Warung ini awalnya bernama Ching Sang She, yang artinya silahkan mencoba. Nama dengan menggunakan bahasa China dipakai karena memang awalnya tempat tersebut banyak dikunjungi oleh warga keturunan Tionghoa terutama yang sama-sama datang dari Medan.

Saat itu hanya menyajikan kopi Medan, telur rebus dan roti bakar srikaya, yang semua diolah sendiri. Nama berganti menjadi Warung Kopi Purnama setelah pemerintah dahulu pernah melarang penggunaan bahasa China.

Warung ini buka sejak pukul 06.30 hingga 17.00. Sangat menyesuaikan dengan irama kesibukan jalan terbut yang kini menjadi kawasan perdagangan. Yang tidak banyak berubah dari tempat ini adalah papan namanya.

Papan berbentuk oval tidak terlalu besar menjadi petunjuk. Tapi meski demikian, pelanggan selalu meramaikan tempat ini setiap pagi. Untuk sarapan, ngopi dan ngobrol.

Saat memasuki Warung Kopi Purnama, ornamen vintage sangat kental. Sebab pemilik memang tidak pernah merubah tatanan ruangan sejak tahun 1923 tempat ini mulai buka, demikian pula dengan dekorasi ruangannya.

Kesan jadul semakin nampak dengan poster-poster produk iklan yang pernah populer dahulu. Ditambah dengan foto-foto bintang internasional jadul yang ikut dipajang didinding, seperti pentolan The Beatles, Jhon Lenon.

Ini adalah resepnya yang membuat pelanggan betah untuk tetap datang selama puluhan tahun. Kursi kayu sederhana, dengan aroma kopi khas dari Medan serta roti bakar dan telur rebusnya selalu membuat kangen.

Tempat ini memang cocok untuk ngobrol dan bersilaturahmi dengan kerabat atau bahkan sesama tamu. Tidak ada televisi yang dinyalakan, apalagi jaringan internet gratis, mungkin sengaja agar pengunjung tidak asyik sendiri, tapi ngobrol dan sarapan. tgh/E-6

Komentar

Komentar
()

Top