Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mengupas Akal Sehat Isu Laut China Selatan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais), Soleman B Pontoh mengecam beredarnya video https://youtu.be/68LNhra6v0E. Apalagi dalam video yang tersebar di kanal YouTube tersebut terdapat narasi yang mendeskreditkan peranan TNI AL.

Video tersebut diunggah oleh akun S3militer official. Diduga video tersebut diupload untuk mendapatkan like dan subscribe. Saat ini video terdapat telah mendapatkan 1200 like dan tidak suka 87.

Sebelumnya narasi atau berita dalam video tersebut juga diunggah oleh salah satu media online. Namun saat ini berita tersebut telah dihapus karena ketika diklik tampilan layar hanya bertuliskan 404 error.

"Ini gak bener, ini siapa yang bilang bahwa Kapal Riset China buyar?," tegas Soleman B Pontoh menanggapi video tersebut, Jumat (15/10).

Pengamat intelijen dan militer itu juga mempertanyakan sumber beritanya dari mana. Oleh karena itu Soleman memastikan tayangan dalam video tersebut adalah hoaks alias berita palsu. Diminta agar masyarakat tidak mempercayai hoaks. Sehingga tidak terpengaruh atas berita tersebut.

"Ini adalah hoax, karena tidak ada sumbernya," tegasnya.

Soleman menegaskan, di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah wilayah bebas berlayar. Oleh karenanya kapal China mempunyai hak untuk berlayar yang disebutkan dalam video itu di Laut Utara Natuna. Oleh karena itu jika China benar melakukan riset, maka dipastikan sudah mengantongi izin. Sehingga patut dipertanyakan kenapa China harus lari dari ZEE.

"Lalu mengapa mereka (China) harus lari? Jadi tidak masuk akal kalau mereka sedang riset lalu buyar karena ada kapal Prancis dan lainnya (yang datang). Itu gak bener," paparnya.

Soleman menilai, video itu diupload untuk mendeskriditkan TNI khususnya TNI AL yang sedang bertugas di kawasan itu. "Itu mendeskridetkan TNI AL. Seakan akan TNI AL tidak kerja," tandasnya.

Terpisah, Pengamat maritim dari National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan, video tersebut sangat provokatif sekali. Karena yang meng-upload video tersebut tidak faham tentang kondisi kelautan namun bicara terkait kelautan. Padahal kondisi laut itu sangat berbeda dengan darat. Karena kompromi sangat dijunjung tinggi ketika di laut.

"Di laut internasional siapa saja boleh berlayar. Karena laut internasional merupakan wilayah yang bebas. Kecuali di laut teritorial," paparnya.

Siswanto menegaskan, di laut internasional maka tidak boleh siapapun melarang untuk melintas atau berlayar. Sehingga tidak ada negara manapun untuk mengusir. Apalagi dalam narasi video tersebut disebutkan China dikeroyok oleh Inggris, Perancis, Amerika Serikat dan Australia.

Siswanto juga mempertanyakan bagaimana Amerika bisa mengusir China karena Amerika tidak ikut menandatangani Uncros 1982. Oleh karena itu Amerika tidak bisa seenaknya mengusir China di kawasan internasional. Kecuali jika Amerika ikut menandatangani Uncros 1982.

"Saya nilai video itu penggiringan opini bahwa China digiring salah. Karena pada dasarnya siapa saja boleh masuk berlayar di kawasan laut internasional," jelasnya.

Siswanto pun menilai, penyebaran video tersebut untuk memantik pihak - pihak terkait bereaksi. Oleh karena itu Siswanto meminta agar Kominfo untuk menindak penyebaran video tersebut agar tidak semakin meluas.

"Itu video pelintiran. Pemahaman yang terbatas tapi mau bicara terkait laut. Itu video agar kita melabrak China. Kita kan negara yang bebas aktif. Sekarang ini memang sedang perang dingin baru, AS dan China. Video itu sedang mengupayakan agar kita untuk terlibat," tandasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top