Menghindari Kontaminasi Makanan
Foto: istimewaDimasa berkembangnya pandemi Covid-19, banyak cara yang dilakukan untuk menjaga kesehatan. Diantaranya menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi. Menggunakan beberapa alat yang mampu mendeteksi kontaminasi pada makanan
Makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh tubuh, baik dalam bentuk mentah maupun yg telah diproses, termasuk juga zat-zat tambahan seperti penyedap dan pewarna. Keamanan makanan dibutuhkan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, distribusi, dan persiapan Dibutuhkan perangkat penganalisis makanan yang menjamin bahwa makanan tersebut aman, sehat dan layak untuk dikonsumsi manusia.
Kesadaran akan makanan yang sehat haruslah di perhatikan, untuk mencegah berbagai penyakit dan bahan kimia berbahaya masuk kedalam tubuh, khususnya makanan pada anak.
Makanan pada anak haruslah sangat di perhatikan kebersihannya serta kesterilannya. Umumnya anakanak yang memakan makanan yang sudah terkontaminasi akan mengalami gejala awal seperti sakit perut, diare dan berujung dengan muntahmuntah.
Bila di biarkan terus menerus hal ini akan sangat berbahaya dan akan mengancam keselamatan anak tersebut. Terkontaminasinya makanan oleh bahan yang berbahaya disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain rendahnya kesadaran akan kebersihan makanan, tidak sterilnya kemasan serta alat produksinya. Ada tiga mekanisme proses terjadinya kontaminasi pada makanan seperti Kontaminasi Fisik.
Ini dapat berupa masuknya benda asing yang terdapat dalam makanan, yang bukan bagian dari makanan tersebut. Biasanya kontaminasi terjadi pada proses produksi makanan, banyak benda asing yang masuk ketika proses produksi, contohnya adalah bahan metal, bahan metal sangat berbahaya jika masuk kedalam tubuh karena akan mengendap di bagian ginjal serta hati yang lama-lama akan menyebabkan timbulnya penyakit kanker.
Salah satu cara untuk menghindari bahaya tersebut ialah dengan menggunakan alat uji kontaminasi berupa metal detector pada saat proses Quality Control berjalan. Alat ini dapat mendeteksi kandungan logam biarpun sangat kecil, karena alat ini menggunakan sistem gelombang sensor untuk mendeteksi kandungan metal pada makanan.
Berikutnya Kontaminasi Biologis merupakan suatu organisme yang hidup dalam sebuah makanan. Organisme hidup yang sering menjadi kontaminan atau pencemar bervariasi mulai yang berukuran besar seperti serangga, sampai yang sangat kecil seperti mikroorganisme atau bakteri.
Mikroorganisme atau bakteri adalah bahan pencemar yang harus diwaspadai, karena keberadaannya di dalam makanan sering tidak terlihat, sampai menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan, misalnya kerusakan makanan atau keracunan makanan.
Jenis mikroorganisme atau bakteri yang sering menyebabkan pencemaran makanan adalah bakteri (Clostridium perfringens, Streptokoki fecal, Salmonella), fungi (Aspergillius, Penicillium, Fusarium), parasit (Entamoeba histolytica, Taenia saginata, Trichinella spiralis, dan virus (virus hepatitis A/HAV). Pada kasus seperti ini dibutuhkan alat uji kontaminasi yang khusus sebab dalam kasus ini organisme makanan yang di deteksi sangatlah kecil dan tidak terlihat oleh mata.
Selanjutnya Kontaminasi Kimiawi berupa masuknya bahan kimia berbahaya dalam sebuah makanan, biasanya kontaminasi tersebut terjadi karena dalam proses terkikisnya bahan alat pengolah yang menyebabkan larutnya bahan tersebut ke makanan, sebagai contoh ikan yang berada di perairan yang kotor dan tercemar tidak di cuci dengan bersih akhirnya bahan berbahaya larut kedalam tubuh ikan.
Pencemaran lain juga bisa terjadi selama pengolahan. Sebagai contoh hidrokarbon aromatik (karsinogenik) dihasilkan pada saat proses pengasapan tradisional. Peroksida (lemak teroksidasi) dihasilkan minyak goreng tengik. Bahan kimia pertanian yg digunakan secara tidak tepat, diantaranya pestisida, obat hewan,racun tikus, pengatur pertumbuhan, pengawet, pemanis, pewarna, boraks dan masih banyak lagi. Kemudian yang tidak terlalu disadari adanya bahan kimia di rumah yang dihasilkan dari air yang tercemar, peralatan masak yang tercemar logam berat, piring keramik yang disepuh dengan bahan beracun. Kristal bertimah yang dipakai untuk makanan asam dan lainnya.
Teknik Spektroskopi Raman Laman Trendhunter.com merilis digunakannya teknologi terkini untuk menganalisis kontaminasi yang terjadi pada makanan. Salah satunya adalah Inspecto yang mencari kontaminasi kimia dalam produk makanan.
Kontaminasi kimia dalam makanan menjadi perhatian besar bagi konsumen dan sebagai hasilnya, banyak yang memilih nontransgenik dan organik. Namun, untuk memeriksa kontaminasi yang terjadi, petani dan pengguna harus mengirim produknya ke laboratorium dan menunggu hasilnya yang memakan waktu cukup lama.
Inspecto berupaya merampingkan proses ini dan memberi petani dan distributor ketenangan pikiran saat menjual barang organik. Inspecto memeriksa kontaminan kimia dalam makanan melalui penguraian bahan. Ini menggunakan teknik Spektroskopi Raman.
Inspecto dapat digunakan oleh petani untuk mengukur tingkat residu pestisida, lalu oleh produsen makanan untuk memeriksa kualitas suatu produk sebelum membeli dan selama penyimpanan, oleh supermarket digunakan untuk memeriksa produk sebelum menempatkannya di rakrak penjualan. berbagaisumber/ars
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 2 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 3 Kampanye Akbar Pramono-Rano Bakal Diramaikan Para Mantan Gubernur DKI
- 4 Spanyol Ingin Tuntaskan Fase Grup UEFA Nations League dengan Kemenangan
- 5 Transjakarta Beroperasi Hingga 23.00 Saat Timnas Indonesia Lawan Arab