Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mengerikan! Seorang Wanita di Peru Alami Mati Suri dan Terbangun di Pemakamannya, Apa yang Terjadi?

Foto : poppyfunerals.co.uk

Ilustrasi pemakaman.

A   A   A   Pengaturan Font

Seorang perempuan di Peru pada akhir April lalu mengalami kecelakaan mobil yang sangat parah. Ia dinyatakan meninggal dunia setelah petugas rumah sakit memastikan tanda-tanda vital atau organ jantungnya telah berhenti. Anehnya, setelah akan dimakamkan ia hidup kembali.

Dia adalah Rosa Isabel Cespedes Callaca, perempuan berusia 36 tahun yang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan instensif di Rumah Sakit Regional Lambayeque di Peru.

Ia menderita cedera otak traumatis setelah mengalami tabrakan mobil berkecepatan tinggi yang menyebabkannya terlempar dengan posisi kepala lebih dulu menghantam tanah.

Setelah dinyatakan meninggal, keluarga Callaca segera mengadakan acara pemakaman untuknya pada 26 April lalu. Secara hukum Peru, orang yang meninggal dunia harus dikuburkan dalam waktu tiga hari.

Pada 27 April, jenazah Callaca dibawa ke pemakaman dalam kondisi peti yang terbuka. Di sinilah hal mengerikan terjadi.

Keluarga Callaca melihat keganjilan di jenazah perempuan tersebut. Dilansir dari IFL Science, keluarganya melaporkan bahwa Callaca tiba-tiba membuka matanya dan berkeringat.

Segera, keluarganya langsung membawa Callaca ke urumah sakit terdekat dalam kondisi masih terbaring di peti mati.

Dokter yang memeriksanya mengkonfirmasi bahwa organ-organ vital Callaca masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan, meski kondisinya sangat lemah.

Tentu, keluarga dari Callaca menuntut adanya penyelidikan terhadap kasus tersebut. Sementara dugaan dokter, Callaca mengalami koma yang dalam.

Tidak banyak yang bisa diselidiki dari kasus ini selain penjelasan bahwa kembalinya Callaca adalah suatu fenomena yang disebut sebagai 'beating heart corpses' atau jantung mayat yang berdetak.

Hal tersebut dapat terjadi ketika kondisi otak telah mati, namun organ lain masih bekerja dan dalam keadaan hidup. Kasus semacam ini telah banyak terjadi.

Seperti yang dirangkum dalam sebuah penelitian di tahun 1998, yang menyatakan ada 175 orang yang tubuhnya masih berfungsi selama lebih dari seminggu, sementara otaknya telah mati.

Sayangnya, dalam kasus Callaca hal ini tidak berujung bahagia. Setelah dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan insentif, ia dinyatakan meninggal (lagi) dalam beberapa jam kemudian. Kematian kedua ini menjadi akhir dari hidupnya yang sesungguhnya setelah sempat terbangun di peti mati.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rizqa Fajria

Komentar

Komentar
()

Top