Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan! Peneliti Ungkap Sebab Meledaknya Kasus Cacar Monyet di Dunia, Karena Kelalaian Pemerintah?

Foto : india.com

Ilustrasi wabah cacar monyet di seluruh dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

Tidak seperti COVID-19, virus Cacar Monyet yang melanda dunia baru-baru ini sebenarnya bukanlah virus baru di dunia kedokteran. Wabah cacar yang satu ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Peneliti Afrika bahkan telah memperingatkan dunia tentang wabah ini sejak bertahun-tahun silam.

Sayangnya, ibarat premis awal film superhero, pemerintah abai dengan apa yang ditakutkan peneliti. Kasus cacar monyet dibiarkan melanda tanpa adanya perhatian khusus, hingga akhirnya merebak secara global di tahun ini.

Dilansir dari jurnal yang dipublikasi Nature, ada lebih dari 3000 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi melanda negara-negara di luar Afrika Tengah dan Barat, yang menjadi sumber lokasi penyebaran virus.

Dokter penyakit menular di Niger Delta University, Nigeria, menyatakan bahwa meledaknya kasus ini membuatnya frustasi karena cacar monyet adalah kasus yang diabaikan negara Barat hingga sekarang.

Sebelum tahun ini, hanya ada segelintir kasus cacar monyet yang diamati pemerintah. Itu pun terkait dengan aktivitas impor hewan dari benua atau wisatawan yang telah berkunjung ke Afrika.

Padahal, wabah ini sebenarnya telah teridentifikasi sejak tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak itu, peneliti masih mengalami keterbatasan pengetahuan untuk tahu hewan apa yang secara alami menyimpan virus tersebut dan menularkannya ke manusia.

Wabah ini baru mendapatkan perhatian yang signifikan pada tahun 2017 dengan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 200 orang dan 500 lainnya masih dalam dugaan.

Berdasarkan perkembangan ini, peneliti di Afrika Tengah mulai melihat adanya ribuan kasus yang dicurigai dan ratusan kematian yang diduga karena cacar monyet.

Peneliti setempat bahkan telah mencoba mengingatkan bahwa kasus cacar monyet di Afrika sub-Sahara telah meningkat selama bertahun-tahun. Hal ini terjadi karena banyak negara berhenti memberikan vaksin cacar pada masyarakat.

Dalam jurnal yang berjudul "Cacar Monyet di Afrika: Ilmu yang Diabaikan Dunia" tertulis, beberapa negara menghentikan penyebaran vaksin dan malah menyimpan stok vaksin tersebut dalam laboratorium.

Mereka menduga bahwa sampel vaksin ini jika tidak disimpan akan hilang dan habis, atau virusnya dijadikan senjata untuk memusnahkan manusia. Negara tersebut adalah Kanada, Prancis, Inggris dan Amerika Serikat.

Padahal, ahli virologi Universitas Kinshasa, Steve Ahuka, menyebut vaksin ini dapat berguna untuk mengatasi wabah di Afrika. Sebab, negara yang menjadi sumber penyakit tersebut tidak memiliki stok vaksin yang besar.

Melihat kondisi ini, ahli epidemiologi Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria, Adesola Yinka-Ogunleye, berpendapat bahwa kondisi yang terjadi sekarang adalah harga yang harus dibayar dunia. Ini adalah akibat dari kurangnya respon yang memadai terhadap bahaya cacar monyet pada 2017 silam.

Ahuka dan Ogunleye berpendapat, jika mereka di Afrika memiliki vaksin yang memadai, maka mereka akan memberikan vaksin tersebut untuk petugas kesehatan dan teknisi laboratorium yang berada di garis terdepan.

Publikasi penelitian ini senada dengan klarifikasi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengakui ketidakadilan perhatian global terhadap kasus cacar monyet.

Untuk itu, WHO menjanjikan lebih dari 31 juta dosis vaksin cacar monyet untuk keadaan darurat. Sayangnya, vaksin ini belum didistribusikan ke Afrika hingga sekarang.

Sebab, ada efek samping yang lebih parah jika stok vaksin lama digunakan untuk kasus cacar monyet terbaru yang virusnya sudah berkembang lebih ganas.

Untuk mengatasi hal tersebut, ahli virologi independen Nigeria, Oyewale Tomori, menyarankan adanya penelitian pendukung untuk menyelidiki hewan apa yang membawa virus tersebut ke manusia. Hal ini penting agar pejabat kesehatan dapat menentukan langkah yang tepat dalam memerangi penyebaran virus.

Dalam keterangannya untuk Nature, Oyewale menyebut pemberian vaksin dari WHO hanya akan menjadi suatu hal yang sia-sia karena mereka tidak mengatasi masalah yang paling mendasar.

Jika hal ini dibiarkan, maka mereka akhirnya akan menggunakan semua vaksin untuk cacar monyet tanpa menyelidiki lebih jauh apa dan di mana sumber masalahnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rizqa Fajria

Komentar

Komentar
()

Top