Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengerikan! Mantan Intelijen Top Arab Saudi Beberkan Sifat Psikopat Putra Mahkota MbS, Klaim Berencana Bunuh Raja

Foto : AFP

Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS).

A   A   A   Pengaturan Font

??Mantan pejabat intelijen Arab Saudi, Saad Aljabri, mengklaim Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) punya kepribadian psikopat.

"Saya di sini untuk membunyikan alarm tentang seorang psikopat, pembunuh, di Timur Tengah dengan sumber daya tak terbatas, yang menimbulkan ancaman bagi rakyatnya, Amerika dan planet ini," ujarnya merujuk pada MbS.

Saad Aljabri sendiri merupakan orang nomor dua di intelijen Saudi. Dirinya merupakan penasihat dari Mohammed bin Nayef yang merupakan keponakan dari Raja Salman. Namun pada 2017, Aljabri mendapati dirinya berada di pihak yang salah ketika MbS menghapus Nayef dari bangku takhta Saudi dalam pembersihan istana. Aljabri diketahui berada di pihak yang tak disukai MbS. Nayef, merupakan salah satu saingan MbS dalam meraih tahta Saudi.

Aljabri kemudian melarikan diri ke Kanada di mana dia tinggal saat ini dan menolak untuk kembali. Namun, ia mengungkapkan bahwa kini MbS menargetkan keluarganya yang dilarang meninggalkan kerajaan.

"Seorang psikopat tanpa empati, tidak merasakan emosi, tidak pernah belajar dari pengalamannya dan kita telah menyaksikan kekejaman dan kejahatan yang dilakukan oleh pembunuh ini," tegasnya kepada CBS News.

Aljabri juga menuturkan bahwa MbS turut menargetkan menantu laki-lakinya, mereka mengklaim menantunya diculik di negara ketiga dan dikembalikan ke kerajaan.

"Malam pertama dia diculik, dia menerima lebih dari seratus cambukan. Dia disiksa. Dia dipukuli di punggungnya, di kakinya," ujarnya.

Selain itu, Aljabri juga mengatakan bahwa MbS sempat memamerkan diri ke Nayef bahwa dirinya mampu membunuh Raja Abdullah agar ayahnya, yakni Raja Salman, bisa naik tahta.

"Dan dia (MbS) mengatakan kepada dia (Nayef), saya ingin membunuh Raja Abdullah. Saya mendapatkan cincin beracun dari Rusia. Itu cukup untuk saya (membunuhnya), saya tinggal menjabat tangannya dan dia selesai," ungkap Aljabri.

Sementara itu, Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington, Amerika merespons wawancara Aljabri tersebut dan menyebutnya melakukan berbagai kejahatan finansial.

"Saad Aljabri adalah mantan pejabat pemerintah yang didiskreditkan karena sejarah panjang memalsukan dan membuat distraksi untuk menyembunyikan kejahatan finansial yang ia lakukan, yang bernilai miliaran dolar, untuk memberikan gaya hidup mewah bagi dirinya dan keluarganya," demikian pernyataan Kedubes Saudi.

Pemerintah Saudi sendiri sempat menuduh Aljabri mencuri dana sebesar 500 juta dolar AS atau setara Rp7,5 triliun dari anggaran kontra-terorisme.

Namun, tuduhan itu dibantah Aljabri. Ia menyampaikan kekayaannya datang karena melayani monarki kerajaan Saudi selama dua dekade.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top