Mengenang Jejak Perjuangan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Patung Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo di Ruang II: Ruang Perumusan, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Jumat (14/8).
Rangkaian acaranya pun juga beragam, mulai dari pagelaran tari wayang, sosiodrama, diskusi tokoh, hingga penampilan musik oleh Kikan eks Cokelat dan dilengkapi dengan sesi bincang-bincang.
Selain berpacu dengan perubahan zaman, mengadaptasi berbagai teknologi digital ke dalam sebuah bangunan kuno dan bersejarah sendiri dilakukan pihak museum untuk terus menggaet minat generasi muda, serta mempermudah akses tentang sejarah bangsa secara luas.
Yuni mengatakan, saat ini sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak belajar dan mencintai sejarah Indonesia.
"Dulu mungkin sejarah hanya bisa ditelusuri lewat buku, pelajaran di sekolah. Namun sekarang sudah ada banyak cara. Sesuaikan dengan hobi. Misalnya suka nonton film, membaca buku cerita bergambar, dan lainnya. Dunia juga ada di tangan kita melaluigadget yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.
"Yuk, kita tumbuhkan minat kita, rasa ingin tau kita tentang bangsa ini. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang bisa? Ketika kita semakin cinta dengan negeri ini, kita akan melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara," pungkas Yuni.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya