Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengenal Penyakit Kanker Payudara Pria

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Rahasia Sehat Pria

Penulis : G-Media

Penerbit : Andi Offset

Cetakan : 2018

Tebal : xii + 244 halaman

ISBN : 978-979-29-6635-0

Penyakit ganas mematikan banyak wanita adalah kanker serviks dan payudara. Meski langka, kurang dari satu persen, pria bisa terjangkit kanker payudara. Memang pria tidak mempunyai ukuran payudara sebesar milik wanita. Secara ilmiah, remaja laki-laki dan perempuan, dewasa pria dan wanita, mempunyai jaringan payudara.

Berbagai macam hormon pada gadis menstimulasi jaringan payudara, sehingga bentuknya penuh. Sebaliknya, pada tubuh pria secara normal tidak ada stimulasi hormon payudara. Akibatnya, jaringan payudara tetap kecil dan rata. Secara spesial, ada juga pria berpayudara besar. Ini tak semata obesitas, tetapi karena jaringan kelenjar payudara pria tumbuh (hlm 222) karena dipicu obat, alkohol, pengonsumsi mariyuana, atau mempunyai kadar hormon yang tidak normal.

Buku ini mengurai tiga faktor risiko pria terkena kanker payudara: sindrom klinefelter, kadar estrogen yang melimpah, dan riwayat keluarga penyintas kanker atau perubahan genetik. Ketiga pemicu ini diikat laju usia. Rata-rata pria terjangkit kanker payudara usia 67 tahun.

Sindrom klinefelter merupakan penyakit bawaan pada 1 di antara 1.000 pria. Dalam keadaan normal, pria memiliki 1 kromosom X dan 1 kromosom Y. Sedangkan wanita memiliki 2 kromosom X. Pada kasus sindrom klinefelter, pria memiliki 2 kromosom X dan 1 kromosom Y yang menyebabkan memiliki testis lebih kecil dan tidak memproduksi sel sperma fungsional. Dia kategori mandul.

Pria lain, kadar androgen (hormon pria) pada sindrom ini lebih sedikit. Sebaliknya, kadar estrogen (hormon wanita) lebih tinggi. Maka, penderita sindrom ini mengalami ginekomastia (pembesaran payudara yang sifatnya jinak) dan memiliki faktor risiko kanker payudara lebih tinggi.

Jangan salah sangka, obat-obatan yang mengandung estrogen untuk terapi pelambat hormonal pria yang menderita kanker prostat, bukan semata-mata penyembuh, justru menjadi pemicunya. Estrogen dosis tinggi sebagai bagian dari prosedur perubahan jenis kelamin membawa risiko kanker payudara pria.

Sel payudara tumbuh baik normal atau abnormal distimulasi hormon estrogen. Pria mempunyai level estrogen tinggi karena dipicu: konsumsi obat-obat hormonal, terlalu gemuk yang menyuburkan hormon estrogen, terindikasi penggunaan estrogen dari lingkungan yang salah, pecandu alkohol, dan pengidap lever yang mengakibatkan kadar endrogen rendah.

Risiko kanker payudara pria meningkat jika ada anggota keluarga (yang memiliki hubungan darah) terkena. Sekitar 20 persen pria kanker payudara memiliki saudara laki-laki atau perempuan mengidap penyakit ini. Tambah lagi jika terbukti ada gen abnormal kanker payudara dalam keluarga. Pria yang mewarisi gen abnormal BRCA1 dan BRCA2, risiko terkena kanker payudara meningkat.

Tanda paling umum pada pria, sakit di bawah puting. Kanker juga menyebabkan perubahan kulit puting, termasuk ulserasi kulit, kerutan atau dimpling, kemerahan (bersisik atau retraksi dari puting), dan berdarah atau warna buram dari puting. Tanda lainnya, terasa benjolan di payudara, nyeri puting, puting menekuk ke dalam mengeluarkan cairan, serta pembesaran kelenjar getah bening di ketiak.

Buku ini mengingatkan ginekomastia pria tidak selalu kanker (hlm 226). Riset kanker payudara pria menemukan, waktu yang diperlukan antara tanda-tanda awal hingga diagnosis berdurasi 9 bulan hingga setahun lebih. National Cancer Institute (NCI) merekomendasikan untuk mengonsumsi buah dan sayuran minimal lima kali sehari.

Hindari buah dan sayuran yang mengandung banyak lemak seperti kentang goreng atau pai dengan krim pisang. Kemudian, berjemur di bawah sinar matahari 20 menit sehari. Vitamin D akan membantu jaringan payudara menyerap kalsium dan mengurangi risiko kanker (hlm 230). Diresensi Yustina Windarni, Alumna Politeknik API Yogyakarta

Komentar

Komentar
()

Top