Mengenal Makanan Pendamping ASI untuk Bayi
Foto: ISTIMEWAMakanan Pendamping ASI (MPASI) adalah tambahan untuk bayi. Selain air susu ibu (ASI), makanan tambahan diberikan ketika ASI tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi agar tumbuh optimal (hal 1).
Pemberian MPASI juga untuk melatih kemampuan bayi mengunyah, menelan, maupun menerima berbagai rasa dan tekstur makanan. Maka, para orang tua perlu memahami berbagai fakta tentang MPASI karena nutrisi berperan sangat penting masa pertumbuhan anak dua tahun pertama. Nutrisi yang tepat dan cukup sangat bermanfaat bagi kesehatan, pertumbuhan, serta perkembangan.
Sebaliknya, andai kekurangan nutrisi bayi bisa terserang penyakit. Perkembangan mental dan fisik juga lambat. Buku ini mengulas secara lengkap berbagai fakta MPASI.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), MPASI yang baik harus diberikan tepat waktu, adekuat (memenuhi syarat), aman, dan responsif. Hal itu bisa menjamin pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dia juga menurunkan risiko anemia, defisiensi zat gizi mikro, dan diare. Pada umumnya, MPASI sudah bisa diberikan sejak bayi umur enam bulan.
Pada usia ini, ASI sudah tidak mencukupi zat gizi makro dan mikro (hal 2-3). Berdasarkan indikasi medis, bayi siap makan bila kepala bayi tetap tegak dan stabil saat didudukkan. Dia refleks menjulurkan lidah dan tak muntah lagi. Bayi mulai tertarik makan dan tetap lapar walau sudah diberi ASI.
Selain itu, tanda kesiapan bayi bisa dilihat dari sistem pencernaannya yang mulai matang. Ada kemampuan motorik, yaitu keterampilan mengisap, menggigit, mengunyah, dan menelan. Bayi bisa mulai diberi MPASI ketika sudah berusia empat bulan. Syarat lain, menurut WHO, MPASI yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro.
Contoh, zat besi, seng, dan vitamin A untuk mencapai pertumbuhan mempertimbangkan jumlah, frekuensi, konsistensi, dan variasi makanan (hal 13). Untuk mencukupi kualitas kebutuhan nutrisi, MPASI bayi harus mengandung karbohidrat, buah, sayur, protein (utamakan sumber hewani) dan lemak (minyak, santan, margarin, dll).
Karbohidrat penting sebagai sumber energi untuk tumbuh. Karbohidrat menghasilkan glukosa untuk metabolisme tubuh. Komposisi yang dianjurkan sekitar 35-60 persen dari total kalori. Sumber karbohidrat dapat ditemukan dalam golongan akar-akaran, umbi-umbian, atau serealia seperti nasi. Protein berperan penting membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, juga untuk membangun enzim, hormon, antibodi, dan komponen lain.
Makanan tinggi protein banyak dari daging, ikan, dan unggas. Komposisi yang dianjurkan sekitar 10-20 persen dari kalori. Kekurangan protein mengakibatkan transportasi zat besi terlambat membuat defisiasi zat besi pada bayi (hal 21). Lemak harus diberikan secara tepat sebagai sumber energi.
Kalau kurang, pertumbuhan terganggu. Lemak juga berguna untuk melindungi organ tubuh serta berperan penting dalam menyerap vitamin A, D, E, dan K. Komposisi lemak sekitar 30-45 persen dari total kalori.
Diresensi Ratnani Latifah, Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama,
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Ini yang Dipermasalahkan, Tim Pemenangan RIDO Berencana Laporkan KPU DKI ke DKPP pada Kamis
- Kasus Korupsi di Tiongkok Meningkat di Tengah Tindakan Keras dan Ekonomi yang Melambat
- Konferensi Understanding Tiongkok 2024 Fokus pada Modernisasi Tiongkok dan Peluang Baru Bagi Dunia
- Manufacturing Indonesia 2024 Fokus Pada Transformasi Industri yang Efisien dan Berkelanjutan
- Dorong UMKM Go Digital JIP Adakan Pelatihan