Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mengasah Kemampuan Anak melalui Aktivitas Bermain

Foto : Koran Jakarta/Imantoko
A   A   A   Pengaturan Font

Bagi setiap anak, bermain merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan, karena dengan bermain anak dapat mengeksplorasi kemampuan baik motorik maupun sensorik.

Andien Aisyah, penyanyi dan ibu dari dari anak yang kini menginjak umur 16 bulan, tampak senang mendampingi anaknya bermain. Keceriaannya terpancar dari raut wajahnya. Dari kejauhan matanya tampak sayu memandangi, senyum lepasnya pun pecah menyambut anak laki-laki pertamanya yang bernama Anaku Askara Biru.

Romantisme antara ibu dan anak itu tampak hangat saat menghadiri peluncuran Kodomo Challenge, program edukasi anak usia dini. Dirinya mengaku saat ini sedang fokus mengawal tumbuh kembang Kawa, begitu panggilan akrab anaknya.

Saat ini Kawa masuk masa keemasan yaitu 1.000 hari pertama dimulai sejak di perut ibu hingga usia 2 tahun. Masa golden age umumnya anak suka memegang benda apa pun di sekitarnya, termasuk mainan.

Mengetahui hal itu penyanyi bertubuh mungil ini mulai selektif memilih mainan yang cocok untuk anaknya, tidak asal pilih, semua perlu dilihat berdasarkan kebutuhannya.

"Dulu sebelum memiliki anak saya mengira semua mainan anak sama saja. Namun, setelah punya anak, pemilihan mainan ternyata harus selektif. Anak 1-2 tahun disesuaikan dengan kemampuan mereka dan disesuaikan kebutuhan mereka. Enggak bisa mainan untuk 3-4 tahun karena nanti anak bisa depresi," jelasnya di Jakarta, belum lama ini.

Itu sebabnya Andien sangat berhati-hati memberi anaknya mainan, bahkan bagi siapapun yang ingin memberikan mainan untuk Kawa. Termasuk dirinya dan suaminya, Irfan Wahyudi.

Andien ingin memastikan Kawa memperoleh pendidikan yang dapat menguatkan mental anaknya. "Melalui pendidikan mental itu Kawa akan menjadi pribadi yang baik di masa dewasa kelak. Tak hanya mainan, saya juga mulai memperkenalkan buku kepada Kawa dan memprioritaskan kegiatan di luar ruang di pagi hari," ungkapnya.

Sementara itu Ketua Asosiasi Pendidikan Guru PAUD, Sofia Hartati, yang hadir sebagai narasumber memaparkan bahwa periode 5 tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan tahapan terpenting dalam perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan sosialnya.

"Orang tua perlu mendukung pertumbuhan dan perkembangan di masa-masa golden age ini. Misalnya, dengan menyediakan lingkungan yang mampu menstimulasi rasa ingin tahu dan memberikan berbagai pengalaman yang menyenangkan bagi anak," katanya.

Ia juga menyarankan agar orang tua terlibat secara aktif, tanggap, dan kreatif dalam kegiatan bermain bersama anak. "Singkirkan pikiran jika hal-hal baru hanya diajarkan di sekolah. Justru saat anak merasa nyaman dan asyik saat bermain bersama orang tua, saat itu Anda bisa mengajak anak bermain permainan yang bermanfaat untuk mengasah pertumbuhan otaknya," saran Sofia.

Beberapa Kriteria

Anak bermain sama saja seperti belajar mengembangkan berbagai kemampuan dan mengenali potensi si anak, kemampuan yang ini akan bermanfaat untuk menjalani dunia akademisnya. Hal tersebut yang akan menjadi loncatan untuk anak meraih masa depan. jika berbicara bagaimana bermain yang baik bagi anak, semua bisa diraih dengan cara memberikan permainan yang benar sesuai usianya.

Selain selektif dalam pemilihan permainan, Psikolog Pendidikan, Nadya Pramesrani menuturkan para orang tua perlu memperhatikan beberapa kriteria agar anak dapat bermain dan menunjang proses belajarnya dengan benar dan nyaman.

Kriteria yang dimaksud pertama adalah lingkungan aman, ini penting untuk dipastikan karena terkait langsung dengan keamanan. "Orangtua perlu melakukan pengawasan. Ada arahan yang diberikan orang tua kepada anak. Arahan ini diberikan agar anak bermain yang tidak membahayakan dirinya," paparnya.

Kedua, lokasi yang menyenangkan, orang tua dalam hal ini disarankan agar tidak ambisius mengambil peran anak. Jadi biarkan sang buah hati yang memanfaatkan ruang itu dan menciptakan suasana senang menurut versinya. Situasi yang menyenangkan bisa membuat kemampuan anak belajar optimal, sehingga pengetahuan akan terserap dengan mudah.

Ketiga ialah berpusat pada anak. Dalam kesempatan ini, orang tua dilibatkan hanya sebagai pengawas, sedangkan anak dibebaskan memilih permainan yang disukainya.

Jika anak sedang condong pada motorik kasar seperti berlarian pastikan Anda hanya menjaganya dari belakang untuk menghindari anak terjatuh. Begitu juga jika ingin pada motorik halus seperti memainkan mainan sambil duduk. "Orang tua hanya terlibat seperti memberikan variasi, permainan mana yang sesuai dengan yang dimainkan," lanjutnya. ima/R-1

Sesuaikan Tahap Perkembangan

Lalu perlu diingat pula, tidak semua permainan bisa dimainkan anak. Nadya menjelaskan anak harus bermain sesuai tahap perkembangan dan kemampuan. Ini dilakukan agar anak terhindar dari rasa stres dan bosan. Itu sebabnya perkirakan tingkat kesulitan dari sebuah permainan apakah sudah pas untuk usia anak Anda?

Soal permainan juga Nadya meminta orang tua agar seimbang memilih permainan dalam dan luar ruangan. Jangan biarkan anak Anda hanya berkutat permainan dalam ruangan, seperti bermain game consol atau yang terdapat di smartphone misalnya. "Jangan anggap bermain aman itu di dalam ruangan, orangtua perlu seimbang dalam memberikan ruang bermain bagi anak. Untuk anak di bawah lima tahun, setidaknya bermain di luar ruangan dua jam per hari," tuturnya.

Menjaga keseimbangan ruang bermain ini juga merupakan kriteria yang perlu orang tua perhatikan, selain ruang seimbang atara permainan digital dan non-digital juga perlu diperkuat.

Smartphone, tablet, komputer tidak selalu buruk untuk anak, dengan catatan benar dalam pemanfaatannya. "Jika benar dalam pengawasan dan pemberian, maka bisa menjadi nilai tambah dalam proses belajar anak. Atau setidaknya harus ada pendampingan orang tua jika anak menggunakan gawai," ungkapnya.

Untuk menunjang keseimbangan itu, orang tua juga bisa memanfaatkan Kodomo Challenge, program edukasi untuk mendampingi orang tua dalam mengoptimalkan perkembangan anak usia dini yang dirancang agar anak dan orang tua dapat belajar sambil bermain bersama menggunakan media multiplatform, yaitu Buku Bergambar, Mainan Edukasi, serta Video Edukasi.

Upaya ini digulirkan juga sebagai media kampanye kepada orang tua untuk menikmati waktu berkualitas sambil membangun motivasi dan kepercayaan diri anak. "Di Kodomo Challenge, anak bisa mendapatkan skill yang seimbang. Jadi, sembari bermain, anak tahu ketertarikannya di bidang apa, orang tua juga bisa gunakan Shimajiro dari Kodomo sebagai learning buddy anak," tandas Marketing Manager Kodomo Challenge, Takashi Kimura. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top