Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Mengangkasa" di Bukit Bintang

A   A   A   Pengaturan Font

Mau mencoba spot-spot unik dan amat mengesankan? Silakan berkunjung ke Bukit Bintang. Kawasan di daerah Leuwiliang, Kabupaten Bogor, ini memiliki 32 spot keren. Jadi, pengunjung bisa leluasa memilih lokasi mengabadikan kunjungan.

Belakangan, masyarakat rupanya telah mencapai kondisi "sadar wisata". Ini tentu kenyataan yang menggembirakan. Tak heran, di mana-mana muncul ide kreatif warga untuk menarik wisatawan berkunjung. Hal ini sangat bagus karena berdampak pada peningkatan ekonomi setempat.

Kehadiran para wisatawan tentu anugerah yang sangat dinanti-nanti. Banyak daerah terpencil yang semula tak terdengar dan rasanya tak mungkin orang (jauh) datang, kini justru menjadi destinasi yang dicari orang. Banyak lokasi pelosok di perbukitan yang jauh dari kota kini banyak disulap menjadi mendadak sebagai destinasi pelancongan.

Salah satunya area "Bukit Bintang" yang berada jauh dari Kota Bogor. Kawasan ini masuk Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Meski jalurnya lumayan macet karena harus melewati Kampus IPB di Dramaga, Bukit Bintang mulai banyak didatangi. "Umurnya belum setahun, baru tujuh bulan," kata salah satu fotografer yang beroperasi di kawasan wisata tersebut, Badru (19).

Menurutnya, ini lahan milik Perhutani yang dikelola warga. Namun ada "bosnya" di belakang, termasuk menyediakan puluhan kamera agar digunakan fotografer memotret para wisatawan. Setelah difoto, lalu dipindahkan ke HP, kemudian ditawarkan kepada turis yang dipotret. "Murah, satu foto hanya 2.000 rupiah," katanya. Kalau setuju, foto-foto lalu di-share ke HP. Jadi, tidak dicetak. Meski rata-rata pengunjung membawa kamera atau HP, bidikan fotografer setempat menghasilkan gambar lebih "sensasional" karena tahu angel yang lebih menakjubkan.

"Mengangkasa"

Sebagai contoh adalah foto di lokasi balon. Para wisatawan biasanya mengambil foto seluruh lokasi. Namun, fotografer setempat mampu memotret lebih sensasional. Dia mengambil hanya bagian keranjang ke atas, sehingga hasilnya seakan-akan pengunjung mengangkasa dibawa balon. "Ternyata, harus begini memotretnya. Jadi seperti terbang," kata Ny Habibah yang datang bersama dua putranya. Dia semula dipotret dari tangga menuju keranjang, jadi tidak seperti terbang.

Hanya, untuk spot ini setiap pelancong mesti membayar 5.000 rupiah. Di Bukit Bintang, ada 32 spot yang semuanya menawan untuk lokasi foto. Harga dari tiap spot berbeda-beda. Ada yang 5.000, 10.000, 15.000, dan 20.000 rupiah. Yang paling mahal, 20.000 rupiah, adalah spot helikopter. Masyarakat dapat menggunakan helikopter yang bisa maju mundur dan berputar.

"Kalau foto di semua spot, bisa bangkrut," ujar pengunjung asal Cibinong, Susan (25). Akhirnya, pegawai sebuah pusat perbelanjaan di Bogor ini hanya foto di tiga spot. "Saya hanya foto di tiga tempat. Itu pun cukup yang 5.000-an," katanya sambil tersenyum. Memang spot lumayan mahal. Andai saja lima spot, kalau memilih yang 10.000-an sudah 50.000, apalagi yang 15.000-an atau 20.000. ini belum termasuk masuk lokasi yang mencapai 15.000 rupiah serta parkir mobil 10.000 rupiah.

Ketika ditanya, mengapa tidak disamaratakan atau disatukan dengan tiket masuk. Jadi sistem paket, Badru menjawab bahwa tiap spot berbeda pemiliknya. Soalnya, warga membuat sendiri spot. Sedangkan Perhutani hanya menyediakan tempatnya. Maka, tiket tiap-tiap spot ditentukan sendiri pemiliknya.

Rata-rata spot dibangun "menjorok" menjauhi tanah, sehingga seakan menggantung. Lokasi ini cukup tinggi. Untuk mencapainya, dibuat tangga. Jadi, harus pandai mengambil foto agar menghasilkan gambar yang sensasional. Selain mengangkasa diangkat balon, ada juga pose duduk di kursi, di ayunan, di helikopter tadi, di "pintu langit," dan banyak lagi.

Untuk sampai ke lokasi, dari Jakarta bisa keluar tol Sentul Selatan langsung bablas sampai tol habis. Dilanjutkan perjalanan mengarah ke Dramaga menuju Leuwiliang. Sebelum pasar Leuwiliang, belok ke kiri sekitar tiga kilometer. Jalannya cukup kecil dan berkelok-kelok. Jadi, mobil harus benar-benar sehat. Kalau mau tidak terlalu ramai, datanglah sebelum pukul 10.00 karena setelah itu pengunjung cukup padat. wid/G-1

Makan di Rumah Pohon

Salah satu bentuk kreativitas adalah membuat yang sederhana menjadi unik atau berbeda dari lainnya. Lihat saja karya Agus. Warga asal Yogyakarta ini memanfaatkan lahan dan pepohonan untuk menarik konsumen. Dengan kehadiran tempat wisata Bukit Bintang, Agus yang tinggal tak jauh dari lokasi tersebut lalu membuka tempat makan "Saung Simas". Selain menyediakan tempat lesehan, dia juga menyiapkan tempat makan bagi pelanggan yang mau mencari sensasi. Agus membuat tempat makan di atas pohon, memanfaatkan pepohonan di lahan depan rumah.

"Ini meniru saja. Di Yogya juga banyak," kata Agus. Salah satu tempat makan, persis dibangun di atas pohon kueni. Sebagian pohon di bagian atas dipangkas, dengan menyisakan cabang-cabangnya. Lalu, di atasnya dibuat kedai makan. "Kalau lagi berbuah, sambil makan bisa memetik kueni," tambah dia. Kueni adalah buah mirip mangga dengan bau menyengat kalau sudah matang.

Untuk sampai di kedai makan di atas pohon, pelanggan naik tangga, lalu melewati jalur dari papan. Paling sensasi duduk di kedai atas pohon kueni karena persis di pinggir jalan dan view-nya bagus, di antaranya bisa melihat pepohonan dan perbukitan di kejauhan yang menghijau. "Kalau ada angin, tempat makan akan bergerak karena pohonnya hidup," tambah Agus.

Para pelanggan yang bernasib baik bila musim manggis dapat memetik secara gratis. Agus memiliki banyak pohon manggis di lahan. "Kalau pohon manggisnya berbuah, yang makan di sini, bisa memetik. Silakan makan, gratis," tandas ayah dua putri ini. Daerah Bukit Bintang memang banyak pohon manggis, yang pada bulan September 2018 ini tengah berbunga. Jadi, kira-kira tiga bulan lagi akan memasuki musim manggis. Demikian juga sejumlah pohon durian juga tengah berbunga saat ini.

Menu makanannya sendiri tidak ada yang khas, tapi cukup lengkap untuk mengisi perut sehabis berfoto-foto. Ada beberapa pilihan, seperti ayam goreng, bebek goreng, karedok, tempe goreng, sayur asem, dan lalapan tentu saja. Harganya juga cukup terjangkau. wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top