Mengagetkan Hasil Studi Ini, Penggunaan Obat Tiroid Berkaitan dengan Kehilangan Tulang
Ilustrasi - Obat-obatan.
Foto: ANTARA/ShutterstockJakarta - Sebuah studi terbaru menemukan adanya korelasi antara penggunaan obat tiroid yang diresepkan secara luas dengan terjadinya kehilangan tulang.
Dilaporkan oleh Medical Daily pada Selasa (26/11), para peneliti di Amerika Serikat memiliki kekhawatiran tentang levotiroksin, salah satu obat tiroid yang paling sering diresepkan pada orang dewasa di sana.
Levotiroksin atau L-tiroksin adalah versi sintetis dari hormon tiroksin yang umumnya diberikan kepada pasien dengan tiroid yang kurang aktif.
Orang dengan tiroid yang kurang aktif atau hipotiroidisme menunjukkan tanda-tanda seperti kelelahan, peningkatan denyut jantung, depresi, kulit dan rambut kering, kram otot, sembelit, penambahan berat badan, dan masalah ingatan.
Di Amerika Serikat, sekitar 23 juta orang mengonsumsi levotiroksin, yang dijual dengan merek dagang Synthroid, Levoxyl, Unithyroid, dan Tirosint.
Namun, peneliti dari studi terbaru mencatat bahwa banyak dari mereka melanjutkan pengobatan selama bertahun-tahun tanpa memeriksa apakah masih memerlukan obat tersebut.
Peneliti pascadoktoral dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, Dr. Elena Ghotbi, menyebut sebagian besar resep hormon tiroid mungkin diberikan kepada orang dewasa yang lebih tua tanpa hipotiroidisme, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kelebihan relatif hormon tiroid berikutnya bahkan ketika pengobatan ditargetkan untuk tujuan kisaran referensi.
Berdasarkan studi yang dilakukan, studi menunjukkan bahwa dosis levotiroksin yang tidak tepat, baik jumlah yang berlebihan atau tidak mencukupi dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi kardiovaskular, metabolisme tulang, fungsi reproduksi, fungsi kognitif, keadaan emosional, fungsi gastrointestinal, dan metabolisme glukosa dan lipid.
Studi terbaru menyelidiki apakah penggunaan levotiroksin pada orang dewasa eutiroid yang lebih tua (mereka yang memiliki fungsi tiroid normal), tetapi kadar hormon tiroid yang lebih tinggi dalam kisaran referensi normal, terkait dengan peningkatan kehilangan tulang dari waktu ke waktu.
Untuk studi tersebut, para peneliti mengevaluasi kehilangan tulang dari waktu ke waktu dari 81 pengguna levotiroksin eutiroid dan membandingkannya dengan 364 non-pengguna yang memiliki faktor risiko serupa seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, ras, pengobatan, riwayat merokok, dan penggunaan alkohol.
Para peneliti mencatat bahwa bahkan pada peserta yang kadar thyroid stimulating hormone (TSH) nya berada dalam kisaran normal, penggunaan levotiroksin dikaitkan dengan hilangnya massa tulang dan kepadatan tulang tubuh secara keseluruhan yang lebih besar setelah tindak lanjut sekitar 6,3 tahun.
"Studi kami menunjukkan bahwa bahkan ketika mengikuti pedoman saat ini, penggunaan levotiroksin tampaknya dikaitkan dengan hilangnya tulang yang lebih besar pada orang dewasa yang lebih tua," kata salah satu penulis senior dan profesor radiologi di Johns Hopkins, Dr. Shadpour Demehri.
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 4 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 5 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
Berita Terkini
- Tingkatkan Keselamatan Penerbangan, AirNav Indonesia Gandeng FAA
- Cagub Dharma Pongrekun Mengaku “Legowo” jika Tak Lolos Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta
- Usai Mencoblos, Cagub Jateng Ahmad Luthfi Ajak Masyarakat Tunggu Hasil Perhitungan
- Cagub Jateng, Andika Perkasa, Salurkan Hak Pilihnya 30 Menit Jelang TPS Tutup
- Kemkomdigi: 75 Persen Percakapan soal Pilkada di Ruang Digital Bersentimen Netral