Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Terobosan Sains

Menelusuri Jejak Tanah Liat Kuno

Foto : mindat.org
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut perkiraan mereka, mineral tanah liat dapat meningkatkan pelestarian karbon organik kurang dari sepersepuluh persen. Secara absolut, ini adalah jumlah yang sangat kecil. Namun selama jutaan tahun, mereka menghitung bahwa akumulasi karbon yang tersimpan di tanah liat sudah cukup untuk memicu empat zaman es utama.

"Kami menemukan bahwa Anda sebenarnya tidak membutuhkan banyak bahan ini untuk memberikan dampak besar terhadap iklim," kata Jagoutz. "Tanah liat ini mungkin juga berkontribusi terhadap pendinginan Bumi dalam 3 hingga 5 juta tahun terakhir, sebelum manusia terlibat," tambah Murray. "Dengan tidak adanya manusia, tanah liat ini mungkin membawa perubahan terhadap iklim. Ini hanya proses yang lambat," imbuh dia.

"Penelitian Jagoutz dan Murray merupakan demonstrasi yang bagus tentang betapa pentingnya mempertimbangkan semua komponen biotik dan fisik dari siklus karbon global," kata Lee Kump, profesor geosains di Penn State University, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Ia menilai, umpan balik di antara semua komponen ini mengendalikan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada semua skala waktu, mulai dari naik turunnya tingkat karbon dioksida di atmosfer setiap tahun hingga perubahan dari rumah es ke rumah kaca selama jutaan tahun.

Pertanyaannya kini adalah mungkinkah smektit sengaja dimanfaatkan untuk menurunkan emisi karbon dunia? Murray melihat beberapa potensi, misalnya, untuk menopang reservoir karbon seperti kawasan permafrost. Pemanasan suhu diperkirakan akan mencairkan lapisan es dan mengekspos karbon organik yang telah lama terkubur. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top