Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menelusuri Jalur Menuju Taman Wisata Biduk-Biduk

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Biduk-Biduk memiliki potensi pariwisata sangat besar karena keindahan alamnya. Kecamatan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) itu memiliki garis pantai cukup panjang dengan hamparan pasir putih nan luas yang menghadap langsung ke Laut Sulawesi.

Tak hanya pantai pasir putih, di Biduk-Biduk juga terdapat sebuah danau dua rasa, bernama danau Labuan Cermin. Uniknya, air yang berada di bagian bawah danau ini terasa asin, sementara di atasnya adalah air tawar.

Sayangnya, akses darat menuju daerah yang terletak di ujung timur Kabupaten Berau ini tak semuanya mulus, tak seperti kebanyakan jalan menuju destinasi wisata di Pulau Jawa. Hal itu dibuktikan sejumlah jurnalis dalam ekspedisi All New Xenia lintas Balikpapan ke Biduk-Biduk dengan jarak tempuh 1.551 kilometer (km) selama empat hari melalui rute Balikpapan-Sangatta-Tanjung Redeb-Biduk-Biduk dan kembali lagi ke Balikpapan melalui Sangatta.

Rute yang dilewati tak hanya jalan perkotaan dan jalan tol yang notabene aspalnya mulus. Tapi juga melewati jalan aspal yang berlubang, jalanan tanah berlubang dan bergelombang, serta jalanan lengkap dengan tanjakan ekstrem dan turunan curam yang banyak lubang, seperti di kawasan Gunung Memajang dan Gunung Padai.

"Hampir sebagian besar jalan yang dilalui kondisinya hancur sehingga cukup menghambat waktu tempuh," ujar Yuliantino, salah satu wartawan dari Jakarta, Balikpapan, beberapa waktu lalu.

Untungnya kendaraan All New Xenia, baik transmisi otomatis maupun manual, yang dikendarai mampu melalui rute berat tersebut, sekaligus menjawab keraguan banyak pihak soal ketangguhan saat tanjakan karena menggunakan penggerak roda depan.

Saat melalui area pertambangan dan perkebunan, mampu melewatinya dengan baik tanpa gangguan. Kendati dijajal di jalanan yang rusak mampu dilahap dengan baik. Saat melintasi jalan tanah di hutan sawit yang licin karena habis diguyur hujan, tidak kesulitan bermanuver di jalan rusak dengan jarak ratusan kilometer itu, sekalipun kendaraan yang dipakai ripe R Automatic.

Dengan adanya opsi manual pada tipe tersebut, kendaraan terasa lebih enak dan nyaman dikendarai. Jika pengemudi membutuhkan akselerasi lebih responsif bisa mengubah setelan trasmisi ke manual. Hal ini juga membuat mesin tidak meraung-raung seperti lazimnya mesin bertransmisi otomatis.

Bahkan, saat berada di jalan tol, kecepatan kendaraan Xenia ini bisa dipacu hingga 160 km per jam. Namun, untuk kenyamanan berkendara, kecepatan terbaik yang bisa dipacu di kisaran 100 km-120 km per jam.

Teruji Irit

Untuk konsumsi bahan bakar minyak (BBM), tim tak terlalu merogoh kocek sangat besar. Pasalnya mobil yang dikendarai masuk kategori hemat BBM. Dengan total jarak tempuh 1.551 km, konsumsi BBM-nya sebanyak 136,79 liter atau sekitar 11,34 liter per km dengan kondisi AC dalam keadaan hidup sepanjang perjalanan.

Kepala Wilayah Kalimantan PT Astra International Tbk - Daihatsu Sales Operation Ronald Limanauw mengatakan All New Xenia sejak kehadirannya pada 2004 sudah teruji bandel dan irit BBM. "Konsumen memilih Xenia bukan cuma produknya yang bagus, hemat BBM, dan mesinnya bandel, tetapi karena jaringan layanan servis dan ketersediaan suku cadangnya luas di seluruh Indonesia," tutur Ronald.

Xenia masih menduduki posisi kedua nasional karena layanan purna jualnya, termasuk nilai resale valuenya. Disebutkan, pangsa pasar All New Xenia di Kalimantan merupakan yang tertinggi secara nasional. Berdasarkan data Registrasi Kepolisian atau Polreg, sepanjang 2022, market share All New Xenia berada di 20,42 persen. Sedangkan secara nasional, market share All New Xenia pada 2022 sebesar 10,6 persen.

"Saat ini, banyak pengusaha rental mobil di Kalimantan, terutama di lintas perbatasan ke Kuching, Malaysia, memilih Xenia. Mobil ini irit BBM dan perawatannya terjangkau," kata Ronald.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top