Meneliti Strategi untuk Memperlambat Kanker Otak Primer
Foto: ISTIMEWAPara peneliti berharap bahwa strategi baru bisa muncul untuk memperlambat pertumbuhan dan kambuhnya kanker otak primer yang paling umum pada orang dewasa, yakni glioblastoma.
Penelitian yang dipimpin Rumah Sakit St Michael Toronto dan Rumah Sakit untuk Anak menunjukkan protein ID1 sangat penting untuk inisiasi dan pertumbuhan tumor dan juga berdampak pada respons penyakit terhadap kemoterapi.
ID1 adalah protein yang membuat gen lain tidak diaktifkan atau ditekan dengan mengikat aktivator atau inhibitornya. Dalam karya ini, para ilmuwan menemukan bahwa ID1 membantu menjaga sel induk kanker di glioblastoma, membuat mereka kurang rentan terhadap pengobatan.
"Bidang ini telah mendalilkan selama bertahun-tahun bahwa sel-sel induk kanker adalah populasi kecil di dalam tumor tetapi kritis karena mereka memediasi resistensi pengobatan dan resistensi kanker," kata Dr Sonia Labatt di Pusat Penelitian Tumor Otak di rumah sakit untuk anak SickKids. "Kami sekarang telah menemukan bukti spekulasi itu," kata Labatt.
Para peneliti menemukan bahwa ketika mereka "mematikan" protein ID1 dalam model laboratorium dan sel manusia menggunakan teknologi CRISPR atau obat yang secara tradisional digunakan untuk mengobati psikosis dan sindrom Tourette - pimozide - tumor glioblastoma melambat. Tim juga menemukan bahwa mematikan protein sama sekali membantu tumor menjadi kurang tahan terhadap kemoterapi.
Glioblastoma adalah bentuk kanker otak yang agresif, mewakili 15 persen dari semua tumor otak primer, dan seringkali sulit diobati. Terapi umumnya melibatkan kombinasi beberapa pendekatan untuk mengendalikan penyakit, tetapi saat ini tidak ada obatnya. Diagnosis mendiang penyanyi Tragically Hip Gord Downie dan Senator AS John McCain telah meningkatkan profil glioblastoma dalam beberapa tahun terakhir.
"Tingkat kelangsungan hidup rata-rata untuk glioblastoma adalah kurang dari dua tahun dan kami sayangnya tidak memiliki terlalu banyak pilihan untuk menawarkan pasien dengan kasus ini," kata Dr. Das, yang juga ahli bedah saraf di St. Michael's.
Dalam permodelan di laboratorium, para peneliti menemukan bahwa menghambat ID1 memperlambat perkembangan tumor pada glioblastoma, adenocarcinoma payudara, dan melanoma. Dalam jaringan manusia, mereka menemukan bahwa protein menyebabkan sel lebih resisten terhadap pengobatan kemoterapi pada glioblastoma.
Mematikan protein ini menggunakan obat pimozide meningkatkan kelangsungan hidup secara keseluruhan dan menyebabkan tumor glioblastoma lebih jarang muncul, berkembang lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat.
"Menargetkan protein dengan obat dapat menyajikan strategi baru dan berpotensi menjanjikan untuk pasien dengan glioblastoma," kata Dr. Das.
Langkah selanjutnya untuk penelitian ini menurut Das adalah untuk melihat pengembangan obat penghambat baru untuk ID1 dan memulai percobaan untuk memastikan target efektif.nik/berbagai sumber/E-6
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
Berita Terkini
- Pelatih Kim Sang-sik Prediksi Vietnam Tak Akan Mudah Atasi Indonesia
- Gawat, Wabah Kolera Tewaskan 60 Orang di Sudan Selatan
- Kesetaraan Gender di Sektor Hankam Hasilkan Perdamaian Baik
- Pemakzulan Presiden Yoon Picu Kekhawatiran Atas Kesiapan Militer Korsel Hadapi Ancaman Korut
- Pernah Satu Klub, Shin Tae-yong Bercerita Kedekatannya dengan Pelatih Timnas Vietnam