Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Geliat Parpol

Mencuat Usulan KLB Partai Demokrat

Foto : ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA

PENYELAMATAN DEMOKRAT | Politisi senior Partai Demokrat (PD), Max Sopacua (kedua kanan) didampingi politisi-politisi senior PD lainnya yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) memberikan keterangan pers di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/6).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sejumlah politisi senior Partai Demokrat yang tergabung dalam Presidium Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD) mengusulkan agar segera digelar Kongres Luar Biasa (KLB). Menurut mereka, KLB demi untuk mengembalikan kejayaan Partai Demokrat di 2014 dan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

"Kami mendorong digelarnya KLB dan mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum," kata salah satu anggota Presidium GMPD, Max Sopacua di Jakarta, Kamis (13/6).

AHY menurut Max merupakan wajah baru Partai Demokrat dan berhasil mengemban tugas sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat pada pemilu 2019.

Selain itu AHY berpengalaman menggantikan tugas ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke daerahdaerah karena SBY ketika itu mengurus ibu Ani Yudhoyono di rumah sakit di Singapura.

Menurut Max, usulan KLB mencuat berangkat dari kerisauan sejumlah kader akan kondisi dan situasi di internal Partai Demokrat yang membuat resah. Soliditas kader pun terganggu.

Bahkan kredibilitas dan integritas Partai Demokrat pun rusak yang berujung pada pembusukan partai. Pro kontra berkembang karena ulah segelintir kader yang menyimpang dari jatidiri dan karakter Demokrat yang berhaluan nasionalis religius dengan karakter bersih, cerdas dan santun.

Sementara itu, beberapa politisi muda Demokrat sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang memicu kegaduhan. Mereka membenturkan Partai Demokrat dengan partai, tokoh, dan komunitas lainnya, khususnya terhadap ulama dan umat. Ini yang kemudian berdampak pada munculnya antipati dan kontraproduktif tentunya bagi Partai Demokrat.

"Secara internal kami memandang harus dilakukan kebijakan sesuai dengan sistem dan mekanisme yang berlaku. Kepada yang bersangkutan diwajibkan untuk menyampaikan permohonan maaf," katanya.

Sementara terkait dengan hasil pemilu legislatif 2019, kata Max, dengan segala keterbatasan dan dedikasi kader serta di tengah kondisi internal yang tengah mengalami ujian berat, Partai Demokrat berhasil melewati ambang batas parlemen. "Kondisi ini diperlukan adanya intropeksi dan evaluasi menyeluruh untuk mengembalikan marwah dan kejayaan Partai Demokrat," ujarnya. ags/AR-3

Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top