
Mencoba Angkutan Udara RI 1 di Museum Angkut Batu Malang
Foto: koran jakarta/teguh rahardjoMalang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Timur. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Surabaya, Ibu Kota Jawa Timur. Dari Surabaya, jarak menuju Malang ini hampir 100 kilometer dengan jarak tempuh rata-rata dua jam. Sekarang sudah ada tol yang menghubungkan Surabaya-Malang, jadi bisa lebih cepat menuju ke Malang atau sebaliknya.
Jika dahulu dikenal dengan wisata alamnya, terutama perkebunan apelnya, Malang khususnya Kota Batu Malang, kini menjadi salah satu destinasi wisata eduktif. Salah satu destinasi wisata edukasi adalah Museum Angkut Malang. Museum ini menyajikan banyak sekali alat transportasi yang ada di seluruh dunia, dari zaman dahulu hingga sekarang.
Namanya juga museum, pasti menawarkan hal lama atau jadul. Meski demikian, kesan jadul di museum ini tidak nampak, tapi justru terkesan sangat modern dan milenial. Kendaraan tua yang dipamerkan dipajang sedemikain rupa sehingga kesan kendaraan vintage yang unik semakin terlihat. Ambience-nya keren abis.
Kendaraan jadul yang dipamerkan dikelompokan dalam zona tertentu. Mulai Zona Hall Utama di mana pengunjung dapat melihat koleksi mobil dan motor klasik yang ada di seluruh dunia. Lalu, Zona Edukasi yang memperlihatkan bagaimana sejarah perkembangan transportasi. Zona Batavia dan Pecinan yang membawa kembali ke masa sebelum kemerdekaan dan suasana tradisional kampung pecinan.
Zona Gangster & Broadway Street menampilkan suasana Kota New York di Amerika, kemudian Zona Eropa yang menampilkan bagaimana keunikan Eropa yang sejatinya sangat berbeda dengan Amerika Serikat. Mulai dari Vespa, Volkswagen, hingga Rolls Royce. Lalu, ada zona lainnya seperti Istana Buckingham dan kemeriahan Las Vegas di Amerika.
Helikopter Pertama RI 1
Di lantai satu atau Zona Utama, pengunjung dapat melihat banyak sekali kendaraan antik dan menjadi masterpiece pada zamannya. Di salah satu sudut, nampak sebuah helikopter berukuran kecil. Rupanya itu adalah helikopter kepresidenan pertama yang dimiliki Indonesia. Itu adalah helikopter jenis Helli Bell-47J yang diberi nama Si Walet.
Dari keterangan yang tertulis di samping helikopter itu disebutkan helikopter ini merupakan hasil barter dengan seorang tawanan Amerika Serikat. Seorang agen CIA bernama Allen Pope yang terlibat pemberontakan PRRI/Permesta yang berhasil diringkus oleh TNI Angkatan Udara dan menjadi tawanan.
Presiden Soekarno menukar tawanan dengan 10 Unit pesawat Hercules C-130 B Short Body, 1 Helli Bell-47J Si Walet, 2 unit Executive Bizjet Jetstar Saptamarga dan Garuda, Mobil VVIP Limousine Chrysler Le Baron. Mobil Limousine Chrysler juga diparkir di Museum Angkut, tepat di samping helikopter tersebut.
Tertulis, pada pertengahan tahun 1960, Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy, memberi barter berupa 10 Unit Hercules C-130 B Short Body, 1 Helli Bell-47J Si Walet, 2 unit Executive Bizjet Jetstar Saptamarga dan Garuda, Mobil VVIP Limousine Chrysler Le Baron.
Allen Lawrence Pope atau Allen Pope adalah seorang tentara bayaran yang ditugasi CIA dalam berbagai misi. Beberapa misinya dilakukan di Asia Tenggara di antaranya saat pertempuran di Dien Bien Phu, Vietnam, dan pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia.
Dia tertangkap oleh TNI AU ketika usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV gagal dan akhirnya berhasil ditembak jatuh.
Pesawatnya jatuh ditembak oleh P-51 Mustang milik Angkatan Udara yang diterbangkan oleh Ignatius Dewanto. Namun, kesaksian lain mengatakan pesawatnya tertembak oleh tembakan gencar yang dilakukan armada Angkatan Laut Republik Indonesia.
Pope sendiri adalah pemuda putus kuliah dari Universitas Florida, kelahiran Miami Oktober 1928. Setelah berhenti kuliah, belajar menerbangkan pesawat di Texas sebelum kemudian bekerja sebagai kopilot pesawat angkut.
Tentunya untuk merenovasi pesawat helikopter ini tidak mudah dan cukup mahal. Upaya renovasi dilakukan karena saat pesawat itu ditemukan kondisinya sudah mulai rusak bahkan hampir dihancurkan. Kini setelah selesai diperbaiki, helikopter presiden RI pertama itu dapat disaksikan dan diketahui luas oleh masyarakat.
Bila Anda ingin mengunjungi museum ini, Anda bisa langsung menuju Kota Malang menggunakan penerbangan Garuda Airways dari Jakarta. tgh/E-3
Santai di Pesawat Kepresidenan
Saat tiba di museum, dari kejauhan sudah nampak badan pesawat kepresidenan RI 1. Badannya yang sangat besar, bercat biru, terpajang di lantai dua dari museum. Ternyata pesawat itu adalah Air Force-nya Indonesia atau pesawat kepresidenan. Pesawat sedang bersiap terbang di Run Way 27 Airport.
Pengunjung dipersilakan untuk memasuki pesawat tersebut. Satu per satu masuk melalui detektor logam yang juga replika, untuk menuju tangga masuk pesawat. Dari bawah tangga di bagian pintu pesawat akan terlihat seorang petugas "paspampres" yang sudah bersiap menyambut dan membukakan pintu pesawat. Selain petugas "paspampres" nampak juga sebuah patung manekin yang berdiri tegak berjaga di samping pintu masuk.
Setelah melalui "pemeriksaan" satu per satu pengunjung diperkenanan untuk masuk melalui pintu bagian belakang pesawat. Bagian pertama yang dijumpai adalah meja kerja presiden. Meja kerja ada di bagian kiri dari pintu masuk. Pengunjung agak kaget saat masuk karena ternyata ada patung Presiden BJ Habiebie yang sedang berdiri sambil melambaikan tangan kananya.
Meja kerja presiden ini menjadi spot pertama yang dapat digunakan pengunjung untuk berfoto. Duduk di kursi dengan "Presiden BJ Habibie" yang berdiri di belakang adalah momen foto yang bagus untuk diambil. Kebetulan kursi "presiden" boleh diduduki. Tentunya harus bergiliran dengan pengunjung lainnya. Sementara di sebelah meja kerja ada sebuah dapur atau bar kecil.
Dari meja presiden, pengunjung juga bisa menikmati bersantai di kursi ala Air Force One RI 1. Di bagian tengah dari pesawat terdapat kursi-kursi sofa. Di atas mejanya nampak lengkap dinner set. Rupanya ini adalah tempat untuk jamuan makan bagi tamu-tamu presiden.
Sekali lagi, lokasi makan yang terasa sangat nyaman itu menjadi tempat untuk kembali berfoto selfie oleh para pengunjung. Karena pengunjung yang cukup padat, pengelola menyarankan untuk tidak berlama-lama menikmati suasana di dalam pesawat tersebut. Pengunjung kemudian diarahkan untuk meneruskan perjalanan ke bagian kabin atau depan pesawat.
Pengunjung kemudian akan selesai tour di dalam pesawat kepresidenan dan turun melalui pintu bagian depan.
Di lantai dua Museum Angkut akan nampak jelas pesawat berwarna biru dengan bendera merah putih, cukup mewah bagi pesawat khusus presiden RI. tgh/E-3
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
- 3 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 4 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 5 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
Berita Terkini
-
Kemenekraf Dukung Heli Expo Asia 2025 Promosikan Indonesia Pusat Inovasi
-
Menperin: Manufaktur Tumbuh dan Menyerap Tenaga Kerja Baru Lebih Banyak Dari PHK
-
Ini Kontrak Baru Tijjani Reijnders di AC Milan
-
Waduh! Laga Persija vs PSIS Ditunda Akibat Banjir di Bekasi
-
Asyik Mancing Saat Banjir di Pejaten, Warga Dapat Lele Dumbo