Mencermati Inflasi AS
JAKARTA - Penguatan rupiah awal pekan ini diperkirakan bersifat sementara sehingga berpotensi berbalik melemah, hari ini (13/12). Selain mencermati data inflasi Amerika Serikat (AS), pelaku pasar juga tengah menantikan data ekonomi Tiongkok.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pasar sekarang fokus terhadap data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS, yang dirilis, Selasa (12/12) malam waktu setempat. Meskipun angkanya diperkirakan turun pada November namun masih jauh di atas target bank sentral AS (the Fed) sebesar dua persen.
Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (13/12), bergerak di kisaran 15.600-15.660 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank pada penutupan perdagangan, Selasa (12/12), menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen dari akhir pekan lalu menjadi 15.621 rupiah per dollar AS.
Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan cadangan devisa Indonesia yang kuat dapat menahan laju pelemahan rupiah lebih lanjut sekaligus memberikan penguatan terhadap nilai tukar rupiah.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : andes
Komentar
()Muat lainnya