Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mencermati Data Ekonomi AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah, hari ini (14/1), apabila data ekonomi Amerika Serikat (AS), inflasi produsen (PPI) tak sesuai ekspektasi pasar. Sebelumnya, pasar memperkirakan PPI AS pada Desember lalu meningkat.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin menilai data PPI yang solid akan memperkuat fluktuasi imbal hasil obligasi AS yang diperkirakan kembali rebound. Kondisi tersebut tentunya akan menjadi tekanan terhadap aset berisiko, termasuk rupiah. Nanag memproyeksikan kurs rupiah dalam perdagangan, Jumat (13/1), berada di kisaran 14.240-14.325 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (13/1) sore, ditutup menguat setelah data inflasi Amerika Serikat sesuai ekspektasi pelaku pasar. Rupiah sore ini ditutup menguat 29 poin atau 0,2 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.295 rupiah per dollar AS.

"USD terkoreksi signifikan setelah data inflasi yang kurang lebih sesuai dengan perkiraan pasar dan tidak akan diberikannya insentif tambahan apapun pada kecepatan kebijakan pengetatan (kenaikan suku bunga) oleh The Fed," kata analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta.

Indeks harga konsumen (IHK) AS meningkat 0,5 persen bulan lalu setelah naik 0,8 persen pada November. Secara tahunan, IHK melonjak 7 persen, kenaikan terbesar sejak Juni 1982. Gubernur The Fed Jerome Powell pun tidak memberikan indikasi yang jelas bahwa bank sentral sedang terburu-buru untuk mempercepat rencana pengetatan kebijakan moneter.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top