Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Melasti

Mencapai Kesucian Diri Jelang Nyepi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tahun baru Saka bagi umat Hindu Bali merupakan kesempatan untuk memulai kembali kehidupan dengan hati yang suci. Melalui ritual amati geni pada Hari Raya Nyepi, setiap umat Hindu pada hakikatnya mendapat kesempatan untuk mengevaluasi capaian hidupnya selama satu tahun yang lalu dan menyusun ulang rencana hidup satu tahun mendatang.

Mendahului tahapan tersebut, pada 2 sampai 4 hari menjelang Nyepi, masyarakat Hindu Bali melakukan ritual pensucian diri dan lingkungannya. Ritual tersebut dinamakan upacara melasti.

Upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.

Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia. Karena itulah, upacara melasti selalu diadakan di tempattempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.

Dalam upacara ini, masyarakat akan datang secara berkelompok ke sumbersumber air seperti danau dan laut. Setiap kelompok atau rombongan berasal dari satu kesatuan wilayah yang sama, semisal dari banjar atau desa yang sama.

Setiap rombongan tersebut akan datang dengan membawa perangkat-perangkat keramat peribadahan, yaitu arca, pratima, dan pralingga dari pura yang ada di wilayah masing-masing untuk disucikan. Setiap anggota masyarakat juga menyiapkan sesajian sesuai kemampuan masing-masing. Sajian ini merupakan bagian dari pelengkap upacara melasti.

Ketua Umum Panitia Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941 Daerah Istimewa Yogyakarta, I Made Astra Tanaya mengatakan, maksud dari upacara Melasti sendiri untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan rangkaian acara lainnya. Mengingat untuk merayakan Nyepi, jiwa setiap umat Hindu harus suci terlebih dahulu.

"Besok kan tahun baru (saka), dan sebelum tahun baru kita harus instrospeksi, dan sebelum instrospeksi kita harus bersih, di situ kuncinya harus bersih jiwanya dulu," ujarnya, Minggu (3/3).

Sebelum pelaksanaan ritual, biasanya panitia dari tiap rombongan (banjar atau desa) akan menyediakan sebuah meja atau panggung yang diposisikan membelakangi laut atau danau. Meja ini merupakan tempat untuk meletakkan berbagai perangkat suci peribadahan dari pura beserta beraneka jenis sesajian.

Seluruh anggota rombongan kemudian duduk bersila menghadap ke arah jajaran perangkat ibadah dan sesajian tersebut, sekaligus menghadap ke sumber air suci. Pemuka agama (pemangku) setempat kemudian akan memimpin berjalannya prosesi upacara.

Para pemangku berkeliling dan memercikkan air suci kepada seluruh anggota masyarakat yang hadir serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud pensucian.

Selanjutnya, dilakukan ritual persembahyangan (panca sembah) oleh seluruh anggota rombongan. Para pemangku lalu akan membagikan air suci dan bija (beras yang telah dibasahi air suci). Air suci tersebut untuk diminum sementara bija akan dibubuhkan ke dahi setiap umat yang datang. Selepas prosesi tersebut, perangkatperangkat peribadahan diarakkembali ke pura untuk menjalani beberapa tahapan ritual yang lain.

Untuk menjaga ketertiban pelaksanaan upacara melasti, barisan pecalang (polisi adat) mengatur waktu pelaksanaan yang berbeda bagi setiap daerah (banjar). Hal ini dilakukan agar masing-masing daerah dapat melaksanakan ritual dengan khidmat dan optimal.

Karena itu, sepanjang hari keempat hingga hari kedua sebelum Nyepi, di seluruh Bali akan terlihat rombongan masyarakat dengan pakaian sembahyang yang datang silih berganti ke tepi pantai atau danau.

Di sisi lain, terjaganya ketertiban pelaksanaan ritual tahunan ini akan menjadi momen yang tak terlupakan bagi para wisatawan yang berkesempatan untuk menyaksikannya. pur/R-1

Filosofi Tirta Amerta

Upacara Nyepi di Bali merupakan tradisi rutin yang dilakukan seluruh umat Hindu. Dalam perayaannya, Anda akan mendapati beberapa sesi upacara yang dilakukan sebelum Nyepi. Salah satu sesi tersebut adalah pelaksanaan upacara Melasti di Bali. Upacara ini, merupakan bagian dari penyucian diri yang dilakukan seluruh umat Hindu Bali.

Upacara ini, dalam pelaksanaannya dilakukan biasa dilakukan di area tepi pantai. Penyucian yang dilakukan umat Hindu Bali, bertujuan untuk membersihkan diri dari berbagai tindakan dan perilaku buruk yang pernah dilakukan. Selanjutnya, mereka pun akan membuangnya ke laut. Di waktu yang sama, pembersihan juga dilakukan pada berbagai perlengkapan persembahyangan yang ada di pura.

Penggunaan air sebagai sarana penyucian dalam upacara melasti yang dilakukan masyarakat Hindu Bali memiliki nilai filosofi tinggi. Mereka menganggap bahwa air, baik yang berasal dari danau ataupun laut, merupakan air kehidupan. Oleh masyarakat setempat, air kehidupan disebut dengan nama tirta amerta.

Sebagai air kehidupan, tirta amerta punya peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pada pelaksanaan upacara melasti di Bali, tirta amerta merupakan sarana untuk menghanyutkan kotoran alam. Di waktu yang sama, umat Hindu di Bali akan melakukan evaluasi terhadap perjalanan hidup setahun ke belakang dan menysun rencana kehidupan satu tahun berikutnya.

"Upacara melasti memang biasanya dilakukan di pantai. Namun, tak menutup kemungkinan kalau upacara ini juga bisa dijumpai di danau. Mengingat, keduanya sama-sama termasuk dalam air kehidupan. Apalagi, tidak semua wilayah di Bali memiliki jarak yang begitu dekat dengan pantai," ujar I Made Astra Tanaya.

Pada pelaksanaannya, masyarakat Hindu Bali akan datang secara berbondongbondong ke lokasi upacara melasti. Pengelompokan kedatangan tersebut dilakukan berdasarkan kesatuan wilayah masing-masing. Sebagai contoh, kelompok A merupakan orang-orang yang berasal dari satu wilayah desa atau banjar.

Setiap rombongan kemudian akan menyertai diri dengan berbagai perangkat keramat yang digunakan untuk sembahyang. Beberapa di antaranya adalah arca, pralingga, atau pratima yang diambil dari area pura tempat mereka bersembahyang. Sebelum dibawa, peralatan itu terlebih dahulu diarak berkeliling desa.

Mereka yang berpartisipasi pada upacara melasti di Bali, umumnya mengenakan pakaian putih. selanjutnya, sosok pemangku akan bertugas untuk berkeliling dan memercikkan air suci. Pemercikan air suci ini ditujukan tak hanya kepada peserta, tetapi juga untuk peralatan yang dibawa.

Sebagai tambahan, pada pelaksanaan upacara melasti di Bali, umat Hindu setempat juga akan membawa beragam sesajian. Sesajian tersebut merupakan simbol dari Trimurti yang menjadi kepercayaan umat Hindu, yakni Wisnu, Brahma, dan Siwa.

Para wisatawan berkesempatan untuk turut berpartisipasi dalam upacara ini. Hanya saja, ada hal yang harus Anda perhatikan. Jangan sampai aktivitas selama upacara terganggu karena kehadiran Anda. Apalagi, acara ini bagi masyarakat Bali memiliki makna yang begitu penting. pur/R-1

Komentar

Komentar
()

Top