Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Menanti Rapat The Fed

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dollar melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan, Sabtu (22/1) pagi WIB, bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Sentimen tersebut diperkirakan dapat mendorong penguatan terhadap rupiah.

Pekan ini, investor menantikan pertemuan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) untuk kejelasan lebih lanjut tentang prospek kenaikan suku bunga. Ekspektasi The Fed mempercepat pengetatan kebijakan moneter mendorong kenaikan imbal hasil dan dollar awal pekan lalu.

Namun, imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah karena penurunan pasar saham mencerminkan selera risiko yang buruk, sementara kekhawatiran tentang potensi konflik di Ukraina mendorong permintaan untuk mata utang safe haven.

"Semuanya akan agak tenang" sampai Fed merilis pernyataannya pada Rabu (26/1/2022) setelah pertemuan dua hari," kata Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto. "Masuk akal dollar agak diredam karena kurangnya dorongan nyata dari data."

Indeks dollar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen hari ini di 95,650 tetapi naik 0,5 persen untuk pekan lalu. Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (21/1) sore, ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.336 rupiah per dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top