Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menanti Hasil Nyata dari Luis Milla

A   A   A   Pengaturan Font

Luis Milla Aspas menjadi pilihan PSSI menjadi pelatih tim nasional Indonesia. Target utama pelatih asal Spanyol itu adalah meraih medali emas SEA Games 2017 Malaysia.

"Terakhir kali Indonesia meraih emas yakni pada 1991. Kami mau juara satu di SEA Games dan posisi empat besar di Asian Games 2018," ujar Sekretaris Jenderal PSSI saat itu, Ade Wellington Januari lalu.

PSSI cukup optimistis dengan keberadaan Luis Milla di kursi kepelatihan timnas senior dan timnas U-22. Pengalaman bermain pria berusia 50 tahun itu di Barcelona dan Real Madrid, serta membawa timnas U-21 Spanyol menjadi juara Eropa diyakini bisa membawa angin segar bagi prestasi sepakbola nasional.

Milla kemudian mulai bekerja secara efektif pada 8 Februari 2017 dan dikontrak selama dua tahun dengan peninjauan capaian setiap tahunnya. Setelah gagal di SEA Games, kini Asian Games 2018 serta mendongkrak posisi Indonesia di rangking FIFA menjadi target bagi Milla.

Sepanjang tahun 2018, Milla telah melakoni 22 pertandingan. Catatan tersebut mencakup laga timnas senior Indonesia dan timnas U-23 Indonesia.

Sebanyak 22 pertandingan tersebut meliputi serangkaian uji coba internasional dan dua turnamen pada tahun 2017, yakni Kualifikasi Piala Asia U-23 pada Juli 2017 di Thailand dan SEA Games Malaysia pada 2017. Hasilnya, Milla meraih 10 kemenangan dalam 19 pertandingan.

10 kemenangan tersebut diraup tim asuhan Milla saat melawan Kamboja (3), Mongolia, Filipina, Timor Leste, Myanmar, Persita Tangerang, Brunei Darussalam dan Mongolia.

Sebagian besar kemenangan Milla didapatkan pada SEA Games 2017. Tapi usai SEA Games 2017, prestasi timnas Indonesia menurun. Indonesia menelan dua kekalahan beruntun pada agenda uji coba November 2017, yaitu dua laga melawan timnas U-23 Suriah.

Padahal, dalam salah satu dari dua laga tersebut, Milla menggunakan delapan pemain senior. Mereka adalah Andritany Ardhiyasa, Fachruddin Aryanto, Achmad Jufriyanto, M Taufiq, Bayu Pradana, Andik Vermansah, Boaz Solossa, dan Ilija Spasojevic.

Suriah bisa dibilang bukan lawan yang sepadan untuk Milla bersama timnas Indonesia. Sebab, Suriah saat ini menduduki peringkat ke-77 dalam peringkat FIFA, sementara Indonesia ke-165.

Luis Milla sedikit memberikan pembelaan tentang dua kekalahan terakhir timnas Indonesia. Mantan pelatih timnas U-21 Spanyol itu mengatakan bahwa ini semua merupakan sebuah proses yang harus dilaluinya.

"Ini adalah perjalanan, tenang saja karena ini adalah langkah pertama. Bisa diingat lagi bahwa sebelum SEA Games 2017, kami kalah melawan Myanmar yang membawa para pemain seniornya," ujar Milla.

Ajang Penentuan

Tinggal dua ajang lagi yang harus dilalui Milla, yakni Asian Games 2018 di Indonesia dan Piala AFF 2018. Milla bersama dengan tim Merah Putih harus menghadapi beberapa negara kuat sebagai uji kekuatan untuk Asian Games 2018.

Kesempatan untuk uji coba terakhir tahun ini didapatkan pada ajang Tsunami Cup di Stadion Harapan Bangsa, Aceh awal Desember. Namun hasil yang diraih juga tak sesuai harapan. Timnas Indonesia harus puas di peringkat dua setelah takluk 0-1 dari Kirgistan di partai terakhir.

Meski demikian Milla mengaku dapat meraih hasil lain terkait peforma Timnas Indonesia menuju Asian Games 2018. "Kami bisa analisis apa yang terjadi dalam turnamen ini. Kita finis di posisi dua. Secara umum kita menjalani turnamen dengan bagus. Saya sudah mendapatkan apa yang mau saya lihat dari pemain," jelasnya.

Pada Januari 2018, PSSI berencana mengundang salah satu peserta Piala Dunia 2018, Islandia, untuk menghadapi timnas U-23 di Indonesia. Dari Februari 2018 sampai sebelum Asian Games yang digelar Agustus mendatang, PSSI telah menyiapkan an tujuh negara yang harus dihadapi timnas U-23 sebagai persiapan. Ketujuh negara tersebut adalah Arab Saudi, Qatar, Malaysia, Singapura, Vietnam, China, dan Korea Selatan.

"Sebenarnya, kalau mau menang gampang saja, kami bisa melawan tim lemah dan menang besar. Namun, saya suka lawan tim kuat karena anak-anak akan belajar bagaimana mengatasi masalah. Jadi, saat nanti di Asian Games 2018, kami sudah tahu cara mengatasi masalahnya," tandas Milla.ben/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top