Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Menanti Data Inflasi AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pelaku pasar keuangan fokus terhadap data makro ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi petunjuk baru terkait kapan bank sentral setempat (The Fed) memulai kebijakan tapering. Apabila rencana tapering sesuai rencana awal pada akhir tahun ini, hal itu akan menjadi sentimen positif bagi dollar AS. Sebaliknya, kondisi tersebut menjadi tekanan terhadap aset berisiko, termasuk rupiah.

"Investor menunggu data inflasi AS yang dapat mempengaruhi kapan The Federal Reserve akan mulai mengurangi stimulus," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (14/9).

Data indeks harga konsumen yang akan dirilis Selasa (14/9) malam diperkirakan menunjukkan laju inflasi tahunan sebesar 5 persen atau lebih. Hal itu mengikuti laporan minggu lalu yang menunjukkan indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik ke tertinggi baru karena gangguan rantai pasokan yang terus-menerus mendorong biaya lebih tinggi.

Seperti diketahui, Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (14/9) sore, ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.248 rupiah per dollar AS.

Penguatan tersebut salah satunya didukung penurunan kasus positif Covid-19 di dalam negeri. Jumlah kasus harian Covid-19, Senin (13/9), bertambah 2.577 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,17 juta kasus. Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar Covid-19 mencapai 276 kasus sehingga totalnya mencapai 139.165 kasus.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top