Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Networking Dinner

Memikat Turis Korsel dengan Pesona Indonesia

Foto : foto-foto: KBRI Seoul
A   A   A   Pengaturan Font

Nama Indonesia sudah cukup popular di Negeri Ginseng, Korea Selatan (Korsel). Namun hal ini tak serta merta ditunjukkan dengan banyaknya turis Korsel yang tandang ke Indonesia. Apalagi tahun lalu.

Kunjungan turis Korsel ke Indonesia hanya tercatat 358.349 orang, atau menurun hingga 10 persen dari tahun sebelumnya.

Hal tersebut merupakan dampak berbagai bencana alam yang terjadi, khususnya di Lombok dan Bali yang menjadi tujuan utama turis Korsel ke Indonesia. Cara baru untuk meyakinkan kembali rombongan wisman Korea tentu saja perlu dilakukan. Salah satu yang menjadi agenda Pemerintah Indonesia melalui KBRI di Korsel adalah dengan melakukan pendekatan intensif kepada Asosiasi Agen Wisata Korea Selatan atau KATA.

Hal ini semata untuk membujuk dan meningkatkan kepercayaan diri para agen wisata negeri Kimchi ini guna mempromosikan dan menjual paket-paket wisata ke Indonesia secara lebih intensif.

Setelah melakukan upaya Door to Door dengan KATA pada kesempatan sebelumnya, Dubes RI untuk Korsel Umar Hadi kali ini menyelenggarakan Malam Apresiasi dan networking dinner di Wisma Duta Besar RI pada Jumat (22/2), dengan mengundang tak kurang dari 40 pelaku utama penggerak wisata Korsel, yang terdiri Chairman, Direktur dan anggota KATA, BUMN Indonesia di Korsel serta media massa pariwisata. Kesempatan networking juga diperuntukkan KBRI dan Garuda Indonesia Seoul untuk memperkenalkan destinasi wisata baru di Indonesia, sekaligus untuk mempromosikan kembali Bali dan Lombok, yang sempat mengalami penurunan jumlah turis dari Korea.

Dubes dalam pertemuan tersebut menyampaikan apresiasi Pemri atas penyampaian bantuan kemanusiaan dari anggota KATA bagi korban bencana alam di Sulawesi Tengah (Kota Palu dan sekitarnya) pada Desember 2018, senilai KRW 89.234.000 (setara dengan 79.400 dolar AS) melalui PMI. "A friend in need is a friend indeed. Anda telah menunjukkan sebagai teman sejati Indonesia, kami sangat berterima kasih atas upaya Anda selama ini untuk Indonesia," ungkap Dubes Umar kepada Presiden KATA.

Selain itu, Dubes menggarisbawahi berbagai upaya bersama untuk meningkatkan arus wisatawan Korsel ke Indonesia, salah satunya dengan penyelenggaraan familiarization trip (famtrip) bagi pimpinan agen travel pada 2019 untuk mempromosikan destinasi 10 new Bali.

Terkait dengan hal tersebut, Presiden KATA menyampaikan komitmennya untuk berupaya meningkatkan arus kunjungan wisata dari Korsel ke Indonesia dan sebaliknya. "Saya menyadari potensi pariwisata Indonesia sangatlah besar. Namun jumlah kunjungan yang selama ini kami catat masih belum optimal dan tidak berbanding lurus dengan potensi yang ada. Untuk itu mari kita berupaya bersama untuk mengoptimalkan semua potensi yang ada. Alangkah baiknya jika frekuensi penerbangan dan kota-kota tujuan wisata di kedua negara dapat ditingkatkan," ujar Mr. Henry C. OH Jr, Chairman KATA.

Sebelumnya, data yang dirilis Kemenpar RI, turis Korsel yang bepergian ke Indonesia pada 2017 sekitar 378.769 atau meningkat 10 persen lebih dari tahun sebelumnya yang hanya 343.887 wisatawan.

Salah satu faktor yang menjadi pendorong meningkatnya jumlah wisatawan Korsel ke Indonesia adalah kepopuleran acara Youn's Kitchen yang ditayangkan televisi TvN yang tayang pada Maret-Mei 2017. Sambutan positif dari masyarakat Korsel kemudian mendorong Korean Air berani untuk membuka charter flight Incheon-Lombok selama 5 gelombang.

Selain Youn's Kitchen, beberapa acara televisi populer lain yang mengambil lokasi syuting di Indonesia pada 2017 diantaranya adalah Law of the Jungle edisi Sumatera dan Pulau Komodo (SBS), Battle Trip di Bali (KBS), dan Running Man di Yogyakarta (SBS). Pada 2018 kembali beberapa reality show Korea mengambil lokasi syuting di Indonesia. Diantaranya yaitu Salty Tour di Bandung (TvN) , My Little Old Boy di Bali (SBS).

Penayangan reality show yang berlokasi di Indonesia merupakan cara promosi pariwisata yang cukup efektif untuk menggaet turis Korsel bertandang ke Indonesia. Melalui acara-acara televisi tersebut masyarakat negeri kimchi dipameri keindahan dan keunikan Indonesia yang tidak bisa ditemukan di negara lain. Pesona Indonesia diharapkan mampu menyedot minat wisata warga Korsel ke Nusantara. uda/R-1

Lulusan Indonesia Tuai Pujian

"Mahasiswa asal Indonesia sebagian besar merupakan mahasiswa berprestasi. Apalagi dua orang yang saya bimbing dan diwisuda pada hari ini. Keduanya sangat cerdas, pandai memanfaatkan waktu dengan baik, serta sangat aktif dalam berbagai kegiatan di dalam dan luar kampus," ungkap Prof Kim Dong Joon, Wakil Presiden sekaligus pembimbing dua mahasiswa Indonesia program doktoral di Pukyong National University (PKNU) di Busan kepada Dubes Umar Hadi.

Lebih jauh Presiden PKNU menyampaikan pihaknya ingin semakin besar berperan dalam penguatan hubungan RI-Korsel, terutama dalam pengembangan SDM.

Menanggapi hal tersebut, Dubes Umar menyampaikan terima kasih atas tempaan PKNU yang telah mengantarkan para mahasiswa asal Indonesia menjadi SDM handal di bidang masing-masing. "Saat ini Korsel merupakan salah satu mitra terpenting Indonesia. Volume perdagangan kedua negara tahun lalu mencapai hampir 20 miliar dolar AS. Korsel juga mencatatkan diri sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia dengan jumlah perusahaan yang beroperasi di Indonesia tak kurang dari 3.000 perusahaan," ungkap Dubes.

Secara khusus usai upacara, Dubes Umar beserta pengurus Persatuan Pelajar Indonesia di Korsel (Perpika) mengadakan syukuran ala Indonesia bersama seluruh wisudawan dan keluarga dengan prosesi tumpengan.

Selain menghadiri wisuda, Dubes juga mengadakan pertemuan dengan perwakilan mahasiswa Indonesia di berbagai universitas di Busan, seperti Busan National University, Dong-A University, Youngsan University dan Kyungsung University serta PKNU. Pertemuan tersebut sengaja dilakukan untuk memberikan pembinaan dan dorongan motivasi sekaligus mengetahui perkembangan studi para mahasiswa Indonesia di sana.

Dalam pertemuan tersebut Umar berpesan agar mahasiswa Indonesia senantiasa aktif membaca dan menuliskan ide dan gagasannya. "Belajar merupakan proses seumur hidup, membaca juga tak cukup hanya yang menjadi bidangnya saja. Sempatkan membaca biografi para pemimpin dunia. Banyak inspirasi yang bisa kita dapatkan disana," pesan Dubes.

Khusus bagi yang sudah akan segera menamatkan pendidikannya, Dubes menyarankan agar mencari dulu pengalaman kerja di Korea. "Tidak perlu buru-buru pulang ke Indonesia, carilah dulu pengalaman kerja di sini dan membina networking untuk bakal nanti membangun Indonesia," pesan Umar.

PKNU merupakan universitas terbaik kedua di Busan dan terbaik dalam dua jurusan yang menjadi andalannya, yaitu Tehnik dan Ilmu Kelautan. Saat ini terdapat tak kurang 50 mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di universitas tersebut, baik program magister maupun doktoral. Wisuda periode awal tahun ini telah meluluskan 4 mahasiswa Indonesia untuk Program Doktoral dan 11 mahasiswa Program magister, hampir keseluruhannya mendapatkan predikat sangat memuaskan. uda/R-1

Komentar

Komentar
()

Top