Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PerpuSeru

Membangun Kesejahteraan melalui Perpustakaan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perpustakaan tidak hanya diposisikan sebagai sumber informasi, lebih jauh implementasi gudang ilmu itu terbukti dapat mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah.

Merujuk pada sumber bacaan buku teknik budidaya hortikultura di perpustakaan yang ada di desanya, Anjar Priyanto, petani muda dari Desa Kelor Kabupaten Gunung Kidul sukses membudidayakan terong dan cabai merah.

Sebelumnya, Anjar adalah petani muda minim pengalaman, bahkan para petani senior di desanya pun kerap meremehkan kemampuannya karena terus mengalami gagal panen. "Saya sering diremehkan petani senior, katanya untuk apa bertani, pengalaman kamu kurang lah, tidak becus lah. Tapi dengan membaca buku tentang budidaya tersebut, keahlian saya makin meningkat. Nah, dari situ mulai banyak yang menanyakan caranya, lalu saya bilang belajar dari buku dan internet di perpustakaan," jelas Anjar dalam Festival Lapak PerpuSeru, di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, belum lama ini.

Dirinya pun senang ketika keberhasilannya disambut baik oleh orang sekitar, perlahan tapi pasti banyak petani muda yang bergabung dengannya, para petani senior pun tak segan untuk bertanya lebih jauh soal teknik pertanian dengannya.

"Saya senang ketika ilmu yang saya dapatkan memberikan dampak pada peningkatan hasil panen saya. Sehingga saya pun berinisiatif mengajak pemuda lain untuk bergabung ke kelompok tani muda. Kini kelompok tani muda semakin berkembang, baik dalam jumlah petani muda dan penghasilannya", ujar Anjar.

Melalui perpustakaan itu pula kegiatan Anjar dan 25 anggotanya banyak terdokumentasikan dengan baik, hingga perjuangannya pun menarik perhatian dinas pertanian setempat, dan memperoleh bantuan berupa panduan dan peralatan pertanian. Hasilnya, pertanian mereka semakin meningkat. Hasil panen yang didapat pun semakin berkualitas.

"Keuntungan yang kami peroleh baru-baru ini, kemarin kami menanam cabai merah dengan modal 7 juta rupiah tanpa bantuan dana, saat panen kami mendapatkan keuntungan sampai 32 juta rupiah," kata Anjar.

Mendengar hal itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan (Deputi ll), Woro Titi Haryanti, menyampaikan, kisah sukses petani desa melalui perpustakaan bisa menjadi inspirasi dan juga penanda begitu pentingnya literasi bagi kesejahteraan masyarakat luas.

"Peran perpustakaan harus ditingkatkan sebagai wahana pembelajaran bersama untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui kegiatan pelatihan dan keterampilan. Dalam perspektif itulah, perpustakaan menjadi institusi pelopor gerakan literasi untuk kesejahteraan," ujar Woro.

"Saya percaya bahwa literasi memegang peranan penting untuk kemajuan sumber daya manusia Indonesia. Literasi membantu setiap pribadi untuk berkembang menjadi sosok yang mandiri secara sosial, ekonomi dan kompeten. Mari kita bersama-sama terus gaungkan literasi untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," lanjutnya.

Sukses Lintas Daerah

Anjar tidak sendiri mendulang sukses melalui perpustakaan. Dalam gelaran Festival Lapak PerpuSeru sebenarnya banyak potensi UMKM yang usahanya berangkat dari PerpuSeru (Perpustakaan Seru), sebuah program literasi yang dikembangkan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama Perpustakaan Nasional dan perpustakaan daerah.

Program yang dimulai sejak November 2011 ini, kini telah tersebar di 18 provinsi dan memfasilitasi sekitar 104 perpustakaan kabupaten, 1000 Iebih perpustakaan desa dan mencapai sekitar 14 juta masyarakat yang mengakses layanan perpustakaan tersebut.

Dan implementasi dari kegiatan di perpustakaan itu dipamerkan dalam Festival Lapak PerpuSeru. "Kegiatan Lapak PerpuSeru ini telah diadakan kedua kalinya, dan menghadirkan puluhan karya dan kisah sukses lintas daerah dan generasi, namun memiliki satu kesamaan yakni semangat maju bersama melalui perpustakaan. Kemudian peserta Festival Lapak PerpuSeru ini pun juga merupakan bukti nyata bahwa mereka turut berhasil secara sosial dan ekonomi bersama perpustakaan," ujarnya Titie Sadarini, Chief Executive Coca-Cola Foundation Indonesia.

Hal yang menarik dari program PerpuSeru ialah menjadikan perpustakaan sebagai wadah mendidik, yang dipadati kegiatan pelatihan dan workshop.

Woro mencontohkan, melalui perpustakaan seru masyarakat tak hanya bisa menemukan buku bacaan, tapi juga sebagai wahana pembelajaran bersama untuk mengembangkan potensi masyarakat melalui kegiatan pelatihan dan keterampilan.

"Jadi banyak workshop yang diselenggarakan sehingga masyarakat bisa menggali potensinya dan pada gilirannya bisa membantu meningkatkan kesejahteraan. Itu sebabnya perpustakaan menjadi institusi pelopor gerakan literasi untuk kesejahteraan," ujar Woro.

Melihat keberhasilan PerpuSeru dalam memberikan dampak pembangunan kesejahteraan khususnya masyarakat pedesaan, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) yang didukung Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2019 akan mereplikasi program PerpuSeru dalam kegiatan Prioritas Nasional, sebagai salah satu strategi pengentasan kemiskinan melalui pemanfaatan perpustakaan.

Pada 2019 Bappenas telah menyetujui program PerpuSeru untuk masuk ke dalam Prioritas Nasional dengan tiga tujuan yaitu, pertama pembangunan manusia meialui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar, melalui program prioritas. Kemudian pemerataan layanan pendidikan berkualitas, terakhir penguatan literasi untuk kesejahteraan dengan target membangun 300 perpustakaan kabupaten. ima/R-1

Semangat Literasi

Sementara itu, penyanyi Tasya Kamila yang dikenal sebagai artis dan pemerhati pendidikan di kalangan generasi milenial turut terinsipirasi dari kegiatan PerpuSeru.

"Ide PerpuSeru itu seperti perpustakaan kekinian, dan pasti akan menarik minat anak muda untuk datang ke perpustakaan. Nggak cuma tempat untuk membaca saja tapi juga disediakan perangkat yang memadai untuk kita internetan," ujar Tasya.

Inovasi perpustakaan kekinian menurut wanita yang memperoleh gelar S2 dari Amerika Serikat ini, juga harus dibarengi dengan minat untuk 'membangun' kemampuannya. "Kadang generasi milenial itu banyak ide tapi susah mengimplementasikannya. Alhasil kalau mereka nyerah jadi tidak produktif. Sebenarnya seperti yang dilakukan teman-teman di PerpuSeru, harus banyak baca browsing dan banyak berkumpul dengan teman-teman yang produktif, agar ide mereka dapat diaktualisasikan menjadi sebuah karya," kata pelantun lagu Anak Gembala itu.

Memang masalah utama dalam hal ini ialah meningkatkan minat baca seseorang. Diungkapkan Tasya, salah satu cara untuk menumbuhkan minat bacanya ialah dengan membaca novel. "Kalau saya sendiri untuk mengawali suka membaca itu dengan novel, selanjutnya jika ada ide yang perlu direalisasikan, coba membaca baca buku tentang orang yang pernah sukses di bidang tersebut," ungkap Tasya.

Melalui permulaan itu, istri Randi Bachtiar itu menilai minat baca lambat laun akan tumbuh. "Ini karena didorong kebutuhan akan kehausan kita terhadap suatu informasi, kehausan akan hiburan juga karena membaca bisa jadi hiburan," tandasnya. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top