Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
The Day of Happiness

Memantapkan Langkah Pasangan ke Jenjang Pernikahan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Industri pernikahan saat ini sangatlah menarik. Dapat dilihat sejak akhir tahun lalu, berbondong-bondong para pelaku industri pernikahan ini melangsungkan exhibition atau pameran pernikahan. Mulai dari menghadirkan sederet desainer ternama untuk gaun pengantin, vendor katering makanan, dekorasi, makeup, fotografi, dan lain-lainnya.

Tidak dipungkiri, kian harinya semakin banyak orang yang memakai jasa wedding organizer agar memudahkan dalam merencanakan pernikahan. "Industri pernikahan saat ini sedang menarik sekali. Orang yang menikah kan umumnya berusia 20 sampai 30 tahunan, nah populasi itu pada 2019 sedang meningkat. Makanya banyak diadakan pameran pernikahan seperti ini karena harus mulai menyiapkan pernikahan satu tahun sebelumnya," kata Reza Paramita, Chief Operating Officer Weddingku.

Selain itu, generasi millenial yang mendominasi juga memiliki kesibukan yang padat dan menginginkan sesuatu yang simpel. Terlebih pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan tidak bisa terulang lagi bagi sebagian orang. Maka dari itu, penyelenggaraan pameran pernikahan diharapkan jangan sampai menginspirasi sesuatu yang salah karena esensinya adalah membantu calon pengantin memberikan gambaran dalam mewujudkan pernikahan impian mereka.

"Jadi gak melulu berbicara tentang bisnis, tetapi juga komitmen di industri pernikahan bahwa ini (pernikahan) adalah sesuatu yang sakral dan tidak bisa terjadi lagi," lanjutnya.

Salah satu pameran pernikahan terbesar Jakarta Wedding Festival (JWF) 2018 akan diselenggarakan pada 13 hingga 15 Juli 2018. Pameran yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) ini mengangkat tema "The Day of Happiness" sebagai penggambaran hari bahagia untuk para calon pengantin, dengan menghadirkan sesuatu layaknya acara pernikahan sesungguhnya.

Merangkul lebih dari 500 vendor pernikahan, JWF tahun ini berharap dapat mendatangkan 100 ribu pengunjung dengan total transaksi 450 miliar rupiah dalam waktu tiga hari. "Nanti akan ada vendor katering yang menyuguhkan tester makanan selama tiga hari penuh sehingga calon pengantin dapat melihat bagaimana pas eksekusi di hari pernikahannya," tutur Reza.

Tak hanya itu saja, terdapat pula vendor baju pengantin yang menawarkan 300 koleksi yang dapat dicoba oleh calon pengantin wanita sekaligus dapat berkonsultasi. "Jadi kami ingin calon pengantin keluar dari JWF 2018 dalam keadaan senang karena sudah tahu apa yang mereka inginkan saat pernikahannya," kata Reza.

Tren Riasan Rambut

Berbicara mengenai riasan wajah pengantin, sudah umum jika para calon pengantin menginginkan riasan yang membuat pangling tamunya. Meskipun beberapa saat lalu sempat menjadi tren riasan pengantin tidak mencolok.

Tren tersebut dipopulerkan oleh beberapa selebriti Indonesia seperti Raisa, Putri Marino, hingga yang terbaru dari Kerajaan Inggris, Meghan Markle. Bennu Sorumba seorang Make Up Artist, mengatakan, pada dasarnya ada dua tipe riasan wajah untuk pengantin, natural dan bold.

"Namun kalau di Indonesia untuk make up yang natural masih jarang sih ya untuk pernikahan. Biasanya make up natural saat pre wedding saja. Kalau pas hari H-nya, make up yang bold sehingga jadi lebih spektakuler atau manglingin," jelas Bennu.

Riasan rambut juga salah satu aspek penting dalam pernikahan, entah pernikahan bergaya modern atau tradisional. Saat ini pun popularitas untuk riasan rambut sedang naik-naiknya, seiring dengan menjamurnya riasan wajah. Tren riasan rambut pengantin saat ini belum bisa ditentukan karena itu adalah impian sang calon pengantin.

Namun kebanyakan, orang Indonesia melakukan riasan rambut yang simpel namun rapi dan sedikit messy. Untuk riasan rambut sendiri biasanya menyesuaikan dengan karakter calon pengantin, pakaian yang dikenakan dan make up nya. Saat ini, riasan rambut pengantin 2018 lebih simpel.

"Tetapi Indonesia mempunyai ragam adat yang banyak, jadi ada sentuhan tradisional tetapi dapat menyesuaikan dengan baju dan make up nya," kata Anda Arussa, Hair Stylist.

Menurutnya tatanan rambut tidak boleh terlalu menonjol karena pada dasarnya hal itu menjadi satu kesatuan bersama dengan baju dan make up. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa sebagai seorang hair stylist memberikan saran pada calon pengantin yang diriasnya.

"Jadi tentu tetap dikasih saran seperti dahinya lebar jadi bisa melakukan riasan rambut modern dengan memberi poni, atau kalau pipinya chubby bisa membuat rambut sedikit menjuntai di pipi," katanya.

Keragaman Budaya

Dengan keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, tidak heran jika setiap budaya mempunyai tradisi pernikahan yang berbeda dengan yang lainnya. Seperti misalnya dalam tradisi pernikahan adat Minang, di mana keluarga mempelai wanita yang meminang mempelai pria, berbeda dengan tradisi dari budaya lain yang mana mempelai pria lah yang meminang.

Ada pula tahap-tahapannya, mulai dari pertemuan, meminang, hingga setelah prosesi akad. Kemudian, tradisi adat Batak yang jika ingin menikahi wanita suku Batak maka sang pria harus membeli wanita dari orangtuanya. Sang pria harus memenuhi mahar yang ditentukan oleh pihak mempelai wanita agar mempelai pria mempunyai hak atas anak perempuannya.

Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh wanita itu, maka semakin mahal pula maharnya. Tradisi adat Batak ini mirip dengan tradisi yang ada di Tiongkok. Tradisi adat Suku Bugis adalah memberikan mahar berupa emas. Tidak hanya itu saja, proses adatnya pun cukup panjang dan meriah sehingga melibatkan seluruh anggota keluarga dari kedua belah pihak di setiap prosesi pernikahannya.

Kalau di Jawa, biasanya calon pengantin wanita dipingit selama tiga sampai lima hari. Saat itu, ia dilarang keluar dan bertemu dengan calon pengantin pria.

Biasanya, dalam masa pingit calon pengantin wanita melakukan perawatan tubuh di rumah seperti luluran, berpuasa dan minum jamu-jamuan. Hal ini agar saat hari pernikahan nanti, sang calon pengantin wanita dapat membuat pangling calon pengantin pria dan tamu undangan. Sekarang ini pun, tradisi pingitan masih dilakukan oleh calon pengantin wanita. Namun menggunakan nama yang berbeda, yakni Bridal Shower.

Bridal Shower sendiri adalah pesta pemberian hadiah yang diselenggarakan untuk calon pengantin. "Sebenarnya bridal shower diadopsi dari budaya lain (budaya barat), namun pingitan juga sama kok seperti bridal shower. Cuman bridal shower membuat calon pengantin wanita lebih relax aja karena berkumpul bersama teman-temannya," pungkas Reza.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top