Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Melindungi dari Varian Virus Baru

Foto : Merck & Co. via AP
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), Amerika Serikat, kekebalan setiap orang bervariasi. Banyak orang memiliki respons imun yang kuat dan tahan lama yang melindungi mereka dari Covid-19, namun beberapa orang menghasilkan respons imun yang lemah.
Mereka yang memiliki respons kekebalan lemah berisiko terinfeksi ulang oleh virus baru. Oleh karena itu menurut CDC perlu setidaknya satu dosis vaksin untuk meningkatkan kadar antibodi mereka. Sedangkan orang yang pernah terinfeksi disarankan untuk mendapatkan vaksinasi lengkap.
"Kami tahu bahwa infeksi ulang bukanlah kejadian umum, setidaknya dalam jangka pendek dengan varian pertama virus serta beberapa varian lainnya," kata seorang sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security dan ahli penyakit menular, Dr Amesh Adalja, seperti dikutip laman Healthline.
Sebuah studi kecil yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Oxford menemukan bahwa seseorang yang menghasilkan respons kekebalan yang lebih lemah, mungkin lebih berisiko terinfeksi ulang dari varian baru. Pada kebanyakan kasus, kekebalan yang didapat dari infeksi sebelumnya memberi perlindungan yang baik dari keparahan.
Adalja menambahkan bahwa sistem kekebalan tubuh melibatkan banyak bagian kerja seperti antibodi, sel T, dan sel B. Antibodi adalah garis pertahanan pertama tubuh melawan infeksi dan mengejar protein lonjakan yaitu tempat mutasi terjadi.
Antibodi pertahanan pertama mencegah infeksi yang paling ringan sekalipun. Sedangkan sel T dan sel memori B yang hidup di kelenjar getah bening beraksi setelah terpapar kembali dengan patogen. Sel T dapat mengenali banyak bagian berbeda pada setidaknya 57 lokasi dari SARS-CoV-2 bukan sekedar protein lonjakan.
Sel T sangat penting dalam menyerang infeksi virus dan mencegah penyakit yang parah, perawatan inap, dan kematian.
"Saya menyarankan orang yang pernah terinfeksi sebelumnya untuk divaksinasi. Hanya satu dosis mungkin cukup dalam subkelompok untuk memperkuat kekebalan alami mereka," ungkap Adalja.
Bukti menunjukkan, hanya satu dosis setelah infeksi sebelumnya dapat meningkatkan kadar antibodi bahkan lebih tinggi dari dua dosis pada orang yang tidak memiliki infeksi sebelumnya.
Sementara menurut spesialis penyakit menular dan profesor pada Fakultas Kedokteran Universitas Yale, Dr Richard A Martinello, karena perbedaan tingkatan imunitas setiap orang, maka vaksinasi penuh sebaiknya tetap dilakukan.
"Tetapi karena variabilitas kekebalan dari orang ke orang, vaksinasi lengkap masih dianjurkan," kata dia seraya berharap mereka yang pernah terkena Covid-19 harus divaksinasi dan harus mendapatkan vaksin lengkap.
Menurut penelitian, vaksin dapat bekerja melawan varian baru, yang kemungkinan berbeda jenis dengan infeksi pertama. "Vaksinasi menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan memberikan perlindungan yang sangat baik terhadap Covid," pungkas Martinello. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top