Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Nias

Melihat Sisa Peninggalan Zaman Batu di Desa Adat Bawomataluo

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Akses masuk ke rumah hanyalah tangga kecil yang dilengkapi pintu jebakan. Bentuk atap rumah yang sangat curam dapat mencapai tinggi 16 meter. Digunakan untuk berlindung dari serangan musuh, omo sebua dibuat memperhatikan kekuatan karena bahan rumah ini tahan terhadap goncangan gempa bumi.

Namun ukuran omo sebua biasanya lebih besar, struktur kayu lebih kokoh, atapnya tinggi dan tidak lagi terbuat dari rumbia. Di desa adat Bawomataluo bangunan kayu ini memiliki atap dari bahan logam seng yang lebih awet dari panas dan hujan.

Salah satu keunikan dari rumah adat di Bawomataluo dan Nias pada umumnya adalah konstruksinya yang dibangun tanpa paku sama sekali. Sebelum membangun rumah, akan dilakukan upacara adat terlebih dahulu agar membawa berkah untuk pemilik rumah dan menjaganya dari hal-hal buruk.

Mengunjungi desa adat Bawomataluo sekana ingatan dibawah memasuki lorong waktu, pindah ke zaman batu. Tradisi lompat batu dan rumah-rumah tersebut disebut tidak lepas dari warisan budaya megalitik atau batu besar yang masih tersisa di sana.

Seperti diketahui tradisi megalitik merupakan bentuk-bentuk praktik kebudayaan dengan ciri khasnya melibatkan monumen atau struktur tersusun dari batu-batu besar. Di desa itu tradisi megalitik terbagi dari beberapa jenis, yaitu diletakkan mendatar dan disebut daro-daro dan yang dalam posisi tegak atau naitoro,
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top