Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Yun Artified Community Art Center

Melengkapi Infrastruktur Seni Rupa di Jakarta

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dinamisnya perkembangan senirupa di Indonesia tentunya memerlukan penunjang sarana seni yang diperuntukan untuk umum seperti art center.

Meskipun saat ini telah banyak art center yang ada di Jakarta, namun hal itu tidak menyurutkan Yince Djuwidja untuk mendirikan sebuah art center. Ini ia lakukan untuk memfasilitasi kegiatan sehingga senirupa di Indonesia dapat berkembang lebih baik.

Yince merasa termotivasi untuk membangun Yun Artified Community Art Center yang memiliki luas ruang pameran 1.584 meter persegi. Art center yang memiliki 3 lantai untuk pameran dan 1 lantai untuk workshop, berlokasi di Jl. Katamaran Permai 3 No.35, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Yun Artified Community Art Center nantinya akan menjadi sebuah pusat kegiatan seni yang memiliki fasilitas ruang pameran, ruang workshop dan perpustakaan. Kegiatan yang saat ini sudah berjalan adalah art workshop seperti kelas Chinese Calligraphy, Chinese Ink Painting, Canvas Painting with oil or acrylic, Clay-Sculpting dan Brush Pen Calligraphy. Chinese Calligraphy sendiri adalah sebuah bentuk aestetik dari seni menulis (kaligrafi).

Kaligrafi telah dilakukan secara meluas di Tiongkok dan bahkan terkenal di seluruh penjuru Asia. Biasanya, kaligrafi erat hubungannya dengan literatur Tiongkok, instrumen musik senar, permainan papan bernama Go dan lukisan.

Ada beberapa standar dari banyaknya gaya untuk menerapkan kaligrafi di beberapa budaya. Sehingga setiap orang memiliki gayanya masing-masing dalam kaligrafi.

Sementara Chinese Ink Painting adalah salah satu seni melukis paling tua di dunia. Nantinya seni melukis ini akan melibatkan teknik-teknik yang juga digunakan pada kaligrafi dan diselesaikan dengan guratan kuas yang dicelupkan pada tinta hitam atau berwarna.

Pada seni melukis ini, cat minyak tidak digunakan sama sekali. Adapun melukis di kanvas menggunakan minyak ataupun akrilik.Yangmana kedua hal itu berbeda sama sekali. Semisalnya bahan akrilik mudah mengering dan bisa diaplikasikan ke hampir semua medium, cat berbahan minyak justru membutuhkan waktu yang lama dalam mengeringkannya.

Beberapa pelukis pemula terkadang pun masih kurang mengetahui perbedaan ini, sehingga hasil akhir yang dibuat berbeda dengan dari yang diharapkan sehingga mempelajari keduanya di workshop sangat membantu. Atau Clay Sculpting, memahat menggunakan clay atau lilin. Berbeda dengan memahat yang umumnya menggunakan kayu atau dari tanah liat, clay sculpting terdengar jauh lebih mudah. Padahal tidak selalu lebih mudah, tergantung dari object yang ini dibuat.

Terlebih, saat ini Clay Sculpting tengah populer dengan berbagai macam aksesoris berbahan dasar clay. Lain lagi dengan Brush Pen Caligraphy yang sekilas mirip dengan kaligrafi biasa yang menggunakan pena dan tinta berwarna hitam atau diberi warna, yang saat ini sedang menjadi tren, dengan menciptakan kaligrafi disertai beberapa font tulisan lainnya sehingga membuat tulisan menjadi cantik.gma/R-1

Solusi Sistem Penyimpanan

Dalam setahun, Yun Artified Community Art Center akan mengadakan 2-3 kali pameran yang dikurasi oleh senior kurator senirupa Indonesia ternama. Salah satu program yang dimiliki oleh Yun Artified adalah Art Advisory yang akan memberi berbagai solusi seperti sistem penyimpanan karya seni yang benar, mencocokkan karya seni dengan ruangan, membangun database online untuk koleksi karya seni dan merekomendasikan karya seni sesuai budget melalui database yang terdiri oleh seniman established dan emerging.

Yun Artified Community Art Center akan diresmikan pada 18 Januari 2019, dan didampingi dengan pameran khusus karya Yince Djuwidja dan karya Zheng Lu seniman sculpture dari Beijing, Tiongkok.

Sedangkan pada 19 Januari 2019 akan diadakan acara berkarya bersama antara seniman Indonesia dengan seniman Tiongkok untuk menghasilkan satu karya ukuran besar.

Yince Djuwidja selaku pendiri berharap dengan dibukanya Community Art Center ini akan memberi warna baru dalam mendukung kegiatan seni rupa di Indonesia. Juga menurutnya, visi utama dibukanya Community Art Center ini adalah untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan apresiasi terhadap seni visual dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi komunitas seni rupa.

Jim Supangkat yang dikenal sebagai seorang kritikus seni rupa di Indonesia akan mengkuratori semua kegiatan pameran di Yun Artified Community Art Center. Dengan dipilihnya Jim Supangkat diharapkan akan dapat membagikan pengalamannya tidak hanya kepada seniman-seniman muda namun juga kepada masyarakat yang butuh referensi sejarah seni rupa Indonesia.

Sebelumnya Yince Djuwidja telah mendirikan Indonesia-China Art Association (ICAA) pada 2013, sebuah organisasi nirlaba berbasis keanggotaan, terdiri dari sejarawan seni, sarjana, kurator, kritikus, kolektor, pendidik, dan penerbit seni yang mempromosikan dan mendukung kesenian Indonesia dan Tiongkok.

ICAA juga menjadi wadah penghubung antara Asosiasi Seni Indonesia dengan Assosiasi Seni Tiongkok dan di manca negara dalam sektor seni rupa. gma/R-1

Kerjasama Seni Indonesia Tiongkok

Selain mempromosikan seni dan mendukung seniman, tujuan dan misi ICAA adalah untuk memberikan kesempatan bagi komunitas lokal dan masyarakat umum untuk mendapatkan pendidikan seni melalui pameran dan program penukaran berbagai kesenian dengan Tiongkok.

ICAA pertama kali menyelenggarakan pameran karya lukisan dari seniman Indonesia dan Internasional yang berjudul Hikayat Air yang merupakan sebuah dialog awal seni rupa Indonesia dan Tiongkok yang berlokasi di Museum Nasional Jakarta. Pameran ini dikuratori oleh Agus Dermawan T. (Indonesia) dan Yan Ding (Tiongkok), diselenggarakan pada 19 sampai 25 Oktober 2014, dan dibuka oleh Duta Besar Tiongkok, Mr. Xie Feng, untuk Indonesia.

Pada 24 September - 15 Oktober 2017, ICAA berhasil mendapatkan suatu kehormatan membawa seniman Indonesia dengan fasilitas ruang khusus atau bisa disebut dengan paviliun Indonesia pada Beijing International Art Biennale (BIAB) ke-7, pada kategori Special Exhibitions, berlokasi di National Art Museum of China, Beijing. Pada pameran tersebut karya-karya dari anak bangsa mendapat perhatian khusus dari pengunjung Tiongkok dan manca negara. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top