Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Melawan Mitos Seputar Penyakit Jantung

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Mitos seputar penyakit jantung sudah cukup meresahkan, sudah saatnya masyarakat faham seputar penyakit mematikan ini seutuhnya.

Penyakit jantung memang menjadi salah satu penyebab utama kematian. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Artinya, angka tersebut mencapai 31 persen dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Kemudian lebih dari tiga per empat kematian akibat penyakit kardiovaskular ini terjadi di negara berkembang.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, tak sedikit dari kasus penyakit jantung terjadi akibat lambatnya penanganan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya ialah percaya mitos atau berita hoax.

Dalam peluncuran buku berjudul 'Sebelum Anda Pergi Ke Dokter Jantung' yang ditulis dokter Vito Anggarino Damay, SpJP(K), M.Kes, FIHA, FICA, menyinggung betapa urgensinya masyarakat saat ini terhadap pemahaman penyakit jantung. "Ini karena saya sering mendapatkan pasien yang seharusnya bisa lebih awal terdeteksi penyakitnya, tapi karena termakan berita hoax jadi terlambat penanganannya," terangnya di Maxx Box Lippo Village Karawaci, Tangerang, belum lama ini.

Seperti misalnya seputar isu kolesterol, selama ini dirinya melihat banyak masyarakat yang salah faham soal penyebab kolesterol, si pemicu penyakit stroke dan serangan jantung.

"Seperti anggapan bahwa konsumsi daging kambing sebaiknya tak berlebihan. Apalagi, jika suka merasa sakit kepala dan nyeri di area tengkuk, itu pertanda bahaya pada kadar kolesterol tubuh. Itu mitos dan selalu dikeluhkan oleh pasien saya, kalau habis makan daging kambing katanya sakit kepala dan leher. Itu sebenarnya bukan karena kolesterol tinggi, hanya kebetulan saja," ujar spesialis jantung dari RS Siloam Lippo Village itu.

Kemudian hoax dalam konsumsi kopi juga demikian, rasa sakit ketika mengkonsumsi kopi tidak benar sama sekali, karena menurut Vito kopi tidak secara langsung mengganggu kesehatan. Sebaliknya, dalam batasan konsumsi tertentu kopi minuman yang kaya akan zat antioksidan itu justru baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Yang jadi masalah sebenarnya ialah asupan pendamping kopi, Vito menyebut asupan berlebih creamer dan gula bisa memicu penyakit jantung dan kolesterol. "Untuk konsumsi kopi cukup 2 cangkir saja dalam satu hari, disarankan kopi murni yah," terangnya.

Secara ilmiah, Vito menjelaskan tidak semudah mengklaim seseorang memiliki kolesterol hanya dengan gejala leher belakang sakit. "Pasti ada faktor lain yang melatarbelakangi gejala sakit pada bagian itu. Yang paling benar untuk dilakukan ialah dengan melakukan cek kadar kolesterol dengan benar, artinya tidak sekadar dicek dengan tusuk jari, tapi seharusnya dengan berpuasa. Karena cek kolesterol setelah berpuasa itu lebih meyakinkan. Dan dianjurkan mulai lah melakukan cek kolesterol itu rutin sejak berumur 20-an,"paparnya.

Kendati demikian Vito menyebut ada gejala yang berpeluang besar menandakan kolesterol tinggi dalam tubuh. "Lihat di bagian mata yang harusnya putih, menjadi berwarna kuning. Ini gejala yang paling bisa diukur, tapi memang tidak selalu pada semua pasien," kata dia.

Tanggungjawab Profesi

Banyaknya hoax yang beredar di kalangan masyarakat itu menggugah dokter Vito membuat buku 'Sebelum Anda Pergi Ke Dokter Jantung'. Buku ini menjabarkan dengan sangat jelas, dan berbahasa yang mudah dimengerti soal bagaimana untuk menjaga kesehatan jantung secara ilmiah.

"Dalam pembahasan buku ini 100 persen ilmiah tapi dikemas lebih ringan. Sebelum Anda ke dokter, buku ini sudah bisa meredam hoax serta menghemat pengeluaran saat pergi ke dokter," jelasnya.

Dokter yang kini aktif sebagai pembicara kesehatan mengenai jantung dan kesehatan umum lewat acara 'Ayo Hidup Sehat' di salah satu stasiun televisi swasta ini juga menyebut, buku yang ditulisnya merupakan bagian dari tanggung jawabnya sebagai seorang dokter yang ahli di bidangnya, yakni yang berkaitan dengan masalah penyakit jantung.

"Dokter tidak hanya mencegah penyakit jantung, tapi juga komplikasinya. Maka, melalui pemaparan informasi dari menulis dan menyebar berita yang betul, saya harap bisa semakin meredam hoax," tegasnya.

Kemudian, Vito berharap langkah untuk melawan hoax tidak hanya dilakukan oleh dirinya saja, tetapi untuk para profesional di bidang lain, misal expert di bidang teknologi, pendidikan dan lain sebagainya. "Karena melalui cara ini, kabar bohong di bidang apapun bisa teratasi dengan baik. Sudah saatnya kita memberantas hoax, di bidang keilmuan yang kita yakini. Semua demi mencerdaskan masyarakat," tambah Vito.

Sementara itu Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia Cabang Banten Dr Roy Christian, yang hadir dalam peluncuran buku, juga berharap besar masyarakat memiliki sumber bacaan tepercaya dan ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. "Setelah membaca buku ini diharapkan pembacanya bisa lebih awal mengetahui gejala penyakit ini sehingga bisa lebih cepat mencegahnya. Semua bisa dipelajari di buku ini," terang Roy. ima/R-1

Bahaya Menahan BAB

Untuk memahami penyakit jantung memang begitu kompleks, namun tetap garis besarnya ada pada gaya hidup manusianya, yang sebenarnya mudah dipahami pula.

Studi terbaru menunjukkan gaya hidup tidak sehat yang banyak dianut anak muda saat ini membuat prevalensi usia pengidap penyakit jantung kian meningkat.

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia yang disebabkan tersumbatnya pembuluh darah koroner karena keretakan plak pada saluran utama pembawa darah dan oksigen ke jantung.

Kemudian, dr Vito dalam bincang-bincangnya bersama media menjelaskan menahan buang air besar (BAB) juga bisa memicu serangan jantung, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Menurutnya hal ini bisa terjadi karena seseorang yang sering menahan BAB memiliki risiko mengalami sembelit. Ketika BAB jadi tidak lancar karenanya, ada kecenderungan untuk mengejan saat tiba waktunya BAB.

Memang secara umum jantung dan pencernaan tidak memiliki hubungan langsung, tapi bukan berarti tidak keterkaitan lho, dalam kasus ini orang yang punya penyakit jantung sebaiknya tidak boleh mengejan. "Karena itu bisa meningkatkan risiko tekanan yang tinggi dalam rongga jantung. Karena saat kita mengejan secara langsung akan meningkatkan risiko aritmia atau gangguan irama jantung yang fatal dan bisa menyebabkan kematian," paparnya. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top