Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Asia

Melawan Kekuasaan Bangsawan dengan Kekuasaan Tertutup

Foto : afp/ KAZUHIRO NOGI
A   A   A   Pengaturan Font

Strategi pemerintahan tertutup, selain menghindari upacara-upacara tidak penting yang melekat pada takhta, juga memungkinkan kaisar untuk melepaskan diri dari intrik politik ibu kota dan memiliki kebebasan untuk mengelilingi dirinya dengan penasihatnya sendiri dan bukan dengan penasihat Fujiwara.

Strategi ini dilanjutkan dengan penerus Shirakawa yang juga menciptakan birokrasi mereka sendiri (In-no-Cho) mirip dengan klan Fujiwara, sehingga menciptakan struktur kekuasaan paralel. In-no-Cho menangani pajak dan hak atas tanah yang berkaitan dengan takhta, dan beberapa pejabatnya bahkan bekerja di birokrasi pemerintah juga.

Kebijakan pemerintahan tertutup memang berhasil, namun kebijakan ini bukanlah pengganti yang sah dan formal terhadap pemerintahan terpusat, dan akibatnya, kebijakan ini bukannya tanpa masalah. Pasti ada juga kebingungan mengenai begitu banyak sumber otoritas yang berbeda dalam pemerintahan Jepang, seperti yang dirangkum oleh sejarawan Cameron Hurst III.

"Kedaulatan sebagian besar tetap berada di tangan kaisar - jika tidak ada alasan lain selain itu harus ada seorang kaisar, sedangkan kaisar yang turun takhta bukanlah suatu kebutuhan politik…(dalam beberapa kasus) tidak ada perbedaan antara kaisar dan pensiunan kaisar, dan Oleh karena itu, dokumen pensiunan kaisar setara dengan dekrit kekaisaran….," tulis Hurst.

Ada harga yang harus dibayar untuk mempertahankan kekuasaan para pensiunan kaisar. Setelah melakukan reorganisasi dan desentralisasi beberapa elemen pemerintahan, khususnya dalam hal patronase, baik Fujiwara maupun kaisar tidak dapat lagi mengontrol sepenuhnya siapa yang mempunyai kekuasaan di daerah. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top