Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Urun Rembug Tokoh Pers

Media Berperan Penting Merajut Persatuan

Foto : ISTIMEWA

BAHAS KEBANGSAAN | Sejumlah nara sumber acara urun rembug tokoh pers tengah membahas tema kebangsaan dan juga potensi wisata di Medan, Sabtu (31/8). Acara ini juga sekaligus sosialisasi Piala Presiden Lomba Media Nasional.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Deputi IV Kantor Kepala Staf Presiden, Eko Sulistyo mengungkapkan, keadaan demokrasi yang belakangan kian merosot di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Indikasinya, menguatnya politik identitas dan merebaknya konservatisme, yang salah satu buahnya adalah intoleransi

"Peran penting kawan-kawan wartawan di negeri kita sekarang adalah merajut persatuan dan membina kerukunan lewat pemberitaan yang sehat dan mencerdaskan," ujar Eko Sulistyo.

Eko Sulsityo berbicara dalam forum "Urun Rembug Tokoh Pers tentang Masalah Bangsa". Acara ini merupakan bagian dari kegiatan sosialisasi Piala Presiden-Kompetensi Media Nasional yang bertema 'Cepat Majulah Bangsaku', perhelatan ini berlangsung di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan, Sabtu (31/8) malam.

Nara sumber lain dalam pertemuan ini adalah Forum Jurnalis Perempuan Indonesia, Ranggini, Wakil Ketua Dewan Pers Hendri Ch. Bangun, anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo, Ketua PWI Pusat, Margiono dan wartawan Media Indonesia Usman Kasong, M Yazid, wartawan senior yang dulu lama memimpin Kantor Berita Antara dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Sumut.

Dalam rilis yang diterima Koran Jakarta, Minggu (1/9), disebutkan, topik urun rembug kemarin ada lima. 'Pariwisata sebagai Sektor Utama Ekonomi Nasional' hanya salah satunya. Lainnya adalah 'Persatuan dan Kerukunan Bangsa', 'Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Berkesejahteraan Sosial', 'Pendidikan dan Pengembangan SDM di Era 4.0', serta 'Pengembangan Industri Berbasis Pemanfaatan Teknologi Digital'.

Potensi wisata Sumatera Utara (Sumut) yang luar biasa besar tidak akan banyak artinya kalau saja tidak bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan orang banyak, terutama penduduk di sekitarnya.

Nyatanya, karunia alam dan budaya yang istimewa itu hingga sekarang masih jauh dari optimal pendayagunaan dan kefaedahannya sebab baru para pelaku usaha saja yang bergerak. Pemerintah, sejauh ini bisa dikatakan belum hadir karena cenderung baru sekadar berwacana.

"Pemerintah jangan hanya mengatakan mendukung. Yang lebih penting adalah membantu, termasuk dalam permodalan. Lihatlah apa yang terjadi di negara lain, termasuk Thailand dan Malaysia. Kita tidak ada apa-apanya dibanding mereka dalam hal turisme. Di sana pemerintah benar-benar menopang pelaku wisata," kata M Yazid. sur/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top