Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Matoa Miliki Makna Spesifik dengan Budaya Asli Papua

Foto : Koran Jakarta/Eko S Putro
A   A   A   Pengaturan Font


"Yang ada di Yogya dan Bantul matoa kelapa semua, saya tinggal lama di Yogya untuk kuliah, jadi tahu dan pernah mencoba matoa di sana manis semua," kata Agustinus.
Purnomo menjelaskan, sebenarnya ada banyak jenis matoa di alam. Namun pengklasifikasian jenis matoa di Indonesia sepertinya belum ada. Dan matoa sebenarnya tak hanya bisa ditemukan di Papua, namun juga di sebagian Sumatera dan Kalimantan. Tapi matoa dengan populasi yang sangat rapat memang hanya bisa ditemukan di hutan Papua.


"Di Nusa Kambangan Cilacap juga ada matoa tapi jenis yang lain lagi dengan buahnya kecil. Matoa di sana hanya jadi kesukaan monyet dan burung. Kalau manusia ya nggak bakal doyan," jelasnya.


Menurut Purnomo rasa matoa di Cilacap yang asam mirip dengan rambutan tipe alami. Yang jarang diketahui, rambutan yang biasa dijual di pasar saat ini adalah rambutan hasil budidaya yang sudah melalui banyak campur tangan manusia untuk mendapat rasa yang diinginkan. "Rambutan telah dibudidaya manusia sejak ratusan tahun lalu, namun matoa di Papua maupun di Nusa Kambangan itu masih alami, belum ada campur tangan manusia," kata Purnomo.


Kalau matoa kelapa tipe alami saja rasanya sudah manis dan enak sekali bagaimana jika budidayanya dikembangkan ? "Tentu akan jadi buah hebat sekali. Barangkali pemerintah bisa mulai menggalakkan budidaya matoa agar jadi buah khas lokal andalan. Rambutan alami yang kecut saja bisa jadi sangat manis apalagi matoa kelapa yang sudah manis, tentu jadi sangat istimewa," pungkas Purnomo. YK/R-1

Pertama di Fakultas Biologi UGM
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top