Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana

Masyarakat Yogyakarta Diminta Waspada

Foto : ISTIMEWA

Sri Sultan Hamengku Buwono X.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Masyarakat Yogyakarta (Jogja) diminta tidak takut terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi saat ini. Namun, masyarakat tetap harus melakukan upaya antisipasi dan membangun kewaspadaan apabila sewaktu-waktu terjadi letusan.

"Kalau takut ya keluar saja dari Yogyakarta. Saya kira Merapi tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan sehingga masyarakat itu ada rasa was-was, panik, dan sebagainya, jangan," kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Senin (17/12).

Sultan berharap masyarakat Yogyakarta bisa ikhlas menerima kondisi Gunung Merapi karena sebagai salah satu gunung teraktif di dunia wajar saja jika Merapi kembali beraktivitas seperti saat ini."Merapi itu sudah rutin, empat tahun sekali punya aktivitas karena Merapi itu salah satu gunung teraktif di dunia," kata dia.

Raja Keraton Ngayogyakarta itu menyebutkan, letusan lava Merapi hanya mengalir ke bawah. Karena itu, masyarakat yang dekat dengan Merapi di lereng Merapi perlu mewaspadai.

Sultan meyakini, masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi telah memiliki kesiapsiagaan. Saat Gunung Merapi mengalami erupsi dan kondisi dirasa berbahaya, mereka bisa bergegas pergi mengungsi.

"Kalau mereka (masyarakat di lereng Merapi) sudah siap wong... barangnya tidak pernah dimasukkan lemari, semua dimasukkan dalam koper. Jadi, mereka sebetulnya tidak mempersoalkan," kata dia.

Seperti diketahui bahwa pada Minggu (16/12) malam pukul 19.00 WIB, Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol dengan intensitas guguran yang masih rendah.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, di Yogyakarta, mengatakan guguran itu masih berpotensi muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu. "Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi," katanya.

Kendati terjadi guguran lava, ia meminta agar masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dengan terus mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG.

Berdasarkan Laporan Aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 7-13 Desember yang dirilis BPPTKG, menyebutkan bahwa kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Volume kubah lava per 13 Desember 2018 sebesar 350.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari. YK/E-3

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top