Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana - BNPB Mendukung Penggunaan Kartu Pengungsi

Masyarakat Sekitar Gunung Agung Jangan Khawatir Berlebihan

Foto : ISTIMEWA

Gunung Agung

A   A   A   Pengaturan Font

Gempa tremor non-harmonik biasa terjadi pada gunung dengan aktivitas kegempaan tinggi. Masyarakat sekitar Gunung Agung jangan khawatir berebihan dengan adanya gempa tersebut.

KARANGASEM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat tidak terlalu khawatir berlebihan terkait gempa tremor non-harmonik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali yang saat ini berstatus awas. Gempa tremor non-harmonik biasa terjadi pada gunung dengan aktivitas kegempaan tinggi.

"Jangan terlalu khawatir apabila ada laporan seperti ini (tremor non-harmonik) karena biasa terjadi pada gunung dengan aktivitas kegempaan tinggi," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, Jumat (13/10).

Menurut Devy, gempa tremor non-harmonik sebagai indikasi peningkatan aktivitas fluida magma. Terlebih pada Kamis (12/10) memang ada indikasi peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Agung mencapai 900 kali lebih dalam kurun waktu 24 jam. Tremor yang terjadi pertama kali sejak gunung api tertinggi di Pulau Dewata itu juga masih pada level biasa dengan jumlah amplitudo tidak terlalu signifikan. Devy menjelaskan gempa tremor dapat dibagi menjadi dua yakni harmonik dan non-harmonik.

Tremor harmonik lebih kepada pergerakan magma yang masuk ke dalam pipa (gunung api) dengan efek resonansi karena pemanasan sistem hidrotermal yang dangkal. Durasi yang terjadi juga lebih panjang. "Sedangkan tremor non-harmonik memiliki mekanisme berbeda dengan resonansi lebih tinggi, namun durasi lebih pendek dan amplitudo lebih kecil," jelas Devy.

Devy tidak berani memastikan apakah aktivitas kegempaan tremor non-harmonik sebagai indikasi bahwa letusan (erupsi) Gunung Agung sudah semakin dekat. Belum tentu juga akan mendekati erupsi karena semua gunung itu memiliki karakteristik masing-masing. "Kalau analogi seperti manusia misalnya ya sama saja. Orang kembar saja bisa sifatnya beda. Begitu juga gunung, sama.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top