Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Maskapai Baru Malaysia, SKS Airways, Mengudara

Foto : VoA/REUTERS/Lim Huey Teng
A   A   A   Pengaturan Font

KUALA LUMPUR - Maskapai penerbangan murah baru Malaysia, SKS Airways, mengudara pada Selasa (25/1) dengan penerbangan-penerbangan jarak pendek ke pulau-pulau wisata menyusul pulihnya industri perjalanan domestik setelah berbulan-bulan lockdown karena pandemi Covid-19 tahun lalu.

SKS meluncurkan penerbangan perdananya dari Bandara Subang di dekat Kuala Lumpur ke Pangkor, sebuah pulau bebas pajak di bagian utara negara itu, dan menjadi maskapai pertama yang terbang ke sana.

Maskapai ini juga memulai penerbangan ke Pulau Redang di bagian timur laut, surga scuba diving yang populer, dan ke selatan, ke Pulau Tioman, dengan pesawat turboprop Twin Otter berkapasitas 19 tempat duduk. Saat ini tidak ada penerbangan komersial lain ke pulau-pulau itu.

Peluncuran SKS berlangsung bahkan ketika maskapai-maskapai lain di negara itu, termasuk maskapai penerbangan murah AirAsia, masih berjuang untuk bisa keluar dari dampak pandemi.

"Sebagai maskapai baru, kami gesit, gesit dan fleksibel serta mampu memanfaatkan setiap peluang yang muncul. Kami memosisikan diri sebagai maskapai yang memenuhi permintaan terpendam saat ini untuk perjalanan domestik," kata Direktur SKS Airways Rohman Ahmad,

SKS Airways dimiliki oleh SKS Group, sebuah perusahaan real estat yang berbasis di negara bagian Johor. Maskapai ini mengatakan operasinya pada awalnya akan terfokus pada pulau-pulau wisata dan pantai dengan koneksi ke kota-kota besar di Semenanjung Malaysia.

Rohman mengatakan SKS berencana untuk memperluas layanannya secara regional ke Asia Tenggara dan Tiongkok Selatan dalam jangka panjang.

Menteri Perhubungan Wee Ka Siong mengatakan, peluncuran SKS akan mendongkrak pariwisata dalam negeri. Ia mengatakan bandara Malaysia mengalami peningkatan kehadiran penumpang menyusul pembukaan kembali secara progresif perbatasan-perbatasan negara itu.

Wee mengatakan Malaysia hanya mencatat 11 juta lalu lintas penumpang udara tahun lalu, namun jumlahnya meningkat dalam dua bulan terakhir 2021. Ia mengatakan lalu lintas penumpang udara diperkirakan meningkat sebanyak 45 persen tahun ini dari angka prapandemi, yakni hampir 120 juta pada 2019. VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top