Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kesehatan Warga

Masalah Gizi Belum Terpecahkan

Foto : Koran Jakrta/Muhamad Ma'rup

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono

A   A   A   Pengaturan Font

Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran, masih 22 orang. Sedangkan prevalensi stunting yang merupakan salah satu penilaian status gizi Indonesia kurang lebih 26 persen. Angka tersebut masih berada di atas Myanmar, Malaysia, Brunei, Vietnam, Thailand, dan Singapura.

JAKARTA - Indonesia masih menghadapi permasalahan kesehatan yang persisten, termasuk status gizi masyarakat. Masalah tersebut hingga kini belum terpecahkan. Demikian Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, di Jakarta, Senin (27/12).

Menurutnya, angka harapan hidup pada kelahiran di Indonesia masih berkisar 71 tahun. Ini berdasarkan survei pada 2018. "Angka itu masih lebih rendah dibanding Australia, Amerika, Asia Timur, dan Pasifik," katanya saat launching SSGI Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kota/Kabupaten 2021.

Dia mengatakan, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup masih 22 orang. Sedangkan prevalensi stunting yang merupakan salah satu penilaian status gizi di Indonesia kurang lebih 26 persen. Angka itu masih berada di atas Myanmar, Malaysia, Brunei, Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Pada 2019, kata dia, ada 50 provinsi yang memiliki prevalensi stunting (tengkes) di atas rata-rata nasional, 27,7 persen. Artinya, setengah dari anak-anak di provinsi tersebut menderita tengkes. Dante mengatakan, pada 2018-2019, Kemenkes mengevaluasi tengkes. Ada pergeseran kelompok usia dengan kasus tertinggi, serta penurunan prevalensi pada kelompok usia lebih muda.

"Kalau dilihat pada 2018, maka usia stunting yang paling banyak usia 12 sampai 23 bulan. Tetapi pada 2019 bergesr menjadi 24 dan 35 bulan," katanya. Di sisi lain, kata Dante, kelompok usia 0-11 bulan menurun pada tahun 2018 dan 2019. "Penurunan kelompok umur tersebut harus diperhatikan. Kita harus lakukan intervensi yang lebih akurat lagi," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top