Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Maroko Telah Membuat Langkah Mustahil

Foto : MANAN VATSYAYANA / AFP

Rayakan Gol I "Striker" Maroko, Youssef En-Nesyri (Tengah) merayakan gol pertama dengan rekan satu timnya saat pertandingan perempat final Piala Dunia Qatar 2022 antara Maroko versus Portugal di Stadion Al-Thumama, Doha, Sabtu (10/12).

A   A   A   Pengaturan Font

DOHA - Warga Maroko berkumpul di Casablanca dan sejumlah tempat lainnya, Sabtu malam, merayakan keberhasilan tim nasional sepak bola mereka yang membuat sejarah di Piala Dunia dengan masuk ke semifinal. Kini, mereka juga siap melanjutkan membuat sejarah dengan berusaha mencapai final. "Maroko telah membuat langkah yang mustahil. Kini kami menginginkan Piala itu," ujar salah satu warga Maroko, Mouad Khairat, 29.

Ada juga perayaan di dunia Arab dan Eropa setelah Maroko mengalahkan Portugal 1-0 di Qatar untuk menjadi tim Afrika atau Arab pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia. "Tim yang luar biasa. Stamina luar biasa. Pencapaian luar biasa," kata Ilham El Idrissi, seorang wanita Casablanca berusia 34 tahun.

Dia tidak sendirian memuji tim yang berjuluk Singa Atlas yang akan menghadapi juara bertahan, Prancis, untuk memperebutkan satu tempat di final Piala Dunia Qatar 2022. "Saya pikir sedang bermimpi. Cubit saya! Sungguh kebanggaan yang besar. Saya berterima kasih kepada mereka dari lubuk hati," kata Mouad Khairat, 29, seorang eksekutif di sebuah call center.

Khairat kembali mengulangi bahwa tim Maroko telah berhasil melakukan hal yang mustahil. Kini, dia menginginkan piala tersebut sekarang. Sementara itu, juara bertahan Prancis mengalahkan Inggris 2-1 dalam laga perempat final Piala Dunia Qatar 2022, Minggu (11/12) dini hari WIB. Di laga itu, Harry Kane gagal mengeksekusi penalti. Hasil laga babak delapan besar lain, Maroko menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia.

Prancis akan menghadapi Maroko di semifinal yang berlangsung Rabu (14/12) setelah sundulan Olivier Giroud membuktikan perbedaan di Stadion Al Bayt. Dalam pertandingan yang menegangkan, gol Aurelien Tchouameni membuka skor di menit ke-17. Tapi, Kane membawa Inggris menyamakan kedudukan dari titik penalti di awal babak kedua.

Inggris adalah tim terbaik untuk sebagian besar pertandingan, tetapi Giroud mencetak gol pada saat yang paling penting. Dia melewati Harry Maguire untuk memasukkan bola ke gawang di menit ke-78 dan golnya yang ke-53 untuk Prancis. Saat Inggris mati-matian mencari gol penyama, harapan mereka dihidupkan ketika Theo Hernandez mendorong Mason Mount dan wasit memberikan tendangan penalti setelah tinjauan VAR.

Tapi, Kane menembak bola terlalu tinggi di atas mistar gawang, dan Inggris kehilangan kesempatan membawa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu. "Kami memberi mereka sedikit harapan dengan dua penalti, tetapi dengan hati dan nyali kami mempertahankan hasil ini," ujar pelatih Prancis, Didier Deschamps. "Ini luar biasa karena pertandingan besar melawan tim Inggris yang sangat bagus," sambungnya.

"Kami harus menikmatinya, semifinal Piala Dunia adalah sesuatu yang luar biasa," tandasnya. Pelatih Inggris, Gareth Southgate, mengatakan para pemainnya telah bermain bagus. "Saya rasa mereka tidak bisa memberi apa-apa lagi. Mereka bermain sangat baik melawan tim top. Margin yang bagus," ujar Southgate.

Paling Bersemangat

Pendukung Maroko yang paling bersemangat dan bertaruh di pihak mereka untuk mencapai semifinal Piala Dunia sebelum turnamen dimulai. Maroko mengalahkan Portugal yang diperkuat Cristiano Ronaldo 1-0 lewat gol sundulan Youssef En-Nesyri di babak pertama. Mereka kini melangkah lebih jauh dari tim Afrika mana pun di Piala Dunia.

Maroko, peringkat 22 dunia sebelum turnamen dimulai, telah melampaui tiga tim Afrika lainnya untuk mencapai semifinal, Kamerun 1990, Senegal 2002, dan Ghana 2010. Ronaldo, yang masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, tidak mampu menyelamatkan timnya. Usai peluit panjang berbunyi, dia berjalan menyusuri terowongan menyeka air matanya.

Pemain berusia 37 tahun yang bersama Lionel Messi telah mendominasi sepak bola dunia selama dua dekade terakhir, kemungkinan memainkan pertandingan Piala Dunia terakhirnya. Dia setelah membuat penampilan internasional ke-196 untuk menyamai rekor dunia di Stadion Al Thumama, Doha. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top