Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Meskipun BWF telah secara resmi meminta maaf, para pemain Indonesia tetap menuntut pertanggungjawaban yang jelas. BWF ­harusnya bisa menjadi penengah dan pelindung atlet, bukan "melepas" begitu saja.

Markus Cs Tetap Tuntut Pertanggungjawaban BWF

Foto : ANTARA/Muhammad Iqbal

tiba di tanah air I Sekjen PB PBSI Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo (kiri) menyapa para pebulutangkis All England Indonesia setibanya dari Inggris di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (22/3) malam. Tim All England Indonesia kembali ke Tanah Air lebih cepat setelah dipaksa mundur dari kejuaraan All England karena kedapatan satu pesawat dengan penumpang yang positif Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menyatakan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) telah menyampaikan permintaan maaf kepada Indonesia atas insiden penarikan timnas dari All England 2021.
Menpora menyebutkan permintaan maaf tersebut tidak hanya ditujukan kepada timnas bulu tangkis, tetapi juga segenap masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait di Indonesia.
"Presiden BWF Poul Erik secara resmi meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Pemuda dan Olahraga, PBSI, Presiden RI dan seluruh pihak terkait. Bagi BWF, Indonesia adalah negara besar untuk cabor (cabang olahraga) bulu tangkis, yang menjadi ikon kebanggaan bangsa di pentas dunia," ujar Menpora melalui pernyataan pers virtual, Senin (22/3) malam.
Dalam surat resmi yang diterima Kemenpora, BWF menyadari telah melakukan kesalahan, dan bahwa kondisi pandemi memaksa tindakan yang tidak menyenangkan itu terjadi dan menimpa tim Indonesia.
BWF berkomitmen akan memperbaiki kesalahan dan melakukan persiapan lebih terukur agar kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
"Poul (Presiden BWF) tahu bahwa bulu tangkis adalah olahraga kebanggaan Indonesia. Bahkan saat ia masih menjadi atlet, ia sempat merasakan kehangatan dan suasana pertemanan dengan atlet-atlet Indonesia," sambung Menpora.
Kasus tersebut menjadi perhatian besar bagi pemerintah, mengingat bulu tangkis merupakan salah satu dari 14 cabor yang masuk dalam "grand design" olahraga nasional, sehingga pemerintah punya kepentingan untuk menyelesaikan masalah itu.
Menanggapi permintaan maaaf BWF tersebut, atlet ganda putra Marcus Fernaldi Gideon meminta BWF agar melakukan persiapan lebih matang. "Persiapan harus lebih matang. Takutnya nanti kalau ada kejadian seperti ini lagi, mereka (BWF) cuma minta maaf tanpa ada pertanggjungjawaban yang pasti. Jangan hanya cuma minta maaf lalu urusannya dianggap selesai, harusnya tidak seperti itu," ujar Marcus.
Atlet senior ganda putri Greysia Polii juga menilai BWF tidak memahami posisinya selain menjadi organisasi induk dan panitia. Pada masa pandemi, BWF juga berperan sebagai penengah antara otoritas kesehatan negara penyelenggara dan atlet.
Pada kasus penarikan timnas dari All England, BWF seharusnya bisa melindungi atlet dari kebijakan kepada Badan Layanan Kesehatan Inggris (NHS) yang terkesan dipaksakan untuk membawa timnas ke hotel isolasi.
"BWF adalah pelindung, dan kami (atlet) adalah aset mereka yang harus dinaungi. Mereka harus bisa lebih bertanggung jawab dengan respon mereka saat diarahkan NHS. Misalnya saat dikeluarkan dari hall, seharusnya ada pembicaran dua arah lebih dulu dengan manajer tim. Tapi di kejadian kemarin mereka main paksa dan memutuskan sepihak," jelas Greysia.
Dalam kesempatan itu timnas juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada PBSI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di London, media nasional, serta masyarakat Indonesia yang mencurahkan bantuan serta dukungan kepada mereka.

Ingin Bangkit
Usai insiden di All England tersebut, pihak PBSI melalui Listyo Sigit Prabowo selaku Sektretari Jenderal, menyerukan kebangkitan.
Listyo Sigit yang juga Kapolri itu menyebut kontingen Indonesia di All England memiliki mental juara.
"Pejuang tangguh (adalah) yang mampu bangkit saat menghadapi permasalahan, sebab siapa yang mampu bangkit dialah yang memiliki mental juara dan rekan-rekan kita memiliki itu semua," ujar Listyo Sigit dalam penyambutan di Bandara Soekarno-Hatta, Senin malam. ben/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top