![Manufaktur RI Kontraksi, Lapangan Kerja Ikut Menyusut](https://koran-jakarta.com/images/article/manufaktur-ri-kontraksi-lapangan-kerja-ikut-menyusut-240802003221.jpg)
Manufaktur RI Kontraksi, Lapangan Kerja Ikut Menyusut
![Manufaktur RI Kontraksi, Lapangan Kerja Ikut Menyusut](https://koran-jakarta.com/images/article/manufaktur-ri-kontraksi-lapangan-kerja-ikut-menyusut-240802003221.jpg)
YB Suhartoko Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya Jakarta - Penurunan kinerja manufaktur bisa berdampak pada penyerapan tenaga kerja. Kalau banyak yang menganggur, otomatis konsumsi masyarakat terganggu, dan bisa mengganggu target pertumbuhan kita.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, YB Suhartoko, mengatakan demanufakturisasi di Indonesia masih terlalu dini. Kontribusi sektor manufaktur terhadap pertumbuhan ekonomi mengalami kecenderungan penurunan.
Padahal, industri manufaktur mempunyai peran kunci dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. "Oleh karena itu, demanufakturisasi harus dicegah," tegas Suhartoko.
Dia menerangkan penyebab menurunnya industri manufaktur adalah adanya yang kemajuan teknologi informasi dan platform-platform digital, terutama untuk perdagangan menyebabkan sektor jasa meningkat luar biasa.
Sektor jasa perdagangan relatif mudah dalam pengelolaannya dan permodalannya dibanding manufaktur. Akibatnya terjadi pergeseran dari industri manufaktur ke jasa perdagangan yang nilai tambahnya rendah.
Kenaikan harga sumber daya alam (SDA) dan kebutuhan dana investasi yang rendah menjadi alasan praktis untuk ekspor sumber daya alam yg rendah nilai tambahnya. "Oleh karena itu, upaya pemerintah dalam hilirisasi perlu didukung dan diawasi agar demanufakturisasi tidak semakin cepat," katanya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya