Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mantap, Dunia Pelayaran Nasional Optimistis Hadapi Resesi 2023

Foto : FOTO ANTARA/Nikolas Panama

Kapal Baruna rute Tanjungpinang-Batam dan sebaliknya, parkir di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kepri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Seperti banyak sektor lainnya, saat ini industri pelayaran nasional tengah dihadapkan situasi sulit. Meski demikian pelaku usaha pelayaran nasional optimistis dan tetap waspada menghadapi ancaman resesi global pada 2023.

Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA mengatakan di tengah pemulihan setelah diterjang badai Covid-19, kini pelayaran nasional harus siap menghadapi ancaman resesi global pada 2023.

Resesi membayangi ekonomi beberapa negara. Penyebabnya cukup kompleks, mulai dari perang Rusia-Ukraina yang memicu krisis pangan, energi dan finansial. Sejalan hal tersebut, pengetatan kebijakan moneter di banyak negara untuk menjaga laju inflasi juga telah membuat resesi semakin nyata.

"Namun begitu kami optimistis ekonomi nasional akan kuat menghadapi kondisi global. Hal ini seiring dengan proyeksi banyak lembaga terhadap ketahanan Indonesia hadapi situasi ekonomi tahun depan," kata Carmelita dalam siaran persnya, Jumat (25/11).

Dia menambahkan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh positif 5 dan 5,1 persen pada 2023, sedangkan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh berkisar 4,6 hingga 5,3 persen pada 2023.

Untuk itu, Carmelita menilai sektor pelayaran nasional tidak akan terlalu terdampak dari sentimen negatif kondisi ekonomi pada 2023. Mungkin saja, sambungnya, jika terjadi penurunan kegiatan ekspor di tahun depan maka akan berdampak pada kegiatan kapal angkutan ekspor impor dan kapal feeder.

Namun begitu, kata Carmelita hingga Oktober lalu nilai ekspor Indonesia masih tetap tumbuh positif. BPS mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang Januari-Oktober 2022 mencapai US$244,14 miliar atau naik 30,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$230,62 miliar atau naik 30,61 persen.

Pada sektor angkutan kontainer di domestik masih akan tumbuh positif mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional di tahun depan.

"Adapun pada sektor curah kering batu bara, masih akan tumbuh positif meski tidak secemerlang sebelumnya, seiring dengan kebutuhan batu bara di dalam negeri, begitu juga dengan kebutuhan ekspor. Kementerian ESDM menyebutkan, kebutuhan batu bara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sekitar 161,15 juta ton batu bara pada 2023 mendatang, atau meningkat dari 2022 yang mencapai 130 juta ton. Adapun produksi batu bara pada 2023 ditargetkan bisa mencapai 694 juta ton," katanya.

Berikan Dampak

Di sisi lain, kata Carmelita, kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) yang tengah digenjot pemerintah juga sedikit banyak akan memberikan dampak terhadap angkutan curah kering. Kebijakan hilirisasi SDA akan memberikan nilai tambah bagi ekspor Indonesia di masa mendatang, dan dari sisi pelayaran nasional di domestik, hilirisasi SDA ini juga menjadi peluang adanya peningkatan muatan karena adanya angkutan raw materials ke smelter.

"Sementara itu, perdagangan minyak dunia mengalami peningkatan signifikan sebagai akibat dari pemulihan ekonomi selepas Covid-19. Volume diperkirakan meningkat 3 persen pada 2022, walaupun masih sedikit lebih kecil dibandingkan sebelum Covid-19 yang mencapai 5 persen," katanya.

Pada 2023, volume perdagangan minyak diperkirakan akan memingkat sebesar 2 persen, dengan potensi peningkatan ton mile akibat perubahan pola dan rute pedagangan sebesar 6 persen. Dari sisi suplai, penambahan tonase tidak terlalu signifikan yang masih mencerminkan sentimen permintaan rendah karena Covid-19, serta perubahan persyaratan teknologi dan tingginya harga pembangunan kapal baru.

"Jadi ancaman resesi pada 2023 mungkin akan berdampak bagi pelayaran nasional, tapi selama konsumsi domestik kita masih tumbuh, maka dampaknya tidak signifikan. Kita meski optimis, tapi harus bersikap waspada atas situasi ekonomi tahun depan," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top