Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mampukah Inggris Menuntaskan Perjuangan?

Foto : Adrian DENNIS / AFP

Inggris akan menantang Spanyol di final Piala Eropa 2024 I Penyerang Inggris, Harry Kane (atas) berselebrasi merayakan gol bersama Ollie Watkins saat pertandingan semifinal UEFA Euro 2024 antara Belanda versus Inggris di BVB Stadion, Dortmund, Kamis (11/7). Inggris akan menantang Spanyol di final Piala Eropa 2024 yang berlangsung hari Senin (15/7) dini hari.

A   A   A   Pengaturan Font

DORTMUND - Setelah lolos ke final dengan susah payah dan perjalanan kurang cemerlang, mampukah timnas Inggris menuntaskan perjuangan mengejar jaura Piala Eropa 2024? Inggris melaju untuk menghadapi Spanyol di final Piala Eropa 2024 yang berlangsung hari Senin (15/7) dini hari.

Laju The Three Lions ke partai puncak dibantu oleh drama dan penampilan terbaik untuk mengalahkan Belanda 2-1, Kamis dini hari WIB. Ollie Watkins menjadi pahlawan yang tidak terduga bagi Three Lions. Striker Aston Villa itu mencetak gol kemenangan di injury time, di Dortmund. Watkins hanya bermain 20 menit dalam lima pertandingan sebelumnya.

Sering dicemooh karena kegagalannya mengubah permainan dengan memasukkan pemain pengganti, pelatih Inggris Gareth Southgate dapat menikmati pujian di Dortmund. Pergantian pemain yang dilakukannya memberikan dampak menentukan.

"Kita semua ingin dicintai, bukan? Jadi, ketika saya melakukan sesuatu untuk negara dan bangga menjadi orang Inggris. Ketika tidak merasakan itu kembali dan yang saya baca hanyalah kritik, itu sulit," ujar Southgate.

Dengan kemenangan tampaknya terlepas dari genggaman tim asuhannya setelah babak pertama yang dominan, Southgate mengganti Harry Kane dan Phil Foden dengan Watkins dan Cole Palmer 10 menit sebelum waktu berakhir. Kedua pemain pengganti ini bekerja sama. Watkins menerima umpan dari Palmer dan menembak rendah, tapi keras ke sudut jauh untuk membawa Inggris ke final turnamen besar pertama tanpa menjadi tuan rumah.

Spanyol akan menjadi favorit untuk laga final setelah laju La Furia Roja yang hampir sempurna melalui bagian undian yang sulit. Dia mengalahkan tuan rumah Jerman dan Prancis dalam prosesnya. Jalan Inggris menuju final jauh lebih berliku dan sulit.

Namun setelah bertahan lewat gol penyama kedudukan di akhir pertandingan melawan Slovakia dan Swiss di dua putaran sebelumnya, Inggris akhirnya memiliki kekuatan untuk bertahan melawan Belanda. Southgate mengatakan jelang pertandingan bahwa mentalitas para pemainnya telah berubah dari rasa takut akan kegagalan menjadi terinspirasi oleh apa yang bisa terjadi di akhir pekan ini.

Bangkit

Untuk pertandingan ketiga berturut-turut Inggris harus bangkit dari ketinggalan saat tendangan keras pemain Belanda Xavi Simons menyenangkan pendukung. Mereka telah mengubah tembok kuning yang terkenal Dortmund menjadi oranye malam itu setelah laga berlangsung tujuh menit.

Namun, jika karakter para pemain asuhan Southgate terlihat di saat-saat akhir melawan Slovakia dan Swiss untuk menjaga harapan tetap hidup di turnamen ini, kali ini responsnya langsung. Kane menguji Bart Verbruggen sebelum memenangkan penalti kontroversial untuk Inggris.

Kane gagal mengeksekusi penalti penting melawan Prancis di Piala Dunia 2022. Tapi kali ini tidak menunjukkan tanda-tanda gugup untuk menendang penalti. Bola ditendang rendah tapi keras melewati Verbruggen. Gol itu membuat Kane bersaing dalam perebutan Sepatu Emas dengan tiga gol. Gol keenam Kane di babak sistem gugur juga mencetak rekor baru Piala Eropa.

Didorong oleh gol penyama, tim Inggris yang tampak lamban dalam lima pertandingan tiba-tiba menunjukkan alasan The Three Lions dijagokan sebagai favorit turnamen sebelum kick off. Pergantian formasi Southgate sejak perempat final untuk menempatkan Foden dan Jude Bellingham bermain di peran sentral seperti saat keduanya bermain di Manchester City dan Real Madrid tiba-tiba membuahkan hasil.

Foden sejauh ini harus hidup di bawah bayang-bayang Bellingham di Piala Eropa, meskipun memenangkan penghargaan pemain terbaik Liga Inggris dalam kemenangan gelar City. Kali ini Foden adalah pemain andalan. Dia merobek pertahanan Belanda dengan sentuhan halus.

Dumfries menggagalkannya untuk mencetak gol pertamanya di turnamen ini. Cadangan energi Inggris setelah dua kali perpanjangan waktu diuji di babak kedua yang jauh lebih tenang. Namun Southgate belajar dari kekalahan dari Kroasia di semifinal Piala Dunia 2018 dan final Piala Eropa 2020 melawan Italia dengan menyuntikkan energi segar dari bangku cadangan.

Dia diberi hadiah dengan final Piala Eropa kedua berturut-turut dan kesempatan untuk mengakhiri 58 tahun penantian gelar bagi Inggris di Berlin. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top