Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Makin Panas! AS Tuduh Tiongkok Lakukan Kampanye Disinformasi Soal Uighur

Foto : VOA/AP

Sejumlah warga etnis Uighur beribadah di Masjid Id Kah di Kashgar, Xinjiang, pada 19 April 2021.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anggota diaspora kelompok Muslim minoritas Uighur menyambut baik laporan yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tentang upaya Tiongkok memanipulasi opini global mengenai kawasan Xinjiang yang terletak di bagian barat wilayah negara tersebut. Namun, kelompok tersebut mengatakan pendekatan yang dilakukan oleh Tiongkok itu bukanlah hal yang baru.

Menurut laporan VOA, Jumat (26/8), Direktur Eksekutif "Campaign for Uyhgurs" yang berkantor di Washington DC, Rushan Abbas, mengatakan "kami telah menyoroti kampanye disinformasi Tiongkok tentang genosida Uighur selama bertahun-tahun." Ia menambahkan, "merupakan hal yang menggembirakan melihat Departemen Luar Negeri AS akhirnya mengakui masalah yang ada, dan mengonfirmasinya melalui laporan yang tepat waktu ini."

Laporan yang dirilis pada Rabu (24/8) itu, menuduh Tiongkok berusaha untuk "mencerabut," meminggirkan dan melecehkan mereka yang kritis terhadap perlakuan Tiongkok pada Uighur.

Laporan berjudul "Upaya RRT Memanipulasi Opini Publik Global tentang Xinjiang" menyatakan bahwa Beijing secara aktif berusaha mendominasi diskusi global tentang Xinjiang dan mendiskreditkan laporan yang berasal dari sumber-sumber independen.

Menurut laporan tersebut, taktik yang digunakan Beijing sama dengan "represi transnasional digital." Laporan itu juga mencantumkan trolling dan cyberbullying sebagai metoda untuk membungkam perbedaan pendapat.

AS juga menuduh Tiongkok menyangkal kritik dari sumber-sumber media independen, dengan memperkuat "cerita positif…." Untuk melawan tuduhan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan."

Banyak negara dan organisasi HAM di Barat menuduh Tiongkok telah melakukan genosida, kerja paksa, dan secara sewenang-wenang menahan sekitar satu juta warga Muslim-Turki yang sebagian besar warga Uighur, di kamp-kamp pendidikan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top