Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Israel-Hamas

Majelis Umum PBB Serukan Perdamaian di Timur Tengah

Foto : ANGELA WEISS/AFP

Sekjen PBB, Anfonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Majelis Umum PBB menyerukan upaya perdamaian untuk mewujudkan keamanan dan stabilitas berkelanjutan di Timur Tengah. Solusi dua negara antara Israel dan Palestina adalah "satu-satunya cara" untuk memutus lingkaran konflik, kekerasan, dan penderitaan yang tiada akhir.

Seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/11), dalam Sidang Majelis Umum PBB yang bertujuan membahas krisis di Timur Tengah, Presiden Sidang ke-78 Majelis Umum PBB, Dennis Francis, mengatakan guna mewujudkannya perlu bekerja lebih keras membangun konsensus yang diperlukan untuk perdamaian.

"Ini berarti membuka jalan baru untuk dialog langsung antarpihak, menumbuhkan rasa hormat terhadap resolusi Majelis Umum, dan mendukung semua upaya yang didasarkan pada perjanjian sebelumnya," kata Francis dalam pertemuan Majelis Umum PBB, di New York, AS, Selasa (28/11).

Diplomat asal Trinidad dan Tobago itu menyambut baik jeda kemanusiaan sementara di Jalur Gaza, yang memungkinkan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas. Namun, dia menegaskan jeda kemanusiaan saja tidak cukup.

Francis menyerukan perlakuan manusiawi dan pembebasan segera semua sandera, tanpa syarat.

"Saya mengulangi seruan saya untuk gencatan senjata kemanusiaan jangka panjang sehingga makanan, air, dan bantuan medis yang sangat dibutuhkan bisa menjangkau semua orang di Jalur Gaza dan wilayah lain yang terdampak," ujar dia.

Gencatan Senjata Penuh

Sementara itu, Sekjen PBB, Anfonio Guterres, mendorong gencatan senjata penuh di Jalur Gaza dan mengatakan jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas tidak menyelesaikan masalah utama.

"Pertama-tama, saya ingin mengatakan jeda kemanusiaan merupakan langkah ke arah yang benar. Ini merupakan simbol harapan, tetapi itu tidak menyelesaikan masalah utama yang kita hadapi," kata Antonio Guterres dalam konferensi pers dengan Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki.

"Oleh karena itu, kami menekankan perlunya gencatan senjata kemanusiaan yang mengarah pada pembebasan sandera tanpa syarat dan segera, serta kemungkinan memberikan bantuan kemanusiaan secara efektif kepada seluruh warga di Gaza, di mana pun mereka tinggal," tambahnya.

Qatar pada Senin malam mengumumkan kesepakatan untuk memperpanjang jeda kemanusiaan empat hari awal selama dua hari tambahan, untuk memungkinkan pertukaran sandera lebih lanjut.

Sementara itu, Wakil Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Najat Rochdi, menyuarakan keprihatinan mengenai kemungkinan eskalasi konflik yang meluas di Suriah, di tengah situasi perang yang berlangsung di Jalur Gaza.

"Kami masih sangat prihatin mengenai kemungkinan potensi eskalasi yang lebih luas di Suriah," kata Rochdi dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Selasa.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top