Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mahuchikh asal Ukraina Juara Dunia Lompat Tinggi

Foto : Ben Stansall / AFP

Yaroslava Mahuchikh raih medali emas I Peraih medali emas, Yaroslava Mahuchikh dari Ukraina merayakan dengan bendera nasional dan medali setelah final lompat tinggi putri dalam Kejuaraan Atletik Dunia di National Athletics Centre, Budapest, Senin (28/8).

A   A   A   Pengaturan Font

BUDAPEST - Yaroslava Mahuchikh mengakhiri Kejuaraan Atletik Dunia dengan mengamankan medali emas pertama Ukraina, Senin (28/8). Di perlombaan lain, Jakob Ingebrigtsen, menunjukkan ketangguhannya untuk mempertahankan gelar nomor lari 5.000 m.

Hari terakhir ajang yang berlangsung di Budapest, Hungaria itu, Mary Moraa dari Kenya mematahkan rekor dunia milik atlet Amerika Serikat, Athing Mu, di nomor lari 800 m putri.

Sama seperti Ingebrigtsen yang menunjukkan ketangguhan setelah kecewa karena gagal meraih medali emas nomor 1.500 m kejuaraan dunia kedua berturut-turut, hal sama juga dialami Femke Bol dari Belanda.

Lebih dari sepekan setelah terjatuh jelang garis finis dengan medali emas di depan mata nomor lari estafet 4x400 m campuran, Bol tampil impresif melewati pelari Inggris dan Jamaika. Dia mengamankan gelar untuk tim estafet 4x400m putri Belanda.

Di nomor yang dilombakan di lapangan, Neeraj Chopra dari India meraih emas lempar lembing putra untuk menambah mahkota dunia itu ke gelar Olimpiade yang telah diraihnya. Di nomor lompat tinggi, Mahuchikh, meraih kemenangan dengan lompatan setinggi 2,01m. Juara bertahan asal Australia Eleanor Patterson finis di posisi kedua.

Rekan senegaranya Maryna Bekh-Romanchuk gagal meraih emas nomor lompat jangkit di awal kejuaraan ketika atlet Venezuela Yulimar Rojas melakukan upaya terakhir yang menakjubkan. "Saya harus memenangkan medali emas ini untuk negara dan rakyat Ukraina yang masih berjuang demi perdamaian," ujar Mahuchikh.

"Berkat mereka, kami memiliki kemungkinan untuk bersaing di arena internasional dan mengibarkan bendera," sambungnya. Di nomor lari 5.000 m, Ingebrigtsen harus berjuang keras untuk melewati atlet Spanyol Mohamed Katir. Saat melewati garis finis, dia mengepalkan tinju dan meletakkan jari di pelipisnya. "Gelar ini sangat berarti setelah kalah lagi di nomor 1.500 m," ujar atlet asal Norwegia itu.

Pahit-Manis

Dia belum berada dalam kondisi terbaik, namun punya motivasi dan mendapat dukungan besar. Secara keseluruhan pekan ini terasa pahit dan manis. Dia tidak senang karena gagal dan belum pernah mengalaminya. Tapi ini adalah cara yang baik untuk mengakhirinya.

Katir menerima kekalahannya karena mengalami peningkatan setelah hanya meraih medali perunggu tahun lalu. "Saya memberikan semuanya kali ini," ujarnya. Di nomor lain, Moraa melompati garis finis dengan kegembiraan. Keely Hodgkinson dari Inggris yang berada di peringkat kedua setelah Moraa di Commonwealth Games tahun lalu. Dia sekali lagi harus puas dengan medali perak seperti diraih di Olimpiade Tokyo dan final kejuaraan dunia tahun lalu.

"Setelah perunggu tahun lalu, saya ingin meningkatkan hasil dan melakukannya," ujar Moraa. Semua orang yang tampil di final begitu cepat. Dia tahu harus menyelesaikannya dengan cepat. Mpraa bangkit dari ketertinggalan dan berhasil melakukannya.

Sementara itu, atlet India, Chopra, mengatakan mimpinya menambahkan gelar juara dunia ke mahkota Olimpiade terwujud setelah menang dengan lemparan terbaik sejauh 88,17 m. Dia akan memiliki lebih banyak follower di India. Chopra sudah memiliki 6,3 juta pengikut di Instagram. Tapi dia mengakui, tidak sering menggunakan media sosial.

"Ada begitu banyak orang India. Saya pikir setelah kemenangan ini akan ada lebih banyak orang yang mem-follow," sambungnya. Winfred Mutile Yavi, atlet Kenya kelahiran Bahrain, meraih kemenangan nomor lari halang rintang 3.000 m putrid. Dia mengalahkan dua mantan rekan senegaranya. Amerika yang menyelesaikan kejuaraan dunia dengan medali emas lari estafet 4x400m putra, menduduki puncak klasemen. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top