Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Keuangan

Mahathir Mohamad Minta Bantuan Tiongkok

Foto : AFP/HOW HWEE YOUNG

MAHATHIR Kunjungi Tiongkok l Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad (kiri), berjabatt tangan dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang usai menggelar konferensi pers di Balai Rakyat Tiongkok, Senin (20/8).

A   A   A   Pengaturan Font

BEI JING - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, meminta bantuan pemerintah Tiongkok untuk menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi negaranya. Malaysia ingin Beijing mendukung rencana revisi kerjasama proyek-proyek besar dengan Tiongkok yang ditandatangani oleh pendahulu Mahathir.

Pemimpin berusia 93 tahun yang menjabat kembali sebagai perdana menteri setelah menang dalam pemilihan umum secara mengejutkan pada Mei itu, mengecam sejumlah kesepakatan yang dijalin dengan BUMN Tiongkok oleh pemerintahan Najib Razak.

Pemerintah Mahathir telah menangguhkan proyek-proyek senilai lebih dari 22 miliar dolar AS, termasuk pembangunan jalur utama kereta api. Dalam waktu lima hari ke depan, dia berjanji akan mempersoalkan isu terkait dengan beberapa kesepakatan yang dianggap tidak adil.

Selama konferensi pers yang dilakukan bersama Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, di Balai Besar Rakyat di Beijing, Mahathir menyampaikan ungkapan terima kasih pada Tiongkok karena telah setuju untuk meningkatkan impor produk pertanian dari Malaysia, seperti durian.

Dia juga mengharapkan lebih banyak kerjasama yang bisa diwujudkan dengan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"Saya percaya Tiongkok akan secara simpatik menyikapi masalah yang kami hadapi dan akan membantu kami dalam menyelesaikan beberapa masalah keuangan kami," ujarnya, Senin (20/8).

Dalam pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, senin sore, Mahathir juga mengingatkan agar negara-negara kaya seharusnya tidak menggunakan keunggulan mereka untuk mengeruk keuntungan dari negara berkembang dan terbelakang.

"Ada versi baru kolonialisme yang terjadi, karena negara-negara miskin tidak dapat bersaing dengan negara-negara kaya dalam perdagangan bebas yang terbuka. Proses perdagangan itu juga harus adil," ujar dia.

Sementara Li menyatakan, pihaknya berharap agar kedua negara akan mencapai keseimbangan dalam hubungan perdagangan mereka.

Najib dituduh telah membuat kesepakatan kilat, dengan imbalan Beijing akan melunasi utang yang disebabkan skandal keuangan besar-besaran, yang membuat mantan pemimpin itu jatuh.

Pekan lalu, Mahathir menyatakan akan berusaha membatalkan atau merubah isi perjanjian dengan Tiongkok sebelumnya. Dia menekankan "Penghematan anggaran adalah yang paling penting bagi kami," tegas dia.

Selain jalur kereta yang akan memanjang dari perbatasan Thailand ke Kuala Lumpur, pemerintah Malaysia telah menangguhkan beberapa proyek dukungan Tiongkok seperti membangun jaringan pipa. Mahathir mengatakan, hampir semua pembayaran pekerjaan itu telah dilunasi tetapi hanya sebagian kecil yang selesai.

Saat ini Mahathir sedang berusaha mengurangi utang nasional Malaysia, yang telah menggelembung menjadi sekitar 250 miliar dolar AS.

AFP/SB/AR-3

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top