Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ahli Asia Tenggara dari UIN Syarif Hidayatullah, Prof Sudarnoto Abdul Hakim, tentang Politik Malaysia

"Mahathir Akan Penuhi Janjinya Berkuasa 2 Tahun"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Yang lebih menarik lagi, sang penantang mantan PM Mahathir Mohamad yang memimpin Koalisi Pakatan Harapan yang dibangun bersama empat partai, yakni Partai Keadilan Rakyat atau PKR, DAP, Partai Amanah Negara, dan Partai Pribumi Bersatu Malaysia.


Untuk mengupas bagaimana perkembangan politik Malaysia di bawah kepemimpinan Mahathir yang sudah 92 tahun dan bagaimana peran Anwar Ibrahim,

Koran Jakarta mewawancarai ahli Asia Tenggara dari UIN Syarif Hidayatullah yang pernah menulis buku Pergumulan Politik Malaysia Kontemporer Jalan Terjal Anwar Ibrahim (2015), Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Senin (21/5), berikut petikannya.


Bagaimana Anda melihat perkembangan politik Malaysia kini?


Hasil akhir pemilu memperlihatkan penurunan suara sangat drastis dari Barisan Nasional dengan penyangga utama UMNO sejak koalisi ini memegang kekuasaan puluhan tahun.

Sebaliknya, pemilu awal Mei 2018 itu menunjukkan prolehan suara sangat tinggi dari Koalisi Pakatan Nasional, yang mampu memanfaatkan situasi dan kondisi rakyat Malaysia saat ini.


Mengapa PM Najib Razak dengan dukungan penuh Barisan Nasional kalah?


Saya melihat, rakyat Malaysia mulai muak dengan kepemimpinan Najib. Apalagi kebijakan politik yang blunder terhadap lawan politiknya, Anwar Ibrahim, memicu kebencian.

Tuduhan-tuduhan yang dialamatkan pada Anwar Ibrahim, yang membuat dipenjara, dinilai rakyat tidak masuk akal. Rakyat semakin jengah.


Lalu, mengapa Mahathir harus berkoalisi dengan Anwar Ibrahim yang masih mendekam di penjara?


Meski di penjara, Anwar sangat populer. Konsistensinya terhadap kepentingan bangsa Malaysia melalui kritik tajam yang dialamatkan kepada PM Najib membuatnya makin populer. Mahathir "terpaksa" harus menggandeng Anwar untuk bersatu guna menumbangkan Najib yang dinilai sudah melenceng.


Bukankah Anwar juga pernah didepak dan dipenjara Mahathir ketika berkuasa?


Benar. Inilah politik, lawan kadang menjadi kawan dan saat ingin menjatuhkan Najib, Mahathir mau tidak mau harus bersekutu dengan Anwar.

Apalagi, Anwar menerima tawaran ini dan tidak dendam pada Mahathir. Karena itu, saya melihat ajakan Mahathir pada Anwar sebagai bentuk pertobatan Mahathir karena telah melakukan kesalahan politik di masa memerintah.


Kemudian, apakah Mahathir akan memenuhi janjinya berkuasa hanya dua tahun, lalu menyerahkan kursi PM pada Anwar Ibrahim?


Saya berpandangan, Mahathir akan memenuhi janjinya. Jika tidak, dia akan blunder lagi, dikritik habis oleh Anwar dan juga rakyat Malaysia. Koalisi yang dibangunnya juga akan pecah jika Mahathir ingkar janji.


Kemenangan Mahathir dengan Koalisi Pakatan Harapan bisa disebut sebagai reformasi?


Ya, ini reformasi konstitusional. Reformasi melalui pemilu yang sah. Karena itu, Mahathir kini harus membuka kran demokrasi tidak boleh lagi menerapkan kebijakan yang berpedoman pada pendekatan keamanan seperti dulu.


Kemudian, apakah Mahathir akan memenuhi janjinya berkuasa hanya 2 tahun, lalu menyerahkan kursi PM pada Anwar Ibrahim?


Saya berpandangan, Mahathir akan memenuhi janjinya. Jika tidak, dia akan blunder lagi, dikritik habis oleh Anwar dan juga rakyat Malaysia. Koalisi yang dibangunnya jug akan pecah jika Mahathir ingkar janji.


Terakhir, apakah proses politik di Malaysia berpengaruh ke Indonesia?


Saya melihat justru kekuatan figur Anwar Ibrahim lebih berpengaruh di Indonesia, sebab dia dinilai lebi h reformis ketimbang Mahathir yang dianggap senagai 'murid Soeharto." suradi/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top